Aku yang pada saat itu berpikir bisa mengalahkan monster yang saat itu, nyatanya tidak bisa. terakhir kali yang ku ingat hanyalah monster tersebut menghempasku hingga tubuhku terbentur dengan pintu. dan pada saat itu juga pikiran ku blank sehingga membuat ku tidak sadarkan diri.
Juni yang saat itu sedang berada di ruang kontrol, terkejut melihat Jopardi yang tiba-tiba saja ada di atas tempat tidur yang ada di ruangan tersebut. Juni pun segera menghampiri Jopardi dan memeriksa nya secara menyeluruh. Juni memeriksa denyut jantung terlebih dahulu dan dia melihat sudah mulai stabil, kemudian setelah itu dia mulai memeriksa sekujur tubuh Jopardi apakah ada luka atau tidak.
Dan Juni melihat ada luka lebam di punggung ku seperti bekas hantaman benda yang sangat besar. Juni pun mulai mengobati nya. Juni saat itu merasa cemas kepada Jopardi. dia berpikir apakah mungkin mereka akan meruskan kembali misi ini. karena sejujurnya Juni berpikir bahwa misi ini sama seperti misi bunuh diri.
Aku yang saat itu mulai terbangun merasakan bahwa ada seseorang yang tengah menyentuh tubuh ku saat itu. aku pun langsung beranjak bangun dan mulai memasang kuda-kuda hendak berkelahi. dan setelah ku melihatnya, ternyata Juni lah yang saat itu sedang berada di hadapan ku.
Juni menatap ku dengan heran. aku pun akhirnya kembali duduk di atas tempat tidur yang saat itu tempat ku berpijak.
" Apakah kau baik-baik saja? " tanya Juni kepada ku.
" Ya, aku tidak apa-apa. tadi aku hanya sedikit terkejut saja. " terang ku pada Juni.
" Lihatlah, tubuh mu sangat lebam. apa yang terjadi saat kau menjelajahi waktu? " tanya Juni yang merasa penasaran.
" Ah, ini. saat itu aku bertemu dengan monster dan dia menyerang ku dan menghempas ku hingga aku terpental jauh menabrak pintu. " jelas ku lagi kepada Juni.
Aku melihat Juni yang tiba-tiba saja terlihat murung ketika aku menceritakan apa yang baru saja ku alami.
" Ada apa? mengapa kau terlihat murung seperti itu? " tanya ku kepada Juni.
Juni mulai menatap ku seolah dia ingin menangis. sepertinya dia tidak tahan meliaht ku di sakiti seperti ini terus-menerus. kemudian aku meyakinkan Juni bahwa dia harus kuat menerima nya. karena hal ini sudah menjadi resiko yang harus dia tanggung sebagai anggota militer Cavalry.
Dan aku meyakini bahwa aku harus bisa menyelamatkan negara Indonesia dari kehancuran. Juni akhirnya mengerti apa yang sudah ku jelaskan padanya. dia kembali seperti dia yang biasanya.
Aku saat itu bertanya kepada Juni dimana Kapten Santoso berada. Juni pun mengatakan bahwa Kapten berada di ruangan nya. Juni segera mengantar ku untuk menemui Kapten Santoso.
" Kapten! " ucap ku menyapa kapten Santoso.
" Letnan Jo? rupanya kau sudah kembali. " jawab Kapten Santoso dengan terkejut. " apakah kau baik-baik saja? apa yang sudah kau dapatkan dari sana? apakah kau menemukan penyebab markas ini hancur? " tanya kapten lagi.
" Siap Kapten! aku menemukan sebuah dokumen namun isi nya tidak bisa ku temukan. aku hanya menemukan hanya lembar depan nya saja. " jawab ku sambil memberikan dokumen yang kutemukan di masa depan.
Kapten Santoso mulai memeriksa berkas tersebut. lalu, Kapten Santoso kemudian segera pergi ke ruangan Jenderal Cavalry untuk melaporkan dokumen tersebut. sementara aku menunggu, Juni membuatkan ku secangkir teh hangat dan juga sepotong roti untuk ku makan saat itu.
Tak lama kemudian. Kapten Santoso kembali menemui ku dan juga Juni. dia berkata untuk segera melakukan eksperimen dengan membawa makhluk hidup beserta ku melewati lubang hitam. Juni tiba-tiba saja menolaknya. Juni berkata kepada Kapten Santoso bahwa dia harus memberikan ku istirahat sejenak. bahkan Juni berkata bahwa tubuh ku masih penuh lebam. aku sendiri tidak merasakan apa pun saat itu.
Ketika Kapten mulai berdebat dengan Juni, Aku pun bangkit dari tempat duduk ku. aku berkata kepada Juni bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan ku. Juni tampak memandang ku dengan kesal saat itu.
Kemudian aku berkata kepada Kapten Santoso untuk segera melakukan eksperimen tersebut agar dia bisa segera mengetahui lebih jelas bagaimana markas bisa hancur agar seluruh organisasi bisa bersiap untuk menghadapi hal terburuk nanti. Juni pun tidak bisa menolak lagi karena Jopardi sudah memutuskan nya sendiri.
Akhirnya mereka mulai mendiskusikan apa yang ingin di bawa oleh Jopardi untuk pertama kali nya. sudah jelas sebelumnya mereka sudah mencoba untuk membawa kapten Santoso bersama dengan nya, namun itu tidak berhasil. kemudian Kapten Santoso berpikir untuk menyuruh Jopardi membawa seekor tikus bersama dengan nya.
Kapten pun segera menyuruh ajudan nya untuk mengambil tikus dan meletakkan nya di dalam kandang kecil. dia pun menyuruh ajudan nya untuk memberikan nya kepada Jopardi. saat itu Jopardi hanya di bekali dengan seekor tikus dan juga satu pisau dan satu buah pistol.
Kapten Santoso kemudian mengajak Jopardi untuk melakukan jelajah waktu di luar markas Cavalry agar dia tidak kembali tenggelam pada saat dia di masa depan. setelah di luar markas, kapten Santoso mulai memerintahkan untuk membuka kembali lubang hitam. setelah lubang hitam mulai tebentuk, Jopardi yang saat itu sudah siap untuk masuk pun sudah berada di depan lubang hitam.
Aku mulai bersiap untuk melintasi lubang hitam. aku mulai memejamkan kedua mata ku dan mulai berkonsentrasi penuh. aku pun mulai menyentuh lubang hitam tersebut secara perlahan dan hembusan angin yang begitu kencang mulai melintasi di sekitar ku, aku pun membuka kedua mata ku dan sekeliling ku terasa gelap gulita ketika aku mulai memasuki lubang hitam tersebut.
Aku pun kembali memejamkan kedua mata ku dan dalam waktu sekejap aku pun membuka mata ku lagi dan aku pun kembali ke masa depan. aku pun langsung bersikap siap sedia dan mulai memastikan bahwa di sekitar ku aman-aman saja.
Setelah aku memastikan semua nya aman terkendali, aku pun melihat apakah tikus yang ku bawa saat itu masih ada di dalam ransel ku. dan aku pun membuka tas ku dan ternyata tikus tersebut tidak ada beserta kandang-kandang nya. Jopardi pun terkejut.
Sementara itu, kapten Santoso juga tampak terkejut ketika dia melihat kandang tikus tersebut yang tiba-tiba saja berada di tempat tepat dimana saat itu Jopardi hendak melintasi lubang hitam. dia pun kemudian berpikir apakah mungkin masa benda nya terlalu berat sehingga tidak bisa di bawa oleh Jopardi melintasi lubang hitam tersebut.
Aku pikir saat itu mungkin saja, tikus itu berada di sekitar ku. Aku pun mulai menyusuri di sekeliling ku. aku mencoba untuk mencari jejak kaki dari tikus tersebut, namun tetap saja dia bahkan tidak menemukan nya dimana pun. aku mulai berpikir sejenak. apakah mungkin tikus tersebut hilang begitu saja atau kah mungkin tidak bisa terbawa oleh ku?
Aku pun akhirnya memutuskan untuk menyudahi pencarian tikus tersebut. saat ini aku mulai berpikir bagaimana aku bisa kembali lagi ke masa dimana aku berasal. haruskah aku melukai ku sendiri? kata ku dalam hati.
Aku kemudian berpikir untuk menabrakkan diri ku ke sebuah pohon besar agar membuat ku pingsan dan bisa kembali tanpa melukai tubuh ku dengan luka yang serius. aku mulai mengambil ancang-ancang untuk berlari dan menabrakkan diriku ke sebuah pohon yang besar.
" Duk!!! " suara benturan cukup keras terjadi.
Aku pun mulai mengerang kesakitan. ternyata menabrak pohon tidak bisa membuatku tak sadarkan diri. aku pun menemukan jalan buntu. akhirnya aku memutuskan untuk menusuk diri ku lagi. karena ku pikir saat itu sudah tidak ada lagi yang bisa ku lakukan selain melukai diriku sendiri.