Di saat aku memutuskan untuk kembali meneruskan perjalanan ku untuk bisa mencapai ujung labirin, membuatku akhirnya pergi dari negri penyihir putih. Aku bertemu letnan Kim dan juga seorang prajurit bernama Albert. Letnan Kim yang merupakan penjelajah waktu seperti ku akhirnya ku temui juga. Akan tetapi dia tidak bisa ikut bersama ku karena satu lain hal yang membuatnya harus tinggal di negri penyihir itu. Aku pikir mungkin suatu saat aku bisa membawa nya kembali bersama ku. karena kali ini aku akn fokus untuk mencari keberadaan Tania.
Kemudian di saat aku sampai di sebuah jalan yang membawa ku ke sebuah tempat lain, tiba-tiba saja ada anak panah menuju ke arah ku. untung saja aku bisa menghindari nya sehingga mengenai batang pohon yang ada tepat di samping ku.
Aku segera mencari tempat persembunyian karena saat itu aku menyadari bahwa aku telah di serang. Kemudian anak panah mulai menghampiri ku bertubi-tubi. Sampai akhirnya seseorang menarik ku dali belakang dan membawa ku ke sebuah gua kecil yang berada tepat di belakang ku.
Ssstt!! Ucap orang itu kepada ku. aku pun menoleh siapa yang menarik ku seperti itu. aku terkejut melihat Letnan Kim yang saat itu berada di samping ku. Letnan Kim memutuskan untuk membantu ku mencapai ujung labirin.
Setelah serangan mulai reda, Letnan Kim menjelaskan kepada ku bahwa yang baru saja menyerang adalah pasukan penyihir hitam. aku merasa beruntung karena Letnan Kim datang untuk membantu ku. kami berjalan menyusuri jalan kembali sambil memperhatikan jalan sekitar. Ternyata pada saat itu aku memasuki kawasan penyihir hitam.
Tiba-tiba saja jalan yang ku lewati berubah menjadi gelap bahkan pohon yang terlihat rindang, kini terlihat gersang. Seketika aku terkesima. Inikah yang dinamakan dunia penyihir? kata ku dalam hati. Letnan Kim berkata kepada ku untuk selalu waspada dan mawas diri. Kemudian anak panah kembali menyerangku dan juga menyerang ku dan juga Letnan Kim.
Aku dan Letnan Kim mulai berlari menghindari serangan anak panah yang mulai membabi buta. Aku pun mulai menyerang dengan senapan yang ku miliki ke arah dimana anak panah itu berasal. Namun sayangnya anak panah itu terus saja menyerangku dan Letnan Kim tanpa henti. Aku pun mulai terkena anak panah di lengan dan juga pinggang ku sementara Letnan Kim terluka di bagian perutnya.
Aku berpikir bahwa sepertinya aku tidak mungkin bisa bertahan. Namun aku masih mencoba untuk bertahan dan menyelamatkan letnan Kim. Di saat aku hendak membantu letnan Kim berdiri, ada seseorang yang hendak menyerangku dari jarak dekat. Dia membawa sebilah pisau dan hendak menusuk ku, aku menoleh dan melihat siapa yang hendak menyerangku.
Ternyata seorang pria bertopeng dengan mengenakan pakaian berwarna hitam. Saat dia hendak menyerang ku, aku hanya bisa pasrah karena ku pikir aku tinggal kembali saja namun aku bimbang dengan Letnan Kim. Di saat orang itu hendak menyerang ku, ada seorang wanita yang menangkis pedang itu. Aku pun terkejut. dan ketika ku lihat, ternyata dia adalah Tania.
Aku tertegun melihat nya datang dan membela ku. Akhirnya aku bisa melihat Tania yang akhirnya datang menemui ku.
Tania? Kata ku kepada Tania sambil memandang nya. Apakah kau baik-baik saja? tanya Tania kepada
ku. Y-Ya, aku baik-baik saja. jawab ku.
Kemudian aku melihat Tania yang akhirnya berseteru dengan pria bertopeng itu. Aku pun membantu Letnan Kim untuk bangkit berdiri sambil mencari tempat bersembunyi. aku mencoba untuk mengobati luka Letnan Kim. Untungnya aku memiliki perban di dalam saku rompi ku. Ku lihat Tania sudah tidak ada dimana pun saat aku mencoba menyusulnya setelah aku mengobati luka Letnan Kim.
Aku mencoba mencari keberadaan Tania dengan menyusuri jalan yang baru saja ku lewati sebelumnya. akan tetapi aku tidak bisa menemukannya. Aku sangat yakin bahwa yang ku lihat sebelumnya adalah Tania.
Dimana Tania? Mengapa dia menghilang begitu saja? apa yang terjadi? Aku tidak mengerti mengapa dia pergi begitu saja. apakah mungkin yang menyerangku adalah salah satu kelompoknya? Kata ku dalam pikiran ku.
Di saat aku hendak kembali menemui Letnan Kim, seseorang menutup wajah ku dengan sebuah kain dan membuatku terjatuh tersungkur ke tanah. Aku sangat lelah dan terluka sehingga aku tidak bisa melawan pada sata itu. Aku merasakan beberapa tangan menyentuh badan ku dan mengikat tangan ku dengan seutas tali.
Aku mulai meronta-ronta dan hendak melepaskan diri. Namun sayangnya tidak bisa karena seluruh tubuhku benar-benar terkunci. Akhirnya aku di suntik oleh seseorang dan membuat ku tidak sadarkan diri. Sepertinya saat itu aku di bius dengan obat yang sangat kuat sampai-sampai aku tidak bisa mengingat apapun.
Di saat aku mulai tersadar, aku terdapat di sebuah ruangan dengan cahaya lampu yang cukup redup menyinari di belakang ku. ku lihat dengan samar beberapa pria berdiri tepat di hadapan ku dan seorang wanita datang menghampiri ku. aku tidak bisa melihat dengan jelas karena wanita itu tampak mengenakan penutup wajah yang berwarna hitam.
Siapa kau? Mengapa kau menangkap ku seperti ini? apa salah ku? tanya kepada orang-orang yang ada di depan ku.
Setelah aku bertanya seperti itu, mereka pun hanya tertawa. Mereka mulai berbicara dengan bahasa yang hanya mereka ketahui. Aku sama sekali tidak mengetahui apa yang mereka katakan. Bahkan senjata milik ku sudah di bawa oleh mereka semua tak bersisa. Aku sempat berpikir bahwa wanita itu sekilas tampak seperti Tania, namun aku mencoba untuk tidak mempercayainya.
Sampai akhirnya seseorang menembak ku hingga menembus ke jantung ku. Aku pun terkejut karena aku masih belum berbicara dengan Tania.
Duarrr!!!! Suara tembakan terdengar dengan keras di telinga ku. aku pun melihat bagian dada ku yang mengeluarkan darah. Aku bertanya-tanya mengapa dia menyerang ku begitu saja tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu. Aku melihat orang-orang yang ada di hadapan ku saat itu sangat terkejut. karena bukan salah satu dari mereka yang menembak ku saat itu melainkan seseorang dari kegelapan yang ada tepat di belakang orang-orang yang ada di hadapan ku saat itu.
Aku mulai merasa seperti kehabisan darah. Kepala ku mulai berkunang-kunang dan seperti ingin pingsan. Aku rasa sudah saat nya aku kembali. Rasa-rasanya aku tidak bisa bertahan lagi saat ini. bagaimana dengan Letnan Kim? Apa yang harus ku lakukan? Kata ku dalam hatiku.
Sementara itu orang-orang yang ada di hadapan ku mulai mendekati ku dan membuka ikatan di tubuh ku. penglihatan ku mulai kabur sehingga aku hanya bisa merasakan mereka semua menyentuh tubuh ku. kemudian aku merasa seperti terbang ke awan.