setelah aku terjebak dalam sebuah kegelapan, akhirnya aku pun tersadar. setelah aku terbangun aku menyadari bahwa ternyata aku berada di ruang perawatan di markas cavalry. disitu terlihat ada juni dan kapten Santoso. dan waktu sudah ter-lewat 1 jam lama nya dari awal masa percobaan. aku bertanya apa yang terjadi dan mengapa aku ada di ruang perawatan. kapten Santoso menjelaskan pada ku di saat kapten Santoso berkata teruskan, tiba-tiba sinyal yang ada pada ku menghilang, serta lampu berubah menjadi warna ungu. dan ketika kapten Santoso menoleh ke arah ku, aku pun sudah menghilang. lalu aku berpikir mungkin aku tanpa sengaja menyentuh lubang hitam itu.
" Tap tap tap. " suara langkah kaki, kudengar ditelingaku dengan samar samar.
''cepat! cepat minyingkir! bawa dia keruang perawatan. '' suara seseorang berteriak hingga terdengar oleh ku.
aku pun juga mendengar suara perempuan yang berteriak-teriak. suara seperti Juni yang sedang berteriak. akan tetapi aku tertidur kembali entah sudah beberapa saat terlewati kala itu. tiba-tiba, aku kembali terbangun untuk yang kedua kalinya di sebuah ruang perawatan. dan disana terdapat kapten Santoso serta Juni bersama seorang dokter dari cavalry. Juni yang melihat ku tersadar, langsung memegang tangan ku sambil memeriksa kondisi ku. sedangkan kapten Santoso tampak terkejut melihat ku yang tiba-tiba saja bangun dan terduduk di hadapan nya.
kapten berkata kepada ku, " istirahatkan dulu tubuh mu letnan! " kemudian aku bertanya kepada Juni apa yang telah terjadi kepada diri ku. Juni menjelaskan bahwa mereka menemukan ku dalam kondisi pingsan di lantai B4. gedung ini memang memiliki dua belas lantai bawah tanah. sehingga aku di temukan di lantai terbawah gedung tersebut. Juni kemudian menjelaskan kondisiku saat ditemukan, tubuh ku sudah basah kuyup serta napas ku mulai melemah.
Sampai akhirnya seseorang melakukan pertolongan pertama kepadaku serta melakukan CPR kepada ku sehingga banyak air yang keluar dari mulut ku pada saat itu. menurut cerita yang di katakan oleh Juni, aku terbaring selama empat jam di ruang perawatan ini. aku sunggug takjub saat itu. aku pun merasakan sekujur tubuh ku sangat sakit. lalu, tiba-tiba saja aku mengingat apa yang terjadi dimasa depan dan apa yang akan terjadi kepada markas ini di masa depan. ya, sebuah kehancuran.
Lalu, aku segera memanggil kapten santoso.
" Kapten, ada sesuatu yang harus aku beritahukan kepada mu. " kata ku dengan begitu serius. dan kapten Santoso pun menanggapi perkataan ku dan mulai mendengarkan ku. dengan wajah gugup aku berkata kepadanya, " tempat ini di masa depan hanya akan menjadi sebuah sumur raksasa kapten. aku tidak mengetahui kapan tepatnya, tetapi dari yang aku alami aku terjatuh dari ruang percobaan sampai ke lantai B4 yang berisikan air dimasa depan. " kata ku yang mencoba menjelaskan penglihatan ku di masa depan kepada Kapten Santoso.
Kapten santoso pun terlihat sangat terkejut dengan apa yang aku katakan. dan dia mulai beranjak dari tempat duduknya, " pengelihatan mu dimasa depan mungkin akan menjadi petunjuk penting dimasa sekarang agar kita bisa mempersiapkan diri. lalu apa yang terjadi sehingga kau bisa menelan banyak air? tanya kapten santoso kepada ku dengan penasaran.
Sambil membuat catatan kecil di tablet monitor yang ia bawa, kapten santoso mulai mencatat apa yang terjadi kepada ku saat itu. " aku ditangkap oleh robot raksasa bermata hijau aku tidak bisa melawan nya saat itu karena kaki ku di cengkram olehnya dan aku dibuat tengelam oleh mahluk tersebut. " kata ku lagi sambil menunjukan bagian mana yang dicengkram oleh mahluk itu.
" Baiklah Jo, aku akan melaporkan ini semua kepada Jenderal, kau beristirahatlah lebih dulu. " sahut Kapten Santoso. Kapten Santoso Bergegas meninggalkan diri ku dan juga Juni dan hendak melaporkan nya kepada Jenderal.
Juni kemudian mulai berbicara kepada ku.
" Bagaimana bisa markas dengan fasilitas militer terlengkap di dunia bisa hancur? apakah kita gagal mempertahaankan markas ini? " tanya Juni kepada ku.
Aku tertegun tidak bisa menjawab nya sama sekali, di pikiranku hanya ada beban berat yang mengganjal. dalam hati aku berkata, " aku harus mencari tahu mengapa tempat ini bisa hancur. ini adalah markas terbaik yang di buat oleh manusia dengan teknologi yang sangat canggih. jika tempat ini hancur mana mungkin ada militer yang tersisa didunia masa depan. "
Aku mulai memiliki motivasi untuk kembali ke masa depan. aku berpikir bahwa aku harus segera mencari bukti yang bisa menunjukkan apa yang akan terjadi di masa depan sebelum akhirnya markas ini hancur dan menjadi sumur yang sangat besar. aku pun segera beranjak dari ranjang perawatan. aku berniat untuk melintasi lubang hitam lagi dan pergi ke masa depan. akan tetapi saat itu Juni menghentikan ku.
" Jo!!! apa yang kau lakukan? kau masih belum pulih, jangan banyak bergerak! " teriak juni kepada ku.
" Tapi aku harus berbicara dengan kapten Santoso, aku ingin percobaan ini segera di mulai, aku merasa bertanggung jawab dengan nasib umat manusia dimasa depan." kata ku kepada Juni.
Juni berpikir bahwa Jopardi tidak bisa dilarang saat itu sehingga dia akhirnya membiarkan Jopardi untuk menemui Kapten Santoso. Juni beranjak dari tempat nya dan menyambut lengan ku, kami pun mulai berjalan perlahan menuju ruangan kapten Santoso.
'' apa kamu sudah memiliki rencana yang matang tentang apa yang harus kamu lakukan? '' tanya Juni sambil menuntunku dengan perlahan.
'' Ya, aku akan kembali dan memastikan kapan markas ini hancur melalui jejak waktu yang tersisa. " jawab ku dengan percaya diri.
Juni terlihat agak binggung dengan apa yang aku katakan saat itu. dia pun sempat terdiam dan berpikir. sampai akhirnya dia kembali bertanya kepada ku.
'' Jejak waktu? Apa maksud Mu Jo? '' tanya Juni kepadaku.
" Jejak waktu yang ku maksud adalah seperti kalender yang tersisa disana, dokumen- dokumen, atau dari sampel lumut yang ada di tempat ini dimasa depan. kita bisa menelitinya nanti. tapi sebelum melakukan itu, aku harus bisa melawan dan menghancurkan robot mata hijau itu seorang diri dengan bantuan teknologi saat ini. aku juga harus memastikan barang apa saja yang bisa aku bawa kemasa depan. " jelas ku lagi pada Juni.
Juni sepertinya menyadari apa yang ku maksud saat itu. sehingga dia selalu berpesan kepada ku untuk berhati-hati saat percobaan sedang di lakukan. Juni berkata bahwa dia akn berusaha juga menyelamatkan ku di saat aku dalam keadaan yang genting. karena dia adalah salah satu dari pasukan Cavalry. aku pun tersenyum mendengar Juni yang memamerkan bakat nya di depan ku. aku pikir Juni memang benar-benar akan menyelamatkan ku nantinya.