Saat itu Su Qing sedang memegang pena, kemudian dengan hati-hati ia menusuk bungkus teh susu yang ada di atas meja, lalu ia memberikannya kepada Fu Zhi. Teh susu yang berisi mutiara itu aromanya sangat harum. Ini adalah segelas teh susu yang belum sempat Su Qing minum.
Fu Zhi melihat Su Qing, kemudian ia sedikit memiringkan kepalanya.
Su Qing pun langsung menundukkan kepalanya dengan rendah, "Ini sangat enak, aku berikan ini kepadamu."
Saat Su Qing merasa Fu Zhi tidak menjawab, ia pun dengan gugup meremas ujung bajunya dan berkata dengan tersendat, "Be… Besok aku akan memakai masker, kamu jangan takut."
Fu Zhi pun langsung meletakkan ponselnya di laci, kemudian ia bicara dengan nada sangat ringan, "Apa?"
Wajah kecil Su Qing tampak memerah, lalu ia mendongakkan kepalanya dengan kedua mata yang memerah seperti kelinci kecil yang ketakutan.
Ketika Su Qing melihat Fu Zhi, saat itu Fu Zhi juga sedang menatapnya.
Fitur wajah gadis kecil itu cantik, tetapi ada bekas luka dari ujung hidung hingga bibirnya. Sudut-sudut mulutnya bengkok seperti bekas robek, layaknya foto yang tanpa sengaja menjadi bengkok saat di edit.
Su Qing terlahir dengan bibir sumbing. Ia sudah beberapa kali melakukan operasi, namun hingga saat ini ia masih belum sembuh total.
"Tidak ada yang perlu ditakuti."
Su Qing merasa terkejut sejenak saat Fu Zhi berkata seperti itu kepadanya.
Nada bicara Fu Zhi terdengar ringan dan ia berkata dengan lembut, "Kita dengarkan pelajaran."
-
Seluruh murid yang ada di dalam kelas diam-diam melihat Fu Zhi yang cantik. Ketika kelas sudah berakhir, mereka pun baru mulai berbisik.
"Apakah tanah dan air di pedesaan mendukung orang-orang seperti ini? Kulit Fu Zhi begitu bagus, dan dia terlihat jauh lebih baik daripada Zhou Tingting di kelas kita!"
"Tidak hanya itu, temperamennya, wajahnya yang imut, pinggangnya yang kecil seolah mampu mengalahkan semua gadis di sekolah ini, kan?"
Banyak murid lain yang ada di kelas menatap Fu Zhi yang sedang bermain dengan ponselnya.
Kemudian Fu Zhi meminum teh susu yang ada di tangannya dan tatapan matanya tampak berbinar. Ketika Fu Zhi ingin bertanya kepada Su Qing di man ia membeli teh susu yang enak ini, tapi tiba-tiba ada seorang gadis di seberang lorong yang tiba-tiba berseru dan menyombongkan diri, "Fu Zhi, sepatu yang kamu pakai sama dengan milik Zhou Tingting!" Ketika gadis itu berseru, semua murid yang ada di kelas langsung melihat Fu Zhi dan Zhou Tingting.
Zhou Tingting adalah sang bunga di kelas 3-21. Ia adalah murid yang tercantik kedua setelah Lu Chuwan di sekolah, tidak hanya cantik ia juga memiliki sifat yang baik.
Setelah mendengar ucapan gadis itu, Zhou Tingting langsung melihat ke arah sepatu Fu Zhi dan sambil sedikit mengernyitkan alisnya.
Pada umumnya, para gadis pasti memiliki keinginan untuk mempunyai barang-barang yang unik dan hanya dirinya sendiri yang memilikinya.
Tian Nuo yang merupakan sahabat Zhou Tingting tahu apa yang sekarang sedang dipikirkan Zhou Tingting, kemudian ia pun langsung berkata dengan nada tinggi, "Apakah kamu buta, Yan Xirui? Sepatu Tingting ini dibelikan oleh Lu Yumo di Jinmo. Bagaimana mungkin Fu Zhi si gadis desa itu bisa pergi ke tempat seperti itu?"
"Mungkin saja ada orang yang terbiasa dengan kesombongan. Ketika mereka datang ke kota-kota besar dan melihat dunia luar, mereka meninggalkan sifat sederhana mereka dan berpikir bahwa mereka dapat membeli sepasang sepatu palsu agar bisa menyesuaikan diri dengan orang kota."
"Tapi itu namanya tidak tahu diri dan tidak sadar diri. Mana mungkin burung pegar yang memakai kulit anjing bisa terbang dan menjadi seperti burung phoenix?"
Ketika Tian Nuo berbicara dengan nada tinggi, tatapan semua murid yang ada di dalam kelas pun langsung tertuju pada kaki Fu Zhi. Sepatu khusus buatan Jinmo itu harganya sangat mahal. Meskipun sepatu Fu Zhi memiliki logo Jin Mo, namun terlihat sedikit berbeda dari sepatu Zhou Tingting dalam hal gaya, warna, dan tekstur. Perbedaannya juga cukup mencolok.
"Benar saja, orang desa memang memiliki kebiasaan buruk dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Jika ingin membandingkan dengan Zhou Tingting, perbedaannya bagai langit dan bumi."
"Ck, ck, ck. Demi masuk ke sekolah elit ini, dia secara khusus membeli sepasang sepatu palsu untuk berpura-pura kaya. Sebenarnya, aku sendiri tidak tahu apa kelakuan seperti ini bisa dibilang rendahan atau tidak?"
"Dia memang memiliki wajah yang cantik, tapi cantik saja apa spesialnya? Sombong dan menarik perhatian saja tidak cukup untuk masuk ke kelas kita!"
Zhou Tingting dan gengnya itu satu demi satu melontarkan kalimat hinaan kepada Fu Zhi dengan tatapan yang sombong dan sinis.