Chereads / Ramuan Sang Pewaris / Chapter 23 - Menanam Pakcoy

Chapter 23 - Menanam Pakcoy

Setelah tiba di vila keluarga Lu, Fu Zhi kembali ke kamarnya dan segera membuka paketnya. Ada delapan kardus paket, termasuk tanaman pot, benih dan obat tradisional Tiongkok yang dibungkus dengan rapi.

Fu Zhi mengambil gambar dengan ponselnya, kemudian membuka Wechat, dan mencari foto profil berwarna hitam, lalu mengirim gambar pada orang itu. Ia tidak melihat lagi apa tanggapan orang itu, dan ia pun langsung mengeluarkan tiga botol kecil dari dalam kardus. Setelah itu ia pun turun ke lantai bawah dan menyerahkannya kepada Xu Wei dan Lu Yushen.

Barang yang diberikan Fu Zhi kepada kedua orang tua angkatnya itu adalah botol putih kecil dengan pola biru tua. Xu Wei pun mengambil botol tersebut. Ia menyukai benda kecil seperti ini. Kemudian ia pun mengocoknya dengan lembut, ia baru menyadari bahwa di dalamnya ada sesuatu. Lalu ia bertanya, "Zhizhi, apa ini?" Sambil bertanya, ia juga memutar gabusnya.

Setelah terdengar suara 'ctak', botol porselen itu terbuka, kemudian memancarkan aroma samar dari dalam. Baunya manis dan tidak enek, namun baunya tercampur dengan beberapa bahan obat tradisional Tiongkok.

"Baunya enak sekali. Apakah kamu membeli gula kacang secara online?" Xu Wei mencubit pil gula putih yang ada di tangannya itu, lalu ia mendekatkan pada hidungnya dan menghirup aromanya. Aroma ringan dalam pil gula itu membuatnya merasa lebih nyaman.

"Itu tidak dibeli secara online." Kata Fu Zhi sambil menggelengkan kepalanya, nada bicaranya terdengar sangat lembut, "Ini adalah obat tradisional Tiongkok, tetapi Mama bisa menjadikannya sebagai gula kacang. Yang Mama pegang itu jenis untuk mengatur emosi, darah dan kecantikan. Untuk Papa dan Kakak bisa menenangkan, menyegarkan dan menghilangkan kelelahan. Pil ini telah diuji oleh negara dan tidak memiliki efek samping pada tubuh manusia."

Setelah terdiam selama beberapa saat, Fu Zhi pun berkata kembali, "Rasanya manis, cobalah. Jika menurutmu terlalu manis, aku akan membuatnya lagi untuk Mama."

Setelah itu Xu Wei pun memasukkan kacang gula yang ada di tangannya itu ke dalam mulutnya dengan ekspresi senang di wajahnya. Rasa manisnya seketika langsung menyebar di ujung lidah. Rasanya bukan yang sangat enak, tapi juga bukan tidak enak.

Xu Wei menyentuh wajahnya, dan tatapan matanya terlihat cerah, "Zhizhi, Mama pikir kulit Mama jauh lebih baik!"

"Efek obatnya tidak secepat itu."

Fu Zhi pun sangat tenang, "Mama jangan terlalu senang, itu hanya efek psikologis yang sangat umum."

Xu Wei hanya diam, namun dalam hati ia berkata, aku hanya ingin memujimu!

Kemudian Xu Wei menurunkan kelopak matanya, "Oh..."

Xu Wei pun menatap putra keduanya dan berkata, "Kamu juga harus mencobanya, rasanya sangat enak!"

Setelah rehabilitasi sore hari, kondisi mental Lu Yushen tidak terlalu baik. Lu Yushen memiliki jenis kulit putih yang tidak terlalu sehat, fitur wajahnya halus, matanya sipit namun terlihat sayu. Sekarang ia membuka botol porselen itu, dan tatapannya berkedip sambil melihat ke arah Fu Zhi.

Saat Lu Yushen melihat Fu Zhi hanya membujuk Xu Wei, ia pun menipiskan bibir karena merasa sedikit tertekan. Kemudian ia pun menundukkan kepalanya dan menatap gula itu dengan tatapan yang serius.

Sebelum Lu Jingqing pulang ke rumah, semua anggota keluarga itu duduk di meja makan sambil menunggunya.

Tiba-tiba Fu Zhi teringat dengan benih dan tanaman di dalam kotaknya yang baru saja diangkut dari laboratorium. Kemudian ia pun berkata, "Aku lihat ada tanah tandus yang dikelilingi oleh pagar di halaman depan. Apa aku boleh menggunakannya untuk menanam bunga dan tanaman yang lain?"

Apapun permintaan putrinya, bahkan jika meminta bintang di langit pun Xu Wei pasti akan menurutinya, hanya saja...

"Memangnya vila kita memiliki tanah tandus di depan?" Tanya Xu Wei yang lumayan kebingungan.

Fu Zhi berkata dengan lembut, "Saat aku pulang, aku melihat ladang penuh rumput mati di dekat air mancur."

"Ah, begitu, ya..."

Xu Wei terlihat mengerti, dan akhirnya ia pun menyetujuinya. Karena saat ini merasa sangat senang, seolah di dalam hatinya sudah penuh dengan bintang-bintang.

Tunggu!

Tanah tandus? Rumput mati?!

Xu Wei seketika langsung melebarkan matanya dan membuka mulutnya. Ia baru teringat sesuatu, dengan merasa sedih ia berkata, "Tanah itu sudah Mama tanami pakcoy..."

Fu Zhi hanya diam. Kemudian ia melihat Xu Wei bicara dengan ekspresi membeku, alisnya pun terangkat dengan kuat.

"Mungkin aku berjalan terlalu cepat, jadi aku tidak melihat dengan jelas." Ucap Fu Zhi tidak ingin membuat hati Xu Wei merasa kecewa, "Aku tidak terlalu paham tentang perbedaan warna sayuran hijau."