Chereads / Meet In Paris / Chapter 27 - Bab 27

Chapter 27 - Bab 27

27. kehancuran

Lagi-lagi Alex mendapatkan chat dari dua orang itu. Dan lagi-lagi isinya meremehkannya.

"sial, gue gak seemah itu. Di kira mentang-mentang meraka udah bisa gebukin gue kemarin mereka merasa kalau sudah memang gitu?" tanya Aelx dalam hatinya. "enggak! Gue belum kalah."

Laki-laki itu membanting ponselnya di atas kasur. Ia pun tidak berhenti mengumpat dan menyumpahi dua orang penghancur hidupnya.

"Abbas dan Ansel, tunggu gue pasti akan membongkar kebusukan kalian. Gue akan membuat kalian malu semalu-malunya," ujar Alex yakin.

Tekadnya memanglah sangat besar untuk membuat Abbas dan Ansel menyesal. Ia tidak akan melepaskan mereka sebelum mereka merasakan akibat dari perbuatannya.

Melangkah masuk ke dalam kamar mandi, laki-laki itu secepat mungkn menyelesaikan mandinya. Ia ingin segera keluar mencari tau keberadaan Abbas dan juga Ansel.

Meskipun dendam mugkin tidak akan menyelesakan sebuah permasalahan, setidaknya dengan melihat dendamnya terbalas aka merasakan kepuasaanya.

Sejujurnya yang Alaex ingin tau adalah alasan mengapa kedua orang itu menyuntikan narkoa ke dalam tubuhnya. Sedangkan Alex pun tidak mengenal mereka berdua sama sekali.

Andai waktu dapat berputar alex tidak akan datang ke tempat itu. Tempat yang mengantarkannya pada kehancuran. Hingga membekas dendam di dlam hati.

Setelah selesai mandi Alex segera berganti pakaian dan kembali menyamar sebagai Jordan. Meskipun awalnya penyamaran itu hanya untuk Chika tapi ia berikir itu berguna juga untuk hal ini.

Alex sudah berada di sebuah Mall besar yang ada di kota ini. Sembari mengutak atik ponselnya ia terus berjalan mengeliling Mall itu.

Menuru t keterangan lokasi terakhir yang mereka datangi adalah di sini. Maka dari itu Alex memulai pencariannya di sini.

"gue harus dapatkan informasi yang sedetail mungkin tentang mereka," gumam Alex.

Benar saja baru 5 menit Alex berada di Mall ini yang Alex cari langsung melihat mereka yang sedang asyik minum coffe di Foodcourt.

"nah, itu dia bajingan yang udah sengaja buat hancurin hidup gue!" ujar Alex.

Laki-laki iitu ingin sekali mendekat dan menghajar keduanya, tapi kemudian ia sadar kalau dengan cara itu adalah bukan yang terbaik. Yang ada masalah akan semakin bertambah dan merambat kemana-mana.

"sabar Lex, lo tahan emosi lo. Semua ini gak bisa lo hadapin dengan cara gegabah. Lo pasti akan nemuin solusinya kok tapi bukan dnegan cara menghajar mereka saat ini," ujarnya menenangnkan diri sendiri.

Jika sedang dakam keadaan emosi gini Alex jadi ingat Chika. Gadis itu selalu saja bisa membuatnya untuk meredakan kembali emosinya.

Jika hidup hanya tentang komitmen, maka tidak akan ada maaf yang pernah terucap. Karena maaf hanya menunda seseorang untuk kembali melakukan kesalahannya.

Terlihat Chika tengah berjakan memasuki Foodcourt. Gadis itu sendirian dan langsung memesan satu cup coffe kemudian pergi setelah mendapatkannya.

Dan benar saja, jika hati telah menyatu kita akan merasakan apa yang tengah di rasakan oleh pasangan kita. Semacam felling yang sangat kuat dan menuntun kita untuk berada di dekatnya.

"dan kamu mendengarnya Chika, kamu mendengar bisikan hatiku," ujar Alex.

Dengan langkah yang sengaja di buat lebar Alex berjalan keluar Foodcourt mencari keberadaan Chika.

"orang bilang kalau sering ketemu itu namanya jodoh," ujar Alex setelah menemukan Chika.

"bulshit, itu hanya kebetulan saja!" sahut Chika tanpa menoeh ke sumber suara.

"yakin kalau kamu gak percaya mitos itu?" tanyanya lagi.

"yakinlah," jawabnya yang belum menayadari kehadiran Alex.

"coba deh kamu nengok ke belakang," perintah Alex. "yakin kalau aku jodohnya kamu bakalan nolak?" tanyanya lagi.

"Alex! Kok kamu bisa ada di sini sih," cetus Chika.

"loh sangat mudah bukan aku berada di sini, ini adalah Foodcourt dan aku akan membeli makanan di sini," jawab Alex.

"maksut aku di sini, di tempat ini!" ujar chika yang mulai geram.

"di tempat ini, ku menemukanmu." Bukannya menjawab lelaki itu malah merancau.

"kamu pasti mau bilang pertamaku menemukanmu kan, basi udah ke tebak kali dari nada bicaranya kalau itu lagu," ujar Chika.

"enggak, orang aku gak mau ngomong itu juga, yang barusan bilang itu kan kamu malahan," sahut Alex.

"ah ya udah lah, aku cabut aja!" ujar Chika.

"ehh jangan dong, kita ke sana dulu yuk," uajr Alex semabri menunjuk sungai Seine.

"mau ngapan kesana, udah malam juga" protes Chika.

"bentar aja, Seine indah banget tau kalau di lihat pas malam gini," jelas Alex. Ia berharap Chika tidak menolak ajakannya.

"ya udah deh ayo," sahut Chika yang akhirnya menyetujui ajakan Alex.

Dan benar saja, emosinya langsung mereda begitu saja saat ia melihat senyum yang melebar dari bibir Chika.

Melihatmu tersenyum kembali, entah mengapa itu menjadikan semangat yang baru untukku. Semangat untuku segera menyelesaikan masalahku dan kembali berada di sampingmu, rasanya aku sudah sangat tidak sabar menantikan hari itu.

"Alex, kok bengong ayo sini," teriak Chika.

"iya," jawab Akex. Ia pun kemudian langsung mendekat ke tempat Chika berada.

"ngapain bengong nikmatin ajalah pemandangan malam ini, belum tentu malam-malam berikutnya akan seperti ini," ujar Chika.

"iya ini aku lagi menikmatin kok."

Kamu benar Chika, bahkan mungkin di malam-malam selanjutnya apaah aku bisa melihatmu tertawa dengan lepas lagi seperti ini atau awan mendung yang tak pernah berkahir yang aku lihat di malam-malam selanjutnya.

"thank's ya, kamu udah mau nemenin aku malallm ini. Aku kira ku gak akan dapetin kesempatan ini lagi," ucap Alex.

"iya, sama-sama. In juga kebetulan kita lagi ada di Foodcourt yang sama tadi. Ya udah yok balik udah malam juga," ajak Chika.

"ya udah yok kalau elo emang udah kepengen balik."

Mereka berdua pun kemudian berjalan menuju arah ke Apertemen mereka.

"sekali lagi Thank's ya, aku harap masih ada kesempatan yang lainnya lagi untuk kita ketemu dan duduk berdua seperti tadi." Setelah berucap Alaex pun langsung masuk ke dalam unitnya. Begitu pun dengan Chika, setelah ia sampai di depan pintu Apartemennya pun ia juga langsung masuk.

"apaan sih, jangan baper deh lo Chik. Jangan dengerin kata-kata dia sebelum lo dapat jawaban dan penjelasan yang lo tunggu selama ini," ujar Chika teguh dengan tekadnya.

Hatinya mungkin sakit ketika ia harus bersikap seolah-olah seperti oramg asing pada Alex. Tapi hatinya akan jauh lebih sakit lagi ketika ia tidak mendapatkan penjelasan yang ia butuhkan.

Wanita itu lemah akan perasaanya karena ia mencintai seseorang itu dengan hatinya, jadi sekali sakit hati dan kecewa rasa sakitnya itu akan terus terasa bahkan ketika sudah mulai memaafkannya.

"maaf Lex, aku hanya lagi gak bisa aja buat lama-lama dekat sama kamu. Walaupun sebenarnya aku juga merasa sangat bahagia dan sedikitnya rinduku terobati."