Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 37 - Di Ambang Kematian

Chapter 37 - Di Ambang Kematian

Sudah waktunya percobaan di mulai. Percobaan kali ini aku hanya akan mencoba GPS yang baru. Persiapan ku seperti biasanya hanya membawa satu buah granat, satu buah senapan dan sebuah pisau lipat. Karena kali ini persiapan yang ku lakukan tidak terlalu sulit, aku pun membawa tidak banyak peralatan saat ini.

Kapten sudah berada di ruang kendali, sedangkan Juni sudah bersiap di ruang kontrol. Aku pergi ke tempat biasanya yaitu di atas markas. Kapten berpesan kepada ku bahwa aku hanya akan mencoba alat pelacak baru dan aku di minta untuk segera kembali. Aku pikir sebaiknya kali ini aku mengikuti apa yang di katakan kapten saja, lagi pula senjata yang ku miliki tidak banyak sehingga terlalu beresiko jika aku terlalu lama di sana.

Portal lubang hitam sudah mulai terbuka, seperti biasanya aku mulai berkonsentrasi dengan memejamkan kedua mata ku. Aku pun mulai menyentuh lubang hitam tersebut. dan terasa seperti ada yang menyengat ku saat itu. Aku merasa seperti ada aliran listrik yang menyentuh tangan ku, namun aku merasa baik-baik saja.

Aku pun mulai memasuki lubang hitam, dan aku pun merasa bahwa aku seperti terawang-awang di udara, ku buka kedua mataku, aku seperti berada di ruangan yang sangat gelap gulita, setelah beberapa detik berlalu, aku pun bisa melihat dengan jelas. Ku lihat di sekitar ku tampak hutan yang sama seperti yang ku lihat di depan markas.

Apakah aku sudah kembali ke masa depan? Kata ku bertanya-tanya. Aku pun segera melihat arloji ku, karena arloji ku berbentuk digital, dia pun menampilkan angka yang terus bergerak seperti sedang dalam mode stopwatch. Aku meyakini bahwa aku memang sedang berada di masa depan. Aku pun mulai bangkit berdiri dan mulai berjalan menyusuri hutan.

Sementara itu, kapten Santoso yang sudah berada di ruang kendali bersama dengan Sohee mulai mencari keberadaan Jopardi. Sohee mulai sibuk dengan komputer nya dan mencoba mendeteksi keberadaan Jopardi. Setelah pencarian yang panjang, akhirnya Sohee bisa menemukan radar keberadaan Jopardi.

" Lihat kapten, kita menemukan nya! Seru Sohee kepada kapten Santoso sambil menunjuk ke layar monitor. "

Kapten Santoso segera melihat ke dalam layar monitor, dia melihat bahwa Jopardi masuk ke dalam radar, dan dia berada di sekitar markas.

" Apakah kita tidak bisa berkomunikasi dengan nya? Apakah dia akan baik-baik saja? Tanya kapten kepada Sohee. Ku pikir selagi dia bergerak dia akan baik-baik saja. Jawab Sohee. "

Baik Sohee dan Kapten Santoso terus menatap lewat layar monitor. Mereka hendak memastikan apakah Jopardi baik-baik saja. Sementara itu, Jopardi melihat di sekitar, dia mulai berjalan menyusuri hutan belantara. Dia menemukan banyak sekali tanaman yang sepertinya tampak beracun. Dia berpikir sepertinya sudah cukup untuk berjalan-jalan dan saat nya kembali. Bahkan dia melihat punggung tangan nya yang nampak menyala seperti memiliki sebuah lampu di tangan nya.

Jopardi saat itu berpikir bagaimana cara dia kembali, apakah dia harus menyayat pergelangan tangannya, ataukah harus menusuk perutnya dengan pisau.

Aku sangat lelah, bagaimana cara ku kembali saat ini? Mengapa mereka tidak menciptakan alat yang

bisa membuat ku dengan mudah pergi dan kembali melewati lewat lubang hitam? Sejujurnya aku tidak tega lagi menyakiti diriku seperti ini. Namun aku tidak memiliki pilihan lain. Kata Jopardi yang mulai berbicara sendiri.

Tiba-tiba ada sebuah tanaman yang menarik perhatian nya. Sebuah tanaman yang dia pikir beracun. Dia melihat sebuah tanaman jarak. Tanaman Jarak (Rinius Communis) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat namun juga bisa menyebabkan racun. Biji jarak adalah pembunuh yang cukup mematikan, disamping daun dan getahnya yang berguna untuk pengobatan, ternyata biji jarak juga bisa menyebabkan racun. Biji jarak dapat merusak peredaran darah dan pernafasan, selain itu bisa menyebabkan kematian dalam waktu 36-48 jam tanpa penanganan.

Aku pun langsung mengambil beberapa biji jarak tersebut dan mulai memakannya. Dia pun mulai merasakan efek samping dari biji jarak tersebut, dia berharap bisa segera kembali. Dia mulai merasa tidak bisa bernapas, penglihatan nya mulai kabur.

A-Apakah kali ini aku bisa bertahan? Bagaimana jika aku tidak bisa di temukan dan tidak ada yang bisa menangani ku? Aku mulai banyak bertanya di dalam pikiran ku. Aku mulai tidak bisa bernapas dengan benar bahkan aku merasa sudah berada di atas awan.

Kapten Santoso yang saat itu tengah memperhatikan layar monitor, melihat bahwa Jopardi sudah masuk pada radar di masa saat ini. Dia pun segera memerintahkan tim untuk mencari keberadaan Jopardi. Beberapa tim dikerahkan untuk menemukan Jopardi. Jopardi saat itu tengah berbaring di bebatuan dekat mata air. dia tidak sadarkan diri saat itu.

Setelah dua jam pencarian, akhirnya tim menemukan Jopardi, mereka meliat Jopardi dalam keadaan pingsan dan wajahnya terlihat sangat pucat. Mereka pun segera membawa Jopardi ke markas agar segera bisa di tangani. Juni yang saat itu menunggu, mulai terlihat cemas. Juni berpikir seperti nya terjadi sesuatu kepada Jopardi.

Tibalah Jopardi di markas, Juni yang saat itu sudah menunggu nya di pintu masuk sudah menyiapkan tempat tidur yang memiliki roda untuk membawa Jopardi. Melihat Jopardi yang di keluarkan dari Mobil dalam keadaan pingsan, semakin membuat Juni semakin merasa khawatir.

" Apa yang terjadi dengan nya? Apakah dia sudah seperti ini saat di temukan? Tanya Juni kepada salah satu tim yang membawa Jopardi. Ya, kami sudah menemukan nya seperti ini, kami tidak tahu apa yang terjadi kepada nya. Jawab salah satu tim kepada Juni. "

Juni mulai memeriksanya. Juni mengetahui bahwa Jopardi telah menunjukkan gejala keracunan. Dia pun segera mendetoksifikasi nya. Dia berharap bahwa tidak terlambat untuk menyelamatkan nya. Saat Jopardi tiba, ternyata dia sempat kehilangan napasnya sejenak sehingga Juni berpikir bahwa Jopardi sangat kritis saat itu. Namun dengan penangan nya yang cukup cepat Jopardi akhirnya berhasil di selamatkan.

Tak lama setelah itu, kapten Santoso dan Sohee tiba di ruang kontrol, mereka hendak memeriksa keadaan Jopardi.

" Juni, bagaimana Letnan Jo? Apakah dia baik-baik saja? Tanya kapten kepada Juni. Saat ini dia sudah melewati masa kritisnya kapten. Jawab Juni. Baguslah. Apakah kau mengetahui apa yang menimpa nya saat ini? Tanya kapten lagi. Sepertinya Letnan Jo keracunan sesuatu. Untung saja kita tidak terlambat menangani nya. Karena jika kita tidak cepat menemukan nya mungkin letnan Jo tidak akan bisa selamat. Jelas Juni kepada kapten. "

Kapten Santoso langsung terlihat depresi. Dia berpikir mungkin saja Letnan Jo berusaha untuk kembali dengan menelan tanaman beracun. Kapten kemudian mengajak Sohee berbicara. Dia mulai

membahas masalah alat untuk Letnan Jo agar dia bisa dengan leluasa datang atau pun pergi dari masa depan tanpa harus membahayakan nyawanya sendiri.

" Sohee, sudah sampai mana perkembangan alat itu? Kita tidak bisa mengulurnya terus menerus, jika seperti ini nyawa Letnan Jo akan semakin terancam. Ucap kapten Santoso kepada Sohee. Sejauh ini masih sekitar 30% kapten. Karena kami kesulitan dalam alogaritma bagaimana membuat dia bisa kembali tanpa menyakiti dirinya sendiri. Tapi kami akan terus menguji nya kapten. Jelas Sohee kepada kapten Santoso. "

Kapten hanya bisa menunggu. Karena semua proses dan pembuatan hanya Sohee yang tahu. Namun dia merasa kasihan melihat Jopardi yang selalu berada di ambang kematian. Dia pun merasa sedikit bersalah karena membuatnya seperti ini. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu.