Lu Jingqing kembali ke vila ketika sudah pukul enam petang.
Keluarga Lu memang layak disebut sebagai keluarga kaya di kota Yucheng. Sebelum Fu Zhi menggerakkan sumpitnya, ia melihat banyak hidangan pada umumnya yang terhidang di meja makan. Belum lagi abalon dan lobster, ada empat hidangan lainnya dan satu mangkok besar sup yang dijamin rasanya pasti sangat nikmat.
Bagi Fu Zhi semua hidangan yang ada di hadapannya ini adalah pemandangan yang sangat bagus dan membuatnya merasa puas.
Lu Jingqing melihat putrinya yang makan dengan lahap dan tidak berbicara untuk waktu yang lama. Dengan sedikit merasa ragu, ia pun mengambil sepotong iga dengan menggunakan sumpit kemudian memasukkannya ke dalam mangkuk Fu Zhi, "Makan yang banyak. Kamu masih bisa membeli beberapa makanan di rumah, kamu terlalu kurus."
Mulut gadis kecil itu terisi penuh dengan bakso ikan, pipinya tampak memerah dan menggembung. Lalu tatapannya tertuju pada sumpit yang ada di mangkuknya, kemudian ia menatap orang yang memberinya iga itu, dengan tatapan yang berbinar. Ia pun berkata dengan suara samar, "Terima kasih, Papa."
Suara Fu Zhi dengan mulut yang penuh makanan itu, bagi Li Jingqin terdengar begitu menggemaskan. Lu Jingqing tertegun sejenak karena melihat Fu Zhi yang begitu menggemaskan, namun ia tidak bisa menahannya, lalu ia menyumpit sepotong daging ayam dan memasukkannya lagi ke mangkuk Fu Zhi.
Xu Wei yang sedang makan sup ikan untuk menyehatkan otaknya juga melihat wajah kecil, lengan kecil dan kaki kecil Fu Zhi, "Papamu benar, Zhizhi memang terlalu kurus."
Xu Wei pun mengangguk setuju, dan ia mulai bernostalgia, "Kamu tidak tahu, ketika Kakak Tertuamu masih kecil, pada umumnya anak kecil yang gemuk sampai dagunya terlihat ganda, tapi waktu itu Kakakmu sampai lapis tiga, berat badannya sama sekali tidak pernah mengecewakanku."
Fu Zhi hanya diam, namun dalam hati ia membatin, jadi?
Jadi, Xu Wei bicara demikian karena terlalu sedih putrinya yang terlalu kurus. Ia pun segera berdiri, lalu menuangkan satu piring iga asam manis ke dalam mangkuk Fu Zhi.
Fu Zhi yang sudah makan nasi di mangkuk pun ingin bicara, namun ia mengurungkan niatnya. Ini tidak sesederhana itu. Batin Fu Zhi.
Kemudian Fu Zhi memperhatikan mangkuknya yang penuh dengan iga. Karena mangkuknya kecil, iga itu ada sebagian yang jatuh di atas meja.
Fu Zhi sedikit merasa sungkan untuk menolak. Xu Wei pun melihatnya sekilas dan mengusap kepala putrinya, "Papa dan Kakakmu bisa makan yang lain, kamu tidak usah pedulikan mereka."
Tapi masalahnya… Kemudian Fu Zhi pun berkata, "Aku sudah kenyang."
"Baru makan setengah mangkuk sudah kenyang? Ayo makan lagi." Ucap Xu Wei sambil mencubit wajah kecil Fu Zhi, dan bergumam, "Kamu tahu, yang kurus ini bahkan tidak memiliki dagu ganda!"
Melihat Xu Wei akan memberinya sesuatu untuk dimakan lagi, Fu Zhi langsung dengan menghentikannya, "Sudah cukup."
Xu Wei melihatnya dengan tatapan bingung, kemudian Fu Zhi berkata lagi, "Saat aku kecil juga juga memiliki tiga lapis dagu.."
Bukankah tiga lapis dagu? Saat kecil dulu, aku juga memilikinya. Batin Fu Zhi.
Xu Wei hanya terdiam. Kini ia tidak berhasil membiarkan putrinya makan lebih dari dua mangkok, seketika ekspresinya menjadi kaku. Kemudian Xu Wei pun tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ia hanya bisa tersenyum dengan terpaksa.
Akhirnya Fu Zhi pun merasa sedikit lega. Sebenarnya, makan malam keluarga Lu untuk lima orang. Saat Bibi Sun datang untuk membersihkan piring, Xu Wei melihat peralatan makan milik putra sulungnya dan mengeluh kepada suaminya, "Kapan putramu bisa pulang? Aku sedikit merindukannya."
Lu Jingqing yang sedang menundukkan kepalanya untuk melihat layar ponselnya, dan ia baru sadar bahwa telah melewatkan beberapa panggilan tak terjawab.
Itu telepon dari rumah lama keluarga Lu. Sepertinya ada sesuatu yang mendesak. Sehingga Lu Jingqing pun langsung menekan tombol untuk menghubungi kembali, ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menenangkan istrinya, "Jangan khawatir. Setelah dia kehabisan uang di kartu banknya, dia pasti akan pulang."
Xu Wei berpikir sejenak, setelah memahaminya, ia pun mengangguk dengan senang.
Namun ekspresi wajah Fu Zhi justru sebaliknya, ekspresi wajahnya terlihat sedikit kaku.
Aku bingung bagaimana mengatakannya, melihat dari cara Kakak tertua menghabiskan uang, sepertinya jika tidak ada kecelakaan, dia tidak pernah kembali ke rumah meski di kehidupan selanjutnya.