Aku terdampar di negeri antah beranta. Dimana mereka menyebutnya negeri sihir Alhambra. Dari awal aku memasuki daerah tersebut, aku sudah merasa bahwa ada suasana yang aneh di daerah tersebut. dari awal aku bisa masuk menggunakan bahasa mantra yang hanya sekedar ku ucapkan dari film yang pernah ku lihat, menunjukkan memang daerah tersebut adalah daerah penyihir.
Aku bertemu seorang pemuda yang bernama Albert. Ku rasa dia terlihat seperti pria yang baru berusia sekitar dua puluhan. Saat bertemu pertama kalinya, aku melihat dia memakai pakaian perang/zirah layaknya pakaian yang di kenakan berabad-abad tahun yang lalu sebelum memasuki zaman modern atau milenial.
Albert memberitahu ku bahwa mereka menggunakan sihir sebagai pelindung di saat mereka menghadapi bahaya yang mengancam nyawa. Misalnya seperti mereka hendak di jajah oleh pasukan penyihir jahat. Aku mulai bertanya-tanya apakah mungkin seluruh penduduk di daerah tersebut adalah merupakan penyihir baik. Albert meyakinkan ku bahwa beberapa dari mereka termasuk dari organisasi yang bernama Cavalry, organisasi yang sama dengan ku saat ini.
Aku jadi berpikir lagi apakah mungkin akhirnya seluruh anggota Cavalry akan menjadi penyihir nantinya? Ataukah terjadi perpecahan di dalam organisasi yang mengharuskan dirinya menjadi penyihir. Akhirnya aku kembali bertanya kepada Albert apakah dia adalah salah satu anggota dari Cavalry.
Bukankah manusia biasa tidak bisa memiliki kekuatan sihir? Bagaimana kau dan lainnya mendapatkan kekuatan tersebut? yang aku tahu,kami semua di Cavalry tidak ada satupun yang mempunyai kekuatan sihir. Tanya ku kepada Albert. Kemudian Albert menjawab bahwa telah terjadi sebuah perang antara penyihir hitam dan putih. Dimana mereka memang memiliki kekuatan sihir sejak lahir dan terjadilah perpecahan yang mengakibatkan kekuatan mereka berpencar dan memasuki jiwa setiap manusia yang ada. Sehingga mereka mendapatkan imbas dari kekuatan tersebut.
Sampai akhirnya terjadilah dua kubu berbeda. Dimana yang memiliki kekuatan sihir hitam lebih mendominasi untuk melakukan kejahatan serta merebut siapa pun yang memiliki kekuatan sihir putih. Mendengar cerita dari Albert membuat ku sangat penasaran apakah manusia tanpa kekuatan bisa mendapatkan kekuatan sihir atau tidak.
Albert kembali menjelaskan bahwa saat ini tidak ada siapa pun yang tidak memilki kekuatan sihir, kalaupun belum mempunyai nya, mereka memiliki sebuah akademi yang akan mengajarkan mereka bagaimana mengeluarkan kekuatan dalam dirinya sampai akhirnya mereka bisa memiliki kekuatan sihir sendiri. Karena pada dasarnya manusia yang terlahir saat ini pasti memiliki kekuatan sihir sejak lahir.
Kemudian aku bertanya kembali bagaimana jika seseorang terlahir dengan memiliki kekuatan sihir hitam? apakah mereka akan di kucilkan dan di buang? Atau di habisi nyawanya karena akan menjadi ancaman nantinya. Albert pun berkata kembali bahwa jika memang seseorang memiliki kekuatan sihir hitam, maka mereka akan mencoba merubahnya sampai menjadi sihir putih. Jika memang tidak bisa, maka para tertua yang disana akan melakukan ritual untuk mengambil nyawa mereka yang memiliki sihir hitam. maka dari itu di daerah ini siapa pun yang akan melahirkan mereka harus melapor ke bagian khusus yang menangani hal tersebut.
Aku kembali di kejutkan dengan hal yang membuat ku semakin merasa penasaran. Di saat aku mulai
menyinggung tentang Tania, raut wajah Albert terlihat kecewa dan sedih. Albert kembali memberitahu ku bahwa Tania dan para pengikutnya kini berada di pihak penyihir hitam. awalanya mereka memang memihak penyihir putih, namun kami merasa seperti di tusuk dari belakang oleh Tania. Dimana saat itu para pengihir hitam mulai menyerang kami dengan mengirim Tania dan para pengikutnya kesini. Jelas Albert kepada ku.
Aku menolak untuk mempercayai nya begitu saja. karena Tania bukanlah orang yang seperti itu jika bukan karena ada penyebabnya. Lalu, aku bertanya mengapa negeri ini ada di dalam sebuah labirin yang mungkin sangat sulit di temukan oleh orang yang tidak teliti seperti ku. Albert berkata lagi bahwa mereka memang sengaja memindahkan negerinya di daerah tersebut agar tidak di temui oleh kawanan penyihir jahat.
Aku pun bertanya apa yang ada di ujung labirin itu. Albert berkata belum ada siapa pun yang bisa sampai ke ujung labirin. Hal itu membuatku merasa penasaran untuk sampai ke ujung labirin tersebut dan melihat apa yang ada di sana. Lalu, Albert mulai menunjukkan kepada ku bagaimana akademi yang penyihir yang ada di lingkungan tersebut.
Aku melihat banyak anak-anak kecil mulai dari usia lima tahun sudah mulai belajar menggunakan sihir yang mereka miliki. yang merupakan sihir putih, adalah sihir yang tidak akan bisa melumpuhkan manusia biasa yang tidak memiliki sihir. Dibanding sihir hitam, mereka memiliki sihir yang dapat menghancurkan manusia yang tidak memiliki kekuatan apapun. Sehingga mereka bisa memasukkan sihir mereka ke dalam manusia tersebut dan menjadi pengikut dari sihir hitam.
Aku kemudian berpikir betapa bahaya nya jika semua yang ada di sini terkena sihir hitam, apakah dunia akan menjadi hancur? Lalu aku kembali pensaran dengan makhluk laba-laba bermata merah dan juga pesawat capung yang sebelumnya ku lihat. Albert mengatakan bahwa dia selama ini sama sekali belum melihat labar-laba bermata merah dan juga pesawat capung yang di maksud oleh diriku.
Aku merasa heran mengapa mereka tidak mengetahuinya. Jelas-jelas aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bahwa makhluk dan juga pesawat itu ada. Aku merasa ada yang ganjil di sini. apakah mungkin aku berada di dunia yang berbeda? Tapi, bagaimana dengan Tania? Apakah mungkin Tania juga penjelajah waktu seperti diriku? kata ku di dalam hati.
Albert kemudian mengenalkan ku kepada seseorang yang di tuakan di daerah tersebut. bisa di bilang orang itu seperti sesepuh. Sebelum aku bertemu dengan nya, dalam pikiran ku sudah membayangkan bahwa dia pasti adalah orang yang sudah tua. Namun ternyata saat aku menemuinya, tampak pria itu bertubuh tegap seperti ku, namun memang wajahnya telihat sedikit lebih berumur dibandingkan diriku.
Saat aku bertemu dan saling menatap, entah mengapa aku tampak seperti sangat mengenali wajahnya. Aku merasa bahwa sebelumnya aku sudah pernah bertemu dengan dirinya. Aku kembali bertanya-tanya apakah mungkin dia adalah orang yang pernah aku temui sebelumnya. dan pada saat kami saling mengenalkan diri kami masing-masing, dia mengatakan kepada ku bahwa namanya adalah Kim Bum.
Sontak aku terkejut bukan main. Aku seperti sedang bermimpi saat itu. aku merasa suatu kebetulan aku bertemu dengan letnan Kim yang selama ini menghilang tanpa jejak. Aku berpikir apakah dia letnan Kim yang selama ini menghilang? Ataukah memang namanya saja yang sama sehingga aku berpikir terlalu jauh? Aku cukup ragu untuk menayakan hal tersebut. sampai akhirnya Albert membisikkan sesuatu di telinga ku bahwa dia adalah penyelamat negeri sihir putih.