Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 56 - Tersesat Di Daerah Penyihir I

Chapter 56 - Tersesat Di Daerah Penyihir I

Dan aku menemukan sebuah labirin yang cukup terang serta berliku. Ku pikir bunker ini memiliki ujung yang sulit untuk di temukan. Ku pikir, aku akan langsung bertemu dengan Tania jika aku berhasil membuka bunker tersebut. namun nyatanya tidak semudah yang ku pikirkan. Aku merasa bahwa sepertinya aku telah membuka jalan rahasia. Aku berhenti sejenak untuk berpikir. Apakah aku harus melintasi labirin ini ataukah aku menyerah saja dan pergi.

Karena aku di liputi oleh rasa penasaran yang sangat tinggi, aku akhirnya mencoba melawati labirin tersebut dan hendak menemukan ujung dari labirin itu. Ku lihat sekitar ku banyak cahaya yang luar biasa terang. Aku seperti di kelilingi lampu yang cukup terang sehingga membuat ku sedikit kesulitan untuk melihat.

Aku berjalan menyusuri sebuah labirin yang cukup berliku, dimana aku selalu menemukan jalan buntu. Namun aku tidak menyerah begitu saja. aku terus mencoba untuk menemukan jalan agar sampai di ujung labirin tersebut. meskipun mungkin sudah beratus-ratus kali aku melewati jalan yang sama tapi aku tidak menyerah begitu saja. Sampai akhirnya, aku menemukan sebuah pintu kayu di balik semak-semak.

Kapten Santoso yang mulai merasa cemas dengan Jopardi yang tak kunjung kembali bertanya kepada Juni apakah Sohee bisa segera datang ke markas yang ada di Jakarta. Juni mengatakan kepada kapten Santoso bahwa Sohee tidak akan bisa datang lebih cepat karena situasi yang sedang tidak terkendali di Papua. Kapten Santoso sama sekali tidak mempercayai apa yang di katakan oleh Juni sehingga dia akan memeriksa sendiri dan menghubungi pihak markas Papua sendiri.

Akhirnya kapten Santoso langsung menghubungi tim Cavalry yang ada di Papua. Dia mengatakan kemana Sohee akan pergi. Tim berkata bahwa Sohee saat ini sedang tidak berada di markas karena sedang dalam penelitian keluar markas. Kapten Santoso semakin panik mendengarnya. Banyak hal yang dia pikirkan saat ini. mengapa Jopardi tidak kembali juga dan apa yang di lakukan Jopardi sebenarnya.

Kemudian Kapten Santoso kembali melihat ke layar monitor. Dia ingin memastikan bahwa Jopardi tidak hilang dari radar. Dia melihat bahwa Jopardi berada di sebuah lokasi yang tidak jauh dari Asrama. Kemudian Juni dengan diam-diam ikut memperhatikan apa yang kapten Santoso lakukan. Kapten Santoso berpikir bahwa Jopardi sepertinya saat ini sedang menjelajah. Dia pun berpikir bahwa Jopardi saat ini mungkin sedang mencari sesuatu di sana.

Aku yang saat itu menemukan sebuah pintu mencoba untuk membuka pintu tersebut. Pintu sangat sulit untuk di buka padahal tidak ada gembok bahkan lubang kunci yang terlihat. Apakah pintu ini hanya bisa di buka dengan sebuah mantra? Kata ku dalam benak ku. karena ku pikir mungkin aku sudah hilang akal, aku menyebutkan sebuah kalimat yang berbunyi " Accio Alohomora ".

Aku mengucapkan mantra tersebut karena aku pernah menonton sebuah film yang membuat ku teringat akan mantra tersebut. dan tiba-tiba terbukalah pintu tersebut. Aku sangat terkejut karena ternyata mantra yang ku ucapkan benar-benar menjadi kenyataan. Aku langsung memasuki pintu tersebut dan ku lihat ada seorang pria menghampiri ku dan bertanya bagaimana aku bisa masuk ke tempat itu.

Siapa Kau? Apa yang kau lakukan di sini? bagaimana kau bisa masuk ke sini? tanya seorang pria berbaju zirah kepada ku. Aku hanya menatapnya dengan tertegun. Kemudian dia mulai menodongkan sebuah senjata mirip gagang pedang kemudian dia mulai memencet sebuah tombol

yang ada di samping gagang tersebut dan keluarlah sinar laser berwarna biru di sertai dengan aliran listrik. Aku terkejut sehingga dengan reflek langsung mengeluarkan pistol yang ada di saku samping celana ku.

Dari situ aku berpikir apakah aku datang ke masa yang tidak seharusnya? Apakah mungkin aku bukan berada di tahun 2418? Aku kemudian mengajaknya untuk berdiskusi lebih dulu. Awalnya pria itu tidak ingin mendengarkan ku, sampai akhirnya aku berkata kepadanya bahwa aku bukan berasal dari masa lalu, dia berhenti berbicara dan menyerang seolah sedang dalam gencatan senjata.

Apa kau bilang? Kau dari masa lalu? benarkah seperti itu? mana buktinya jika kau berasal bukan dari masa sekarang? Tanya pria asing itu kepada ku. Aku sendiri merasa bingung apa yang harus ku tunjukkan sebagai bukti, padahal saat itu pakaian yang ku pakai jelas-jelas sangat berbeda dengan nya. kemudian aku mengeluarkan sebuah lencana yang ku miliki. Aku menunjukkan bahwa aku berasal dari tahun 2022 sedangkan pada saat itu aku berada di tahun 2418.

Pria asing itu menatap ku dengan bimbang. Dia juga melihat ku dari ujung kepala hingga kaki. Aku bahkan menyebutkan nama ku dan berkata bahwa aku adalah salah satu dari tim Cavalry. Pria asing itu terkejut mendengar diriku yang menyebut nama Cavalry.

Benarkah kau adalah anggota Cavalry? Bagaimana kau bisa membuktikan nya bahwa kau adalah salah satu dari anggota Cavalry? Tanya pria asing itu lagi kepada ku. Aku menunjukkan sebuah lencana lagi dengan lambang Cavalry yang ku letakkan selalu di saku ku. pria asing itu kembali terkejut. Dia pun menghampiri ku lalu merangkul pundak ku dan berkata " selamat datang kawan. "

Aku tercengang ketika dia mengucapkan kalimat tersebut. apakah dia salah satu anggota Cavalry juga sehingga ketika aku menunjukkan bukti bahwa aku anggota Cavalry dia menjadi baik terhadap ku? pikiran ku kini memiliki cukup banyak pertanyaan yang ingin ku katakan namun tidak bisa ku katakan begitu saja.

Pria asing itu bernama Albert. Dia kemudian mengajak ku ke dalam sebuah ruangan yang dimana ruangan tersebut terlihat seperti sebuah cabin yang terbuat dari kayu yang kokoh. Aku melihat banyak pajangan di dinding nya serta ada karpet yang terbuat dari kulit beruang. Aku juga melihat banyak senapan yang tergantung di dinding.

Kemudian Albert memberikan ku sebuah minuman di dalam gelas, dia mengatakan kepada ku bahwa minuman itu akan membuat tubuh ku hangat. Aku tidak banyak bertanya dan langsung meminumnya. Saat ku rasakan, minuman itu tampak sangat familiar untuk ku. memang minuman itu benar-benar menghangatkan tubuh ku.

Kami mulai berbincang bersama, Albert banyak bertanya kepada ku bagaimana aku bisa datang ke tempat ini, dan bagaimana aku bisa membuka sebuah pintu yang hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya. Namun sebelum aku menjawabnya, aku bertanya lebih dulu kepada Albert apakah aku berada di sebuah daerah penyihir, karena aku bisa membuka pintu masuk ke daerah tersebut dengan menggunakan kalimat sihir yang ku tiru pada sebuah film fantasy yang pernah ku lihat.

Albert pun akhirnya menjelaskan kepada ku sedikit cerita asal muasal derah tersebut. sebelum Albert bercerita, aku lebih dahulu bertanya apakah dia mengenal Tania atau tidak. namun saat itu Albert hanya terdiam sambil menatap ke arah lain dengan tatapan yang begitu kosong. Hal itu lagi-lagi menimbulkan pertanyaan dalam benak ku.