Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 25 - Lima belas Menit

Chapter 25 - Lima belas Menit

Berita bahwa tidak di temukan nya Jopardi setelah kembali akhirnya sampai di telinga kapten Santoso. dimana pada saat itu kapten Santoso cukup merasa panik. dia pun bergegas pergi mencari Jopardi ke sekeliling markas. sampai akhirnya, dia melihat Jopardi baru saja memasuki pintu utama markas dengan jalan yang sedikit tertatih-tatih.

" Letnan Jo! " seru kapten Santoso saat dia bertemu Jopardi.

Aku melihat kapten Santoso yang tampak seperti orang yang panik. aku pun hanya menatap nya sambil tersenyum dan berjalan ke arahnya. Kapten Santoso pun bergegas menghampiri ku sambil berlari. ku pikir apa yang terjadi padanya? mengapa dia berlari?

" Dari mana saja kau? semua orang panik mencari mu. " kata kapten Santoso kepada ku dengan napas yang tesengal-sengal.

" Aku baru saja kembali sadar. ku pikir aku akan melapor saat ini karena radio ku kehabisan daya. " jelas ku kepada kapten Santoso.

" Ah, syukurlah. ku pikir kau dalam bahaya. aku harus memperbaiki ini. sepertinya kali ini kau akan selalu berpindah tempat saat kembali. " kata kapten Santoso.

" Sepertinya begitu. karena tadi aku terbangun di sekitar area dimana biasa kita melakukan penyintasan ke lubang hitam. " ucap ku menerangkan.

Kemudian kapten mulai mengabari lewat radio bahwa aku telah di temukan dan saat ini akan pergi ke ruang kontrol. Juni yang saat itu sedang berada di ruang kendali segera berlari menemui Jopardi. Juni terlihat begitu cemas sehingga dia terburu-buru pergi dan meninggalkan radio komunikasinya di ruang kendali.

Saat berada di ruang kontrol aku mulai di periksa sambil memberikan keterangan kepada kapten Santoso. beliau memberitahu ku bahwa dia menemukan Bazooka di depan lubang hitam segera setelah aku melewatinya. aku pun mengatakan bahwa aku hanya mendapati sebuah peti kosong di tangan ku. dan aku juga mengambil tas ku yang berisi peluru Bazooka yang sebelum nya ikut terbawa bersama dengan ku.

" Jadi, pelurunya berhasil terbawa? " tanya kapten Santoso dengan terkejut.

" Ya, kapten. " jawab ku.

" Mengapa Bazooka nya tidak bisa terbawa oleh mu? apa sebenarnya masalahnya sekarang? " ucap kapten Santoso bertanya-tanya sendiri.

" Ku pikir mungkin karena bobotnya terlalu berat. " sahut ku.

" Mungkin saja. aku akan mencoba mencari tahunya nanti. " jawab kapten Santoso.

" Baiklah. " kataku.

Saat kapten Santoso hendak pergi, aku pun bertanya kepadanya lagi apakah mungkin akan ada percobaan kembali nantinya. Kapten menjelaskan kepadaku bahwa kemungkinan akan ada percobaan terus menerus sampai mereka tahu apa saja yang bisa di bawa melewati lubang hitam.

Aku kemudian berpikir bahwa ini akan menjadi sangat panjang. petualangan ku di dunia yang mungkin berbeda-beda dan sendirian. namun aku masih merasa penasaran, sejauh aku pergi melakukan percobaan, mengapa aku tidak bisa bertemu dengan Tania atau Maria lagi.

Apakah mungkin aku pergi ke dimensi yang berbeda dengan nya? itu masih menjadi misteri bagi ku. aku hanya berharap organisasi Cavalry ini bisa segera menemukan alat yang bisa membuat ku pergi dan pulang tanpa harus membunuh diriku sendiri.

Setelah cukup melakukan pemeriksaan, Juni menyuruh ku untuk kembali ke kamar dan beristirahat. aku pun enggan melakukan nya dan ingin mengobrol bersama dengannya. namun Juni berkata kepada ku bahwa pekerjaan nya belum selesai. aku pun di paksa nya untuk segera kembali ke kamar.

Akhirnya aku mengalah dan pergi ke kamar ku dengan perasaan yang muram serta wajah yang masam. aku mulai berjalan menelusuri lorong untuk sampai ke kamar ku. aku mulai merasa jenuh karena yang ku lakukan hanyalah melakukan percobaan dan melawan monster terus-menerus.

Aku kemudian mulai memainkan permainan yang ada di dalam ponsel ku. aku berpikir mungkin bermain game sejenak bisa mengusir rasa jenuh ku. ketika aku sedang asyik bermain, seseorang mendatangi kamar ku. dan ternyata itu adalah Juni. Juni tiba-tiba saja menyuruh ku untuk pergi karena dia akan mandi dan mengganti pakaian nya.

Aku pun akhirnya menuruti perkataan Juni dan pergi keluar dari kamar. Juni berkata kepada ku bahwa dia meminta ku untuk tetap berada di depan pintu kamar. saat itu aku tidak mengerti apa yang di maksud dengan perkataan Juni. aku pun hanya mengangguk saja sambil memegang ponsel ku dan meneruskan permainan ku yang ada di ponsel milik ku.

Tak lama kemudian Juni muncul kembali dari dalam kamar dan meminta ku untuk masuk. aku pun berjalan masuk sambil terus menatap ponsel ku karena kau masih di dalam permainan. Juni saat itu mengunci pintu kamar tanpa aku sadari. saat aku duduk di atas tempat tidurku, Juni menghampiriku dan mendorong ku hingga aku jatuh tertidur di atas tempat tidurku sendiri.

Aku terkejut melihat Juni yang saat itu tidak mengancingkan baju nya sebanyak tiga baris hingga terlihat belahan dadanya.

" Jun-Juni, a-apa yang kau lakukan? " tanya ku dengan gugup.

" Kita memiliki waktu limabelas menit, bisakah kau melakukan nya dengan cepat? " tanya Juni sambil menatap ku dengan wajahnya yang memerah.

" Apa maksudnya ini? mengapa dia seperti hendak melakukan hal itu dengan ku? mengapa wajahnya terlihat sangat berhasrat? apakah mungkin yang dia maksud adalah- " kata ku dalam hati sambil tertegun menatap Juni.

Aku tidak banyak bertanya lagi. Aku pikir saat ini Juni mulai membuka peluang untuk ku. sudah lama aku sangat berhasrat dan tidak ku lampiaskan karena keadaan yang tidak memungkinkan. aku sangat terkejut sekaligus terkesan karena Juni lebih nakal dibanding perkiraan ku. aku pun berpindah posisi dengan Juni. aku memeluk tubuh Juni dan membalikan nya kedalam posisiku sebelumnya.

Juni terlihat sangat terkejut saat itu. aku pun mulai menghampirinya lalu menyentuh bibir lembutnya dengan bibir milik ku. aku pun mulai semakin berhasrat dan mulai melumat bibir Juni dengan lembut. Juni seakan-akan mengikuti kemana alurnya dan mulai menikmatinya.

Begitu pula denganku. aku senang dengan waktu yang cukup singkat itu aku bisa melampiaskan hasrat tependam ku yang sudah cukup lama ku tahan. aku tidak menyangka Juni akan sepemikiran dengan ku. limabelas menit itu memang waktu yang sangat singkat, namun bagi ku itu sangat berarti dan bermakna.

Ku pikir tadinya mungkin aku tidak akan merasakan hal seperti ini lagi selamanya. namun aku salah. ternyata aku masih bisa menikmatinya karena Juni. setelah limabelas menit berlalu, aku segera mengenakan pakaian ku kembali. Juni melayangkan senyum manisnya kepada ku. Aku pun membalasnya lalu mulai pergi keluar kamar sambil melihat apakah ada orang yang berlalu-lalang atau tidak.

Setelah Jopardi keluar dari kamar, Juni pun segera mengenakan kembali pakaian nya dan membuka kembali kamera pengawas yang sebelumnya dia tutupi sebagai alasan bahwa dia akan berpakaian setelah mandi. aku pun mulai berkeliling markas sambil membayangkan kembali hal yang baru saja ku lakukan bersama dengan Juni. aku begitu sangat bahagia berkat Juni. bahkan rasa lelahku hilang begitu saja.