29. Kata tanpa terucap
Di saat hati sakit, saat fikiran telah kalap. Gadis itu termenung di bawah remang-remang lampu Taman yang berada tidak jauh dari Apartemennya.
Tidak jauh di sana berdiri juga laki-laki yang tidak asik.
"Gue bodoh banget sih," rutuk Chika. Kenapa hanya ingin melupakan saja tidak bisa. Kenapa nama itu masih tersimpan indah di dalam lubuk hati terdalamnya.
Tangan gadis itu sesekali mengusap cairan bening yang berhasil lolos dari pelupuk matanya.
"Gue benci dengan sakit hati, gue juga benci dengan perasaan ini yang masih saja tetap ada meskipun berkali-kali telah di torehkan luka!" ujar Chika.
Ucapannya itu begitu pilu di dengan oleh Rio. Laki-laki yang berdiri tidak jauh dari tempat Chika berada saat ini adalah Rio.
"Andai aku bisa mengubah air matamu itu dengan senyuman dengan cinta yang ku punya," lirihnya.