Chereads / Meet In Paris / Chapter 23 - BAB 23

Chapter 23 - BAB 23

SUDAH TERLANJUR SAKIT

Semakin dekat dengan Chika, Rio seperti melupakan Alex. Lelaki itu justru mengambil kesempatan saat dekat dengan Chika.

Hal itu tidak lepas dari pengamatan Alex. Namun Alex justru membiarkan itu. Bukan karena tidak lagi ada rasa, baginya melihat Chika ada yang menjaganya sudah cukup membuat Alex bhgia.

"Gue benar-benar terlhat seperti laki-laki bodoh yang membiarkan orang yang di cintai dekat dengan orag lain."

"bahkan untuk menemuinya saja rasanya sangat enggan sekali," ujar Alex.

Jkia di dunia ini aku di berikan pilhan yang mungkin akan membuat keadaanya jauh lebih baik, mungkin aku akan memlih ppilihan itu.

Sayangnya hanya ada dua pilihan dan keduanya itu membuat aku sangat hancur, bahkan aku sudah seperti kehilangan alur hidupku. Yang aku rasakan saaat ini seperti abu-abu, tidak ada warnya cerah yang mampu membuat si abu-abu itu menemukan kebahagiaanya.

"Chika, gue selalu nunggu saat-saat pertemuan gue sama elo. Dan gue sangat berharap pertemuan itu akan terkesan indah. Namun, rupanya Tuhan mempunyai cara lain sehingga kita di pertemukan pada saat yang kurang tepat menurutku. Hingga aku dan kamu seperi dua orang asing yang tak saling mengenal."

Di sisi yang berbeda, Chika pun sedang melamunkan Alex. Rasa kecewanya rupanya telah menututpi kerinduannya pada Alex. Hinnga gadis itu justru tersiksa dengan perasaanya sendiri. Bukan ini yang Chka mau, ia hanya ingin hidup seperti teman-teman yang lainnya yang tidak terbebani dengan kisah masa lalu.

"kenapa siih Lex, kenapa gue gak bisa buat lupain elo. Kenapa nama elo itu masih aja terlukis indaah di dalam ingatan gue, di hati gue bahkan sedetik pun gue gak bisa buat lupain elo. Gue terlalu sayang sama elo Lex, bahkan saat gue berusaha benci sama elo seperti sekrang ini perasaaan itu justru semakin kuat," ucap Chika.

Gadis itu tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik malam ini, fikirannya hanya tertuju pada Alex yang dengan tega telah membohonginya.

Saat Chika hendak meletakan laptopnya pada meja belajarnya, gadis itu mendengar suara bel dari pintu apartemennya.

"malam-malam gini siapa sih yang datang ke apartemen gue," ujar Chika.

Gadis itu kemudian berajak untuk membukakan pintu. Namun, betapa terkejutnya karena ternyata tidak ada siapa pun di luar.

"aneh, gak ada siapa-siapa," tukas Chika.

Gadis itu pun bermaksut untuk menutup kembali pintu apartemennya. Namun, ia terkejut saat melihat benda cantik yang tergeletak di bawah.

"apaan ini," ucapnya sembari merih benda itu.

Setelah mengambil benda itu Chika kembali ke kamarnya. ia penasaran dengan isi benda itu.

"bungkusnya unik sih, tepi apa isinya juga seunik ini?" tanya Chika dlam hati.

Gadis itu melanjutkan memmbuka bungkus itu. Setelah terbuka betepa terkejutnya Chika karena isi di dalamnya hanya sebuah surat.

"apaan sih, gue kira isinynya itu benda yang unik gitu, eh gak taunya surat."

"pengirimnya mungkin salah alamat kali, " tebak Chika.

Namun, setelah gadis itu membuka isi suratnya ia terkejut karena suurat itu memanglah untuknya. Dan tulisan iitu juga i sangat hafal.

"ngapain dia ngirimin gue surat, kalau mau jelasin kan dia bisa langsung datang aja kesini gk usah pakai cara-cara seperti ini. Ini benar-benar bikin gue maki ilfil aja deh," ujar Chika dengan ketus.

*Isi Surat*

To Chika, gadis yang tak pernah lepas dari ingatanku...

Mungkin kamu menganggap ini sangat aneh atau bahkan lebay. Aku tau kamu tidak suka hal seperti ini, tapi perlu kamu tau hal konyol seperti apa pun rela aku lakuin asal aku bisa mendapatkan maaf dari kamu.

Aku tau kamu pasti sannngat kecewa dengan aku, tapi aku juga tidak bisa menyulap agar kamu bisa langsung tidak kecewa terhadpaku.

Aku tau aku memang salah Chika, aku tau akan sangat mahal maafmu untukkku. Tdak apa, akku bisa memaklumi itu semua. Tapi satu hl yang perlu kamu tau kalau aku melakukan ini semua bukan tanpa alasan. Dan untuk alasannya itu aku memang belum bisa menceritakannya kepadamu.

Suatu saat nnti kamu pasti akan tau apa alasankku meninggalkan kamu selama ini.

From : Alexander yang selalu mencintaimu...

"Alex! Gue bahkan gak tau apa yang harus gue katakan. Apa yang harus gue lakukan, semua ini terasa sangatmenyakitkan buat gue."

"mungkin penantian selama satu tahun itu bagimu hanya sebentar, tapi bagiku itu sangatlah lama. Tersiksa dengan perasaan yang sudah terikat, kamu fikira aku baik-baik aja selalma ini."

Tangis Chika kembali pecah, tidak ada yang dapat mewakili kesedihannya saat ini selain terus mengeluarkan air mata. Karena saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah itu.

"andai kamu tau Lex, setiap malam aku selalu berdoa kalau kita akan di pertemukan kembali dan tidak akan terpisahkan lagi. Tapi setelah kamu tega membohongiku, doa itu aku ganti Lex. Aku berdoa agar Tuhan menghapus ingatanku tentang kamu, karena mengingatmu hanya membuatku sakit," ucap Chika.

Gadis itu melipat kembali surat dari Alex dan meletakannya di laci. Ia berusaha menetralkan kembali perasaannya.

"gue gak boleh lemah, sebelum kenal Alex gue juga baik-baik aja. Jadi gue harus bisa tetap baik-baik aja meskipun hati gue sakit."

Pagi telah menjemput dengan sinarnya yang hangat, yang kemudian membangunkan Chika yang maasih tertidur lelap. Gadis itu masih berada di bawah selimut tebalnya, masih meemjamkan matanya yang sepertinya enggan untuk terbangun.

Sementara waktu sudah menunjukan pukul 06.30. sudah siang, seharusnya Chika sudah bangun karena hari ini dia ada kuliah pagi.

Alarm yang di bunyikannya pun tidak berhenti berbunyi, tanda kalau belum ada yang menekan tombol off pada bagia belakang jam itu.

"uhhhh, jam berapa sih sekarang kok kayaknya udah siang banget ya," ujar Chika.

Gadis itu kemudian bangkit dari tidurnya dan segera berlalu ke kamar mandi. "ohh rupanya ini sudah sangat siang, jam pertamaku sudah berlalu pasti" ucap Chika yang sempat melihat jam di atas nakasnya.

Gadis itu tetap melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Ia harus segera berengkat ke kampus, karena ada pelajaran kedua yang sebenatar lagi akan di mulai.

"gue gak boleh telat, masak iya dua-duanya mata peajaran gue hari ini harus berlalu. Enggak! Niat gue kesini adalah untuk kuliah. Gue gak boleh mengecewakan ayah sama ibu yang udah selalu suprot gue," ujar Chika.

Hanya ketika mengingat kedua orang tuanya maka Chika akan kembali bersemangat.

Ia telah selesai berganti pakaian dan telah siap untuk berangkat ke sekolah. Maka dengan sekuat tenaga chika berlari dari apartemennya menuju kampusnya.

"lo kenapa ngos-ngosan gitu?" tanya Rio.

"gue habis lari Yo, gue kira jam pelajaran kedua udah hampir habis," sahut Chika.

"makanya kalau bangun itu yang pagi. Bucin sih elo kebanyakan micin," goda Rio.

"wahh sial nih anak, berani ya lo goda gue begitu," ketus Chika.

'udah yuk ah masuk kelas, entar telat lagi. Di hukum lagi nanti sama dosen," ajak Rio.

Kuduanya pun kemudian masuk ke dalam kelas dan pelajaran pun di mulai.