Peristiwa yang ku alami saat itu sungguh sangat membuat ku bingung. Dimana selama ini aku baru sekali mendapatkan kejadian seperti ini. Aku rasa dan ku kira mungkin aku tidak akan mendapatkan kehidupan ku kembali. Bahkan aku sampai mengucapkan beribu-ribu kata maaf kepada setiap orang yang ku kenal. Namun ketika tersadar, aku terkejut bahwa aku sudah berada di ruang percobaan. Dimana saat itu aku sedang dalam keadaan memegang sebuah senjata namun senjata itu tidak berada dalam genggaman ku.
Juni dan Kapten Santoso sangat terkejut melihatnya. Mereka yang sebelum nya tidak menyangka bahwa dia akan kembali, terlihat sangat terkejut saat melihat Jopardi yang berada di hadapan nya. Baik Juni, kapten Santoso dan juga Jopardi sama-sama saling melihat satu sama lain. Kapten Santoso dan Juni tidak menyangka bahwa Jopardi akhirnya kembali dari masa lalu.
Kapten Santoso sangat senang melihat Jopardi telah kembali. Dimana dia melihat Jopardi dalam keadaan baik-baik saja, bahkan tidak ada luka yang mengkhawatirkan di tubuhnya. Juni sendiri akhirnya tersadar dari lamunan nya dan menghampiri Jopardi lalu mengecek keadaannya.
Aku tidak bisa mengingat sama sekali kemana aku pergi. Saat Juni dan kapten Santoso mulai bertanya kepada ku, aku sama sekali tidak memahami mengapa aku bisa berada di sana. Yang ku ingat hanyalah potongan-potongan kecil dari ingatan ku semasa aku kecil. Juni kemudian membawa Jopardi kembali ke ruangan Xray untuk memeriksa kembali keadaan nya.
Jopardi saat itu terlihat seperti orang yang sangat linglung. Sementara itu, kapten Santoso terlihat menggebu-gebu karena Jopardi akhirnya bisa pergi ke masa lalu seperti yang telah Juni katakan kepadanya. Kapten Santoso sudah tidak sabar ingin segera bertanya kepada Jopardi dan hendak memintanya untuk mencari saudara nya yang secara kebetulan juga tersesat di ruang waktu. Kapten Santoso berpikir bahwa saudara nya itu terjebak di masa lalu, sehingga dia ingin meminta bantuan kepada Jopardi untuk membawanya kembali ke masa kini.
Juni menatap ku sambil ia memeriksa seluruh tubuh ku. wajahnya terlihat sangat terkejut. Bahkan dia tampak seperti mayat hidup dengan kedua matanya yang terlihat gelap. Aku merasa kasihan melihat nya. Aku merasa mengenali Juni bahkan aku tahu dia Juni, namun aku tidak mengingat siapa dia dan apakah dia dokter di sini atau bukan.
" Kau Juni bukan? " tanyaku kepada wanita yang ada di hadapan ku.
" Ya, aku Juni. Mengapa kau bertanya? Apakah kau tidak mengingat ku? " sahut Juni.
" Tentu saja aku mengingat nya. Kau Juni bukan? " kata ku lagi dengan percaya diri.
Juni saat itu menyadari bahwa ada sesuatu yang membuat Jopardi terlihat berbeda sehingga dia tidak yakin bahwa Jopardi benar-benar mengenalnya dengan baik. Kemudian dia mencoba bertanya kepada Jopardi satu pertanyaan yang hanya bisa di jawab oleh Jopardi sendiri.
Aku mendengar Juni bertanya kepada ku mengenai hal yang dia lakukan bersama ku di dalam kamar. Aku sama sekali tidak memiliki ingatan itu. Aku mulai memaksa otak ku untuk berpikir. Aku mencoba mengingat kembali apa yang ku lakukan dengan Juni yang hanya berduaan saja di kamar. Bahkan aku sama sekali tidak ingat kamar apa yang dia maksudkan saat itu.
Juni terus saja menatap ku berharap aku mengatakan apa yang sesuai dengan keinginan nya. Aku pun mulai mencari alasan bahwa aku terasa lelah dan mengantuk.
" Aw! " kata ku sambil memegang kepala ku.
" Ada apa? Apakah kau baik-baik saja? " tanya Juni kepada ku.
Aku berpikir inilah saat nya aku mencari alasan untuk tidak menjawab pertanyaan Juni kala itu. Aku pun mengeluhkan rasa sakit ku kepada Juni. Dia akhirnya menyuruh ku untuk kembali beristirahat saja dan melupakan apa yang dia tanyakan sebelumnya. Aku merasa lega kemudian.
Aku harap saat itu Juni tidak menyadari kebohongan ku. karena dengan begitu aku bisa merasa lega karena tidak ketahuan membohongi Juni. Entah mengapa ada rasa tidak nyaman dalam diriku saat aku berbohong kepada Juni pada saat itu. Tak lama kemudian Juni meninggalkan ku sendiri dan pergi begitu saja.
Saat Juni sudah keluar dari ruangan Jopardi, Juni berpikir bahwa Jopardi sepertinya sudah banyak kehilangan memori di dalam otaknya. Juni berpikir bahwa saat itu sepertinya Jopardi berusaha untuk mengingat nya namun dia tidak membahas nya di depan Jopardi langsung. Juni pikir bukan ini yang harus dia pikirkan saat ini melainkan dia harus memikirkan bagaimana cara dia bisa membuat ingatan Jopardi kembali dan juga merahasiakan Jopardi yang bisa kembali ke masa lalu dari jenderal nya.
Juni kemudian pergi ke ruangan kapten Santoso karena dia ingin membicarakan tentang Jopardi. saat dia masuk kedalam ruangan Jopardi, dia melihat kapten Santoso yang saat itu tengah menghubungi Jenderal nya dan membahas tentang Jopardi. Juni pun langsung menghampiri kapten Santoso dan mengambil ponsel yang ada di tangan kapten lalu mematikan nya.
" Hei! Apa yang kau lakukan Juni? Mengapa kau menyela ku seperti itu? " kata kapten Santoso kepada Juni.
" Kapten, mengapa kau sudah memberitahu pada Jenderal soal masalah ini? " tanya Juni dengan kesal.
" Bukankah ini bagus? Jopardi akhirnya berhasil melakukan perpindahan ruang waktu baik ke masa depan maupun masa lalu. " kata kapten Santoso lagi.
" Bukan seperti ini kapten! Apakah kau tahu bahwa Jopardi saat ini tidak mengingat apa yang terjadi kepada nya? Kita harusnya memikirkan bagaimana cara mengembalikan ingatan nya. Bukan berpikir untuk melakuka percobaan lagi kepadanya. " sungut Juni menjelaskan.
" Tapi, kita harus segera melakukan nya. Tidak ada banyak waktu lagi yang kita miliki Juni. " sahut kapten Santoso yang mencoba untuk menenangkan Juni.
" Tidak! Aku tidak setuju jika Jopardi harus segera di kirim ke Jakarta lagi untuk melakukan percobaan ke masa lalu. " tolak Juni dengan tegas dan kemudian meninggalkan ruangan kapten Santoso.
Kapten Santoso saat itu terlihat kebingungan. Di satu sisi dia memang merasa kasihan kepada Jopardi, namun di sisi lain dia mencoba untuk bisa menemukan saudara kandung nya sehingga hal itu membuatnya begitu dilema. Karena saat ini dia sudah terlanjur memberitahukan kepada Jenderal tentang Jopardi.
Akhirnya kapten Santoso tetap pada pendirian nya untuk tetap mengirim Jopardi ke Jakarta dan melakukan lagi percobaan ke masa lalu di Jakarta. Dia pun segera menyiapkan segala sesuatunya untuk Jopardi. Juni yang saat itu sangat kesal kepada kapten Santoso, mulai menggerutu sambil memaki kapten Santoso.
Saat Juni sedang berjalan kembali ke ruang pemeriksaan untuk mengecek Jopardi, dia tidak melihat Jopardi ada di dalam ruangan tersebut. dia pun langsung panik dan berlarian keluar sambil mencari
Jopardi dengan gelisah.
" Kemana Jopardi? mengapa dia keluar ruangan ini tanpa memberitahu ku? apakah dia menghilang tiba-tiba lagi? " ucap Juni dengan cemas sambil mencari keberadaan Jopardi.