Saat ini, aku berada di ruang mekanik bersama dengan Sohee dan kapten Santoso, aku mencoba untuk tidak gugup dan tetap seperti biasanya. Sohee kemudian mengambil sebuah alat berbentuk seperti tembakan. Aku merasa aneh dengan apa yang akan dilakukan oleh Sohee, apakah mungkin dia akan melakukan sesuatu kepada ku? Apakah dia akan membiusku dengan alat tersebut? Pikiran ku penuh dengan banyak pertanyaan. Lalu, Sohee mulai menghampiri ku.
" Apa yang akan kau lakukan? Tanya ku dengan penasaran. Tenang Letnan, aku hanya akan menanamkan sebuah chip di dalam punggung tangan mu, kau tidak perlu cemas. Jawab Sohee. "
Nyaliku seketika sedikit menciut, entah mengapa aku menjadi sedikit ketakutan. Karena dia akan menanamkan sesuatu kedalam tubuh ku. Sohee menyuruh ku untuk tetap rileks, aku mencoba menghembuskan napas beberapa kali dan mencoba untuk tetap tenang.
Ketika Sohee mulai memegang tangan ku, aku merasa sangat berdebar, dan terasa seperti ada yang menyelinap masuk kedalam kulit ku. Tidak butuh waktu lama, chip tersebut sudah terpasang di punggung tangan ku.
" Sudah selesai. Seru Sohee. Apakah sudah? Tanya ku. Tentu saja sudah. Saat ini kita bisa melacak mu saat kau melintasi lubang hitam dan pergi ke masa depan. Jelas Sohee lagi kepada ku. Terimakasih, jawab ku. "
Kapten Santoso terlihat sangat senang. Senyum sumringah terpancar dari wajah nya. Dia sepertinya merasa sedikit lega karena kini dia bisa memantau ku dengan baik. Seandainya saja alat ini sudah ada sejak dulu, mungkin Letnan Kim bisa segera ditemukan.
" Baguslah sudah terpasang, lusa kita akan mengadakan percobaan kembali. Sekarang kau bisa memiliki waktu untuk beristirahat atau berlatih. Kata kapten Santoso kepada ku. Baik Kapten. Jawabku. "
Aku pun segera meninggalkan ruangan mekanik, aku berjalan sambil memandangi tangan ku yang terlihat sedikit menonjol berbentuk bulatan kecil. Entah mengapa aku seperti tidak terbiasa dengan hal itu. Aku menyentuhnya dan rasanya membuat ku sedikit merinding, ada juga sedikit rasa geli. Saat aku hendak kembali ke kamar ku, aku berpapasan dengan Juni. Aku mencoba menyapa nya, namun aku merasa bahwa Juni tampak sangat dingin terhadap ku.
" Hai Juni, apakah kau akan kembali ke ruang kontrol? Tanya ku menyapa Juni. Ya, tentu saja. Sampai jumpa. Jawab dan yang berlalu begitu saja. "
Aku berpikir apakah aku mempunyai salah kepada nya, aku merasa sepertinya ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Aku pun segera berbalik dan menarik tangan Juni.
" Juni, tunggu! Kata ku sambil memegang tangan Juni. "
Juni berbalik dan menatap ku. Dia menatapku dengan tatapan yang begitu sendu sehingga membuat ku merasa tersentuh.
" Apa yang kau lakukan? Mengapa kau menahan ku? Aku sudah ditunggu yang lainnya di ruang kontrol. Tanya Juni kepada ku. Tunggu, ada yang ingin ku tanyakan pada mu. Tidak bisa! Lepaskan tangan ku! Jawab Juni yang terdengar kesal. Juni, tolong berikan aku waktu sebentar untuk berbicara. Hanya sebentar saja. Ku mohon. Pinta ku lagi kepada Juni. "
Juni pun akhirnya terdiam, dia merasa tidak bisa menolak permintaan Jopardi saat itu. Akhirnya aku mengatakan seluruh isi hati ku kepada Juni. Aku juga bertanya mengapa dia mengacuhkan ku akhir-akhir ini. Kemudian, Juni mulai menatap ku kembali. Dia pun mulai berbicara mengenai masalah yang berkaitan dengan kapten Kim.
" Mengapa kau mengambil senjata saat itu? Tanya ku kepada Juni. Ya, itu untuk pegangan ku. Jawab Juni. Untuk apa? Bukankah kau tidak harus melakukan pekerjaan yang mengharuskan mu keluar markas? Tanya ku lagi dengan penasaran. Aku membutuhkan nya karena untuk menjaga ku. Satu pistol saja tidak cukup untuk ku. Kau kira di dalam sini kita aman? Jelas Juni. Apakah berbahaya? Kata ku bertanya kembali. Tentu saja, aku yang sudah lama di sini jadi aku tahu apa saja yang terjadi di sini. Kata Juni. "
Aku tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksud oleh Juni, mengapa markas ini tidak aman? Apakah akan ada kudeta di dalam markas ini? Apakah akan ada perpecahan di dalam markas ini sehingga apa yang terjadi di masa depan saat itu dikarenakan hal ini? Aku harus segera mencari tahu. Aku pun kemudian berpamitan kepada Juni, aku mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam markas itu.
Saat aku berada di depan ruangan kapten Santoso, aku mendengar kapten sedang berbicara dengan seseorang, ku pikir sepertinya itu bukan lah jenderal atau anak buah nya yang biasa datang mengunjungi nya. Aku sebenarnya tidak ingin menguping namun aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan saat itu.
" Kita harus bergerak cepat, aku takut jika nantinya Jopardi akan menghilang seperti Kim. Ucap kapten Santoso kepada orang yang sedang berdiri di hadapan nya saat itu. Tapi kapten, aku rasa Jopardi akan berhasil melakukan proyek ini, dia selalu datang kembali dengan selamat meskipun kita terkadang tidak bisa menemukan nya langsung. Sangkal orang yang berada di hadapan kapten saat itu. "
Aku berpikir mengapa mereka menyebut nama ku saat itu, apakah mungkin ada sesuatu yang akan terjadi nantinya? Apa yang harus ku lakukan sekarang? Kata ku dalam hatiku.
Kemudian orang itu hendak meninggalkan ruangan kapten Santoso, aku pun segera beralih pergi meninggalkan ruangan kapten agar aku tidak ketahuan menguping. Aku sekilas melihat orang yang baru saja keluar saat itu adalah seseorang dari ruangan mekanik. Aku lihat dia adalah salah satu anak buah Sohee. Apakah mungkin hal ini ada kaitannya dengan Sohee? Aku berpikir bahwa dia mungkin berkaitan dengan Sohee.
Aku kemudian pergi menemui Kapten Santoso. ku lihat dia sedang sibuk di depan komputer nya. Lalu aku mulai menyapa nya.
" Kapten, apa yang sedang kau lakukan? Tanya ku kepada Kapten. Ah, kau rupanya. Aku sedang mengerjakan laporan untuk ku berikan kepada Jenderal. Jawab kapten Santoso. ada apa kau mencariku? Tanya kapten Santoso. Ah, tidak. hanya saja aku ingin bertanya mengenai beberapa hal padamu. Kata ku kepada kapten. Baiklah, katakanlah kepada ku. Balas kapten kepada ku. "
Saat itu aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada kapten. Ku pikir mungkin saja kapten akan menjawab nya dengan jujur, karena yang ku tahu kapten selalu berkata jujur kepada ku.
" Kapten, apakah ada sesuatu yang terjadi di markas ini? Tanya ku awalmula kepada kapten. Apa maksud mu? Ucap kapten kepada ku yang balik bertanya. Ku kira aku mendengar sesuatu tentang masalah yang ada di dalam markas ini. Kata ku lagi. Tidak ada hal seperti itu. Kau tidak perlu khawatir, aku sudah mengatur segalanya. Saat ini kau hanya perlu fokus kepada percobaan saja dan menggali informasi tentang masa depan. Mengerti? Jelas kapten kepada ku lagi. Baiklah kapten, maaf sudah menyita waktumu hanya untuk mengatakan hal sepele seperti ini. Kata ku lagi kepada kapten Santoso. "
Aku merasa belum puas dengan jawaban yang diberikan kapten kepada ku. Entah mengapa aku masih berpikir masih ada yang dia sembunyikan di balik perkataan nya pada ku. Aku rasa mungkin saja akan ada perseteruan di antara kapten Santoso dan Jenderal. atau mungkin saja dengan petinggi-petinggi lain di luar sana.
Banyak pertanyaan yang ada di dalam kepala ku saat ini, aku jadi berpikir masih ada misteri di dalam markas ini yang belum ku ketahui saat ini. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Ucap ku berkata sendiri.