Setelah percobaan keempat selesai, aku pun sempat beristirahat beberapa hari sebelum percobaan selanjutnya di lakukan. aku pikir aku memiliki waktu untuk sedikit bersantai bersama dengan Juni. namun selama di markas cavalry, aku tidak bisa pergi kemana pun sesuka hati ku. karena aku selalu di awasi kemana pun aku pergi.
Aku begitu sangat merindukan suasana seperti sebelum nya. dimana aku bisa pergi dengan bebas ke pusat berbelanjaan atau restoran yang ku inginkan. aku pun bisa pergi berkencan dengan leluasa bersama Juni. aku sangat merindukan hal-hal itu.
Namun setelah aku memutusakan untuk menyelamatkan negara ku, aku harus melupakan segala hal tentang keinginan pribadi ku. kali ini pikiran ku terfokus hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan lubang waktu dan bagaimana menyelamatkan negara ku dari kehancuran.
Aku kembali teringat saat Juni sempat mencium ku di ruang senjata. aku membayangkan hingga membuat ku tersenyum-senyum sendiri. ku pikir sepertinya aku merasa berdebar-debar saat itu. namun Juni tampak seperti tidak ada apa-apa sebelum nya dengan kami.
Aku ingin bertanya sebenarnya, namun aku merasa ragu. aku takut Juni merasa tidak nyaman dengan pertanyaan ku. bahkan kami berada di ruangan yang sama, namun kami merasa seperti orang asing ketika kami di dalam kamar. ya, aku tahu pasti karena kamera pengawas yang terpasang di ruangan kamar ini sehingga kami tidak bisa merasa leluasa.
Saat aku termenung menatap ke arah Juni, tiba-tiba saja dia menghampiri ku. ku pikir dia akan mencium ku, namun ternyata dia hanya melewati ku dan meletakkan beberapa vitamin untuk ku di meja yang ada di samping ku. saat itu aku pun tersipu malu sendiri sehingga Juni tampak menatap ku dengan heran.
Saat aku hendak mengajak Juni berbicara, kapten Santoso sudah memanggil ku lewat radio komunikasi. saat itu dia meminta ku untuk datang ke ruangan nya karena ada yang ingin dia bahas dengan ku mengenai beberapa percobaan yang telah dilakukan sebelumnya.
Aku pun mengurungkan niatku untuk berbicara dengan Juni karena hal tersebut. aku segera pergi ke ruangan kapten Santoso untuk berapat bersama nya. setelah menemuinya, kapten meminta ku untuk menjelaskan dari awal tentang percobaan yang telah kami lakukan, serta senjata apa yang berhasil dia bawa saat itu. bahkan dia meminta ku menjelaskan lebih detail suasana yang ada di masa depan saat itu.
Aku pun mulai memberitahu pengalaman ku selama aku menjelajahi di sana. aku pun mengatakan bahwa markas ini sepertinya runtuh kedalam tanah. entah karena efek ledakan yang cukup besar dari lantai dasar atau karena alam. yang pasti saat itu aku menjelaskan bahwa markas itu bagaikan sebuah labirin di dalam hutan belantara.
Sambil mendengarkan ceritaku, kapten Santoso mencatat nya di sebuah ponsel tablet yang dia selalu bawa-bawa kemana pun. setelah cukup banyak bercerita, kapten pun mengatakan kepada ku bahwa besok kemungkinan aku akan melakukan percobaan yang kelima kali nya.
Dia mengatakan kepada ku bahwa aku akan membawa sebuah peti dengan isi beberapa Bazooka. aku tercengang mendengar nya. karena ku pikir pasti akan sangat sulit membawa nya karena terlalu berat. namun aku bertanya kepada kapten Santoso bahwa mungkinkah aku bisa membawa nya.
Kemudian kapten Santoso memberitahu ku bahwa aku mungkin akan membawa beberapa buah saja dan peti tersebut pun dalam ukuran kecil bukan yang besar. aku pun merasa lega mendengar nya. kemudian setelah kamis selesai berdiskusi, kapten menyuruh ku untuk segera beristirahat dan menyiapkan diri untuk esok hari.
Sebelum aku beristirahat, aku memutuskan untuk berlatih sejenak di ruang latihan. ku pikir sepertinya aku harus menyiapkan stamina yang baik untuk esok hari. karena ku pikir aku tidak mungkin membiarkan peti itu berada di depan ku pastinya aku akan memegang nya dan mengangkat nya.
Aku pun mulai berlatih dengan cukup keras. ku pikir aku bisa sekaligus mengalihkan pikiran ku sejenak serta menjernihkan pikiran ku dari hal-hal negatif yang ingin ku lakukan bersama dengan Juni. karena terus terang saja terkadang aku tidak bisa menahan hasrat ku kepada Juni.
setelah aku selesai berolahraga dan berlatih, aku pun kembali ke kamar ku untuk segera beristirahat, saat itu aku masuk ke kamar ku tanpa mengetuk terlebih dahulu, aku pun membuka pintu nya begitu saja dan melihat Juni yang saat itu sedang mengancing kemeja baju nya.
Aku pun tanpa sadar melihat sekilas pakaian dalam yang di kenakan Juni pada saat itu sehingga membuat wajah ku seketika memerah. aku langsung bergegas menutup pintunya kembali dan berkata maaf kepada Juni dari balik pintu.
Juni pun saat itu hanya tersenyum melihat tingkah malu-malu dari Jopardi. dia melihat Jopardi yang saat itu tampak sangat terkejut. padahal saat itu dia hampir selesai memakai pakaian nya hanya tinggal mengancing nya saja.
Aku pun tersadar bahwa ada kamera pengawas di kamar sehingga ada kemungkinan orang lain yang melihat tubuh indah milik kekasih ku yaitu Juni. aku pun kembali membuka pintu dan langsung menghampiri Juni.
" Mengapa kau tidak berganti pakaian di dalam kamar mandi? bukankah kau tahu bahwa ada kamera pengawas di dalam kamar ini? " tanya ku dengan kesal kepada Juni.
" Hei, tenanglah dan lihatlah. " jawab Juni sambil menunjukkan ku ke arah kamera pengawas.
Aku pun sedikit tercengang pada saat itu. ternyata apa yang ku bayangkan tidak benar-benar terjadi. aku pun merasa malu kepada Juni karena sudah memarahinya langsung tanpa bertanya lebih dulu.
" Aku tidak mungkin seceroboh itu. mereka tahu jika aku menutupi kamera nya di saat aku sedang sendiri, itu artinya aku sedang berpakaian. karena beberapa kali ini jika aku menggantinya di kamar mandi, pasti pakaianku akan terjatuh dan basah. sehingga aku melapor pada kapten untuk menutupi kamera pengawas di saat aku sedang berganti pakaian. tadi aku hanya lupa mengunci pintu saja. untung saja kau yang datang. " jelas Juni kepada ku.
" Oh, begitu rupanya. " sahut ku.
Saat itu aku sedikit berpikir, mungkin kah dengan begitu aku bisa memiliki kesempatan untuk berduaan dengan Juni dan melakukan apapun dengan Juni? entahlah sepertinya pikiran ku sudah mulai liar setelah menemukan sebuah celah dimana aku bisa memanfaatkan nya.
Ah, apa yang ku pikirkan? mengapa aku berpikir yang tidak-tidak! " kata ku di dalam hati.
Juni pun mulai memanggil ku dan bertanya mengapa aku tiba-tiba terdiam. Juni bertanya kepada ku apa yang ku pikirkan saat itu. aku pun mencoba untuk tidak memberitahu apa isi yang ada di dalam kepala ku saat itu. aku akan mencoba membuat kejutan untuk nya. aku akan mencoba mencari waktu yang tepat.