Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 41 - Hilangnya Kesadaran

Chapter 41 - Hilangnya Kesadaran

Sudah 4 hari ini Juni tidak bisa makan dan Minum bahkan tidur pun dia harus menggunakan obat, mukanya mulai terlihat lusuh, dan terlihat sangat lelah, tubuh mungilnya mulai kehilangan energi, tepat hari ini adalah hari ke 5 aku dinyatakan hilang, kapten santoso terus melakukan patrol di dalam dan luar markas berharap aku kembali, dia sudah mulai kehilangan kesabarannya dia terus mengaktifkan blackhole berharap ada keajaiban yang terjadi, tetapi aku tidak pernah muncul,

Cip Cip Cip Cip, suara burung terdengar ditelingaku, seperti sedang berusaha membangunkan ku. ada suara gemuruh besar seperti suara jet tepat di sampingku, aku berusaha membuka mataku tetapi tidak bisa, apa aku lumpuh dalam pikiranku. sial aku tidak mau mati seperti ini. tiba-tiba aku mendengar percakapan manusia menggunakan Bahasa seperti Korea atau china dan badanku diangkat perlahan mereka berusaha mendengarkan jantungku, aku ingin berteriak aku masih hidup, aku masih hidup, tetapi suaraku tidak bisa keluar dari mulutku.

Apa yang terjadi kenapa dengan tubuhku? aku harus bergerak! aku harus melihat siapa mereka!! Musuh atau rekan, dan dimana Aku sekarang? Apa yang terjadi kepadaku? sial, apa yang terjadi kepadaku??? Arghhhh!!!!

Mulut ku mulai terbuka aku bisa merasakan tangan ku sedikit sedikit mulai bisa kurasakan sinar mulai memasuki mata yang dengan segenap kekuatanku aku berusaha untuk membuka nya, aku melihat empat sosok wanita dan pria dewasa mereka mengelilingiku aku ada dimana, tiba tiba aku merasakan lelah yang luar biasa dan aku kembali ke fase pengembalian kemasa lalu, aku mendengar jelas suara teriakan seseorang Tolongggggg!!!!! Prajurit ini terluka berat selamatkan dIa!!! Panggil kolonel!!!!, aku bisa mendengar situasi medan perang yang luar bisa tapi aku tetap saja tidak bisa melihat apapun, aku tidak bisa membuka mataku, sebetulnya aku berada dimana kalau aku kembali ke markas harusnya aku segera dikenali. apa yang terjadi kenapa mereka semua tidak mengenaliku.

BUDI!!! LARI!!! kita tidak bisa bertahan bersamanya pasukan Belanda sudah mulai menyerang !!! kata kata yang aku dengar. APA??? belanda?? Sial! aku masih menjelajahi waktu rupanya apa yang terjadi aku ingin melihat kejadian ini sial kenapa ini bisa terjadi bergeraklah tangan terbukalah mataku, seketika Suara suara itu menjadi hening dan tiba tiba aku merasakan tetesan air Hujan. tes, tes, zessss, hujannya semakin deras airnya membasahi seluruh tubuhku sial kenapa hujan ini tiba tiba menjadi deras, aku semakin panik saja dan aku mendengar suara kuda mendekatiku diiringi beberapa suara pasukan seperti sedang mengikuti kuda tersebut aku merasa akan selamat ini pasti pasukan Indonesia karena hanya pasukan kami yang mungkin memiliki kuda.

kuda itu berhenti aku mendengar suara wanita dia berkata menggunakan Bahasa suku di papua yang artinya apa kalian mengenali laki laki ini apa dia suku terpencil, aku dapat mengetahui karna saat latihan dulu kami berkumpul bersama mereka, kemudian seseorang berlari menghampiriku dan mengecek apakah aku masih hidup, tiba-tiba semuanya hening kembali, dan suara yang aku sangat kenali muncul disampingku, Dummm! Greeeeet!! shesss!! Ini suara robot Laba-laba.

Sial! aku harus bangun aku bisa mati kalau sampai aku dilukai lagi, tiba-tiba aku bisa membuka mataku. kaki laba-laba itu mau menginjak kepalaku. aku bergulir ke arah kiri dan berusaha bangun aku melihat lukaku sudah sepenuhnya pulih saku terasa segar dan ini hutan yang aku ketahui ini adalah hutan dekat markas di masa depan aku berlari mencari pistol dan peluru roket yang aku simpan saat aku sadar hari sudah menjelang senja dan cahaya nyaris tidak mau masuk kehutan ini, aku melihat kebelakang sambil berlari laba laba itu tidak ada aku mencarinya ke segala arah, aku merasakan benda itu masih dibelakangku.

Diatas!! aku berhasil menangkap pergerakan laba-laba itu, dia meluncurkan tangannya ke arahku lalu aku melompat menghindari jalur serangan laba-laba itu. tangan nya menancap ditanah. aku berteriak kepadanya, " kau dendam karena kakimu yaaaaa!!! " Karena saat menoleh tadi aku menyadari ini laba-laba yang sama yang ada di dalam markas. tetapi saat ini kakeknya sudah baru kembali , karena ukurannya yang kecil dia mudah sekali untuk bergelayutan dari satu pohon ke pohon yang lain, ini sudah dekat alam bawah sadar berteriak kepadaku aku melihat tempat aku menguburkan pistol sebelumnya.

Aku melakukan jurus latihan ku menginjak tanah dengan tangan, ini dia pistolnya aku mengambil satu pistol dan juga satu peluru roket aku melemparkannya ke arah laba-laba itu dan berusaha menembaknya saat ingin menoleh, aku terpeleset dan peluru itu jatuh ketanah aku memutar otak ku kembali. " Laba-laba, kita lihat siapa yang lebih cepat kamu atau aku!!!

Aku berlari ke arah laba-laba itu untuk mendahulinya, tujuanku adalah peluru roket itu, aku harus bisa lebih cepat dari laba-laba itu. aku berlari dengan kaki telanjang entah apa saja yang sudah ku injak saat itu, aku melompat ke arah peluru itu dan laba-laba itu melompat ke arahku berkat tanah yang agak licin aku berhasil mengambil peluru itu tanpa pikir panjang aku melemparkan roket itu kearah laba-laba tadi, dan mata ku berpusat ke peluru itu.

Pistol yang dari tadi ada di tanganku, ku bidikan peluru it, dan Dor!!! tembakan pertama mengenai roket itu tapi tidak meledak. Dor!!! peluru kedua meluncur tak terarah, dan DOR!!! peluru ketiga mengarah ke roket tersebut dan meledak. hancurlah laba-laba sialan! Kata ku mulai mengumpat. Peluru itu tepat mengenai pelatuk didepan peluru roket tersebut aku melaluinya dengan sangat lambat, peluru roket itu seperti menghimpun udara disekitarnya dan percikan api mulai keluar dari roket itu cahaya terang yang menyilaukan mataku keluar dari peluru itu dan mulai menyelimuti tubuhku.

Aku melihat kedua tanganku yang memegang pistol belum sempat aku turunkan. ujung pistol tersebut mulai meleleh, aku melihat kedua tanganku kulitnya mulai terkelupas gelombang kejut pertama memasuki zona nyamanku. pistol terlepas dari genggamanku bersama dengan kulit tanganku. aku merasakan tubuhku mulai melayang, kengerian dalam diriku pun muncul kenangan yang tadinya hilang di pikiranku mulai kembali terasa. aku baru saja mengalaminya. ayah, ibu, maafkan aku anak mu ini harus mati tanpa ada yang ditinggalkan maaf aku tidak bisa membahagiakan kalian. Juni, maafkan aku. Kapten maaf aku tidak bisa menemukan adikmu. aku merasakan gelombang itu membakar kulit wajahku, mataku dibutakan, dan aku terpental membentur pohon dan diriku kehilangan kesadaran saat itu juga.