Chereads / Ramuan Sang Pewaris / Chapter 22 - Kamu Hebat

Chapter 22 - Kamu Hebat

Lu Yumo dan Zhou Tingting berbicara singkat tentang percintaan mereka, setelah itu ia langsung pergi.

Di dalam kelas, teman-teman Zhou Tingting seperti telah mendapatkan tamparan yang keras. Kemudian mereka dengan penuh amarah berkata, "Memangnya kenapa dengan sepatu edisi terbatas itu? Apa istimewanya? Buat apa pamer kepada kami, seolah-olah kami tidak punya saja di rumah!"

"Tadi kita bertanya, dia tidak bicara. Jika dari awal dijelaskan, siapa juga yang mau membuang waktu bicara dengan gadis desa seperti dia!"

Tian Nuo juga melihat ke arah Fu Zhi dengan wajah yang kesal bercampur aduk. Mana mungkin diriku bisa memakai barang edisi terbatas seperti milik Fu Zhi yang berasal dari desa?

Perbedaan di antara mereka berdua cukup kontras, namun sepertinya Fu Zhi adalah anak yatim piatu yang malang tanpa ibu!

Tian Nuo merasa cemburu dan kesal, kemudian ia berkata sambil mencibir, "Memakai baju bagus pun pemberian dari Nyonya Lu, bukan dia sendiri yang bisa membelinya, memangnya apa yang bisa disombongkan!"

Su Qing pun berusaha untuk menengahi dan bicara dengan suaranya yang kecil, "Tapi, sepatu Zhou Tingting juga pemberian dari Lu Yumo."

"Su Qing!"

Tian Nuo pun tidak terima, "Kamu gila, ya! Apa keadaan mereka berdua bisa disamakan?'

"Selain sepatu Fu Zhi yang mahal dan edisi terbatas, tidak ada bedanya dari sisi manapun..."

Tian Nuo tersedak, tatapannya tertuju pada wajah Zhou Tingting yang terlihat sangat malang, seketika ia pun langsung marah, "Kamu bisa diam, tidak!"

Sekali bicara, kamu hanya bisa mengatakan yang sebenarnya!

Su Qing ketakutan dan terkejut, seperti kelinci kecil yang meringkuk.

Kemudian Fu Zhi mendongakkan kepalanya dan menatap Tian Nuo dengan tatapan yang dingin, "Sudah cukup marahnya?"

Nada bicara Fu Zhi terdengar sedikit lebih tinggi, dingin dan terburu-buru. Matanya yang gelap itu menatap ke arah Tian Nuo sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja hingga membut sebuah irama.

Apa?

Apa Fu Zhi akan memukul orang di sini?

Jantung Tian Nuo rasanya seperti ingin melompat keluar. Kemudian dengan cepat ia melangkah mundur, namun tatapan matanya masih terus tertuju pada Fu Zhi yang sedang mengambil sebuah buku paket dari tempat duduknya.

"..."

Tian Nuo pun hendak bereaksi. Karena ia memiliki asuransi, sehingga ia tidak perlu merasa takut pada apapun!

Tian Nuo pun membuka mulutnya, tetapi sebelum ia membuka mulutnya, Zhou Tingting tiba-tiba mendekat dan berdiri di depannya, kemudian ia menatap Fu Zhi, "Kita semua teman sekelas, kami hanya bercanda padamu. Kamu tidak seharusnya bersikap dingin pada Tian Nuo, kan?"

Fu Zhi pun menanggapi, "Yang namanya bercanda itu, aku dan dia saling tertawa bahagia, apa kamu tadi melihatku tertawa?"

Raut wajah Zhou Tingting seketika langsung terdiam membeku. Tatapan matanya tertuju pada semua teman sekelasnya yang melihatnya dengan tatapan sangat tidak setuju. Ketika mereka baru saja akan menjelaskan beberapa kalimat dengan mata merah, namun bel tiba-tiba berbunyi dan tidak lama kemudian Guru Bahasa akan segera masuk ke ruangan ruang kelas sambil membawa cambuk, "Pelajaran kali ini menulis karangan, kalian duduk dan kerjakan dengan benar, karangan yang bagus akan dinilai komite sekolah."

"Zhou Tingting, saya bilang tolong duduk kembali ke tempat duduk masing-masing, apa kamu tuli? Kenapa kamu masih berdiri di sana? Apa ingin menghalangi jalannya pelajaran?"

Zhou Tingting seketika langsung terdiam saat mendengar ucapan sang guru.

-

Pukul 17.30 sore haarii, saat ini para murid mulai pulang sekolah.

Saat itu Fu Zhi sedang berada di dalam mobil keluarga Lu, dan Xu Wei sedang sibuk menelepon seseorang.

"Telepon tidak dijawab, pesan tidak dibalas, orangnya juga tidak muncul. Dia bilang akan belajar dengan baik, aku sendiri tidak tahu apa aku masih bisa melihatnya lulus sekolah selama hidupku."

"Kenapa dia sangat mengkhawatirkan? Apa aku masih belum menjadi ibu yang baik?"

"Sudah, sampai sini saja. Putrimu ada di dalam mobil, setelah pulang nanti aku akan memberitahumu."

Yang mereka bicarakan adalah Lu Yumo.

Xu Wei yang sejak dari tadi sudah merasa cemas hanya bisa memutus sambungan telepon. Sedangkan Fu Zhi yang duduk di samping Xu Wei pun menoleh dengan perasaan sedikit khawatir.

Xu Wei yang semula sedang dalam suasana hati buruk, namun semua itu langsung sirna setelah ia menatap putrinya. Ia menyentuh kepala Fu Zhi dan berkata, "Mama baik-baik saja, Zhizhi senang bersekolah hari ini? Aku dengar dari Kakak Sepupumu, guru kelas 3-1 sangat baik. Jika kamu belajar dengan guru-guru ini, kamu pasti akan masuk ke universitas yang bagus!"

Dalam benaknya, Xu Wei membayangkan hari ini putrinya menjalani hari yang begitu indah. Namun ia tidak tahu bahwa Fu Zhi secara pribadi dipindahkan ke kelas 3-21.

Ketika Xu Wei berbicara sampai di sini, Fu Zhi diam sejenak. Setelah berpikir beberapa saat, ia pun berbisik, "Sebenarnya, tempat di manapun untuk belajar sama saja." Fu Zhi sama saja tidak akan mendengarkan pelajaran meski berada di kelas manapun.

"Bagaimana bisa sama? Seorang guru yang baik harus melakukan persiapan yang lebih untuk ujian masuk perguruan tinggi!" Xu Wei menyematkan rambut Fu Zhi yang bertebaran ke bagian belakang kepalanya, "Kelas satu adalah kelas unggulan. Para pengajar sekolah yang bagus cenderung mengajar di kelas itu. Aku dan Papamu berharap kamu bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik!"

Ucapan Xu Wei ini membuat Fu Zhi tiba-tiba tidak mampu mengatakan apapun.

Lebih baik berusaha mendapatkan peringkat pertama dalam ujian terlebih dahulu, dengan begitu jika Mama tahu aku pindah kelas, dia tidak akan merasa kecewa.

Ketika mengobrol dengan putrinya, Xu Wei tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, "Oh iya, di rumah hari ini menerima beberapa paket. Begitu Mama melihat paket itu atas namamu, Mama memindahkannya ke kamarmu."

Setelah terdiam beberapa selama saat, Xu Wei berkata dengan nada sengaja, "Aku memindahkannya sendiri, aku juga menahan perasaan untuk tidak membukanya!"

Fu Zhi melihat tatapan mata Xu Wei yang tampak berbinar. Jika saja Xu Wei memiliki ekor, sudah pasti ekor itu akan bergerak-gerak. Kemudian ia pun memberi pujian, "Mama hebat!"

Entah kenapa, Xu Wei teringat dengan emoticon yang akhir-akhir ini terkenal di internet. 'Kamu sangat hebat!'

Bagaimana aku membalasnya?

Xu Wei berpikir sejenak, ia tiba-tiba mengerti, kemudian melihat Fu Zhi dengan tatapan yang senang dan berkata dengan nada yang gembira, "Oke!"

"..."