saat aku mencoba memikirkan ruang uji coba 1 aku melihat dari mataku ada gambar bola berputar dan memunculkan jalur yang harus ku tempuh. aku pun berterima kasih kepada sohee atas teknologi ini dan segera menyusuri jalur yang ada di lensa. dan tiba lah aku di ruang uji coba 1. disana ada kapten Santoso yang menunggu ku. " Kapten. " ujar ku kepadanya. " ada apa membawa ku ke ruang uji coba? bukan kah aku akan melakukan misi ini mulai besok? " kata ku lagi kepada kapten.
" Tidak apa apa, ini hanya percobaan kecil. " jawab kapten Santoso. kapten Santoso mengambil beberapa alat yang digunakan untuk memindai logam dan memindai ku. alat itu berbunyi nyaring sekali saat berada di leher ku. rupanya alat pelacak yang ditanam pada diriku berpindah tempat, tapi kapan ini dilakukan, aku berpikir mungkin jika mereka menginginkan ginjal ku saat aku tidur pun mereka bisa mengambilnya kapan saja. sedih sekali hidup seperti ini. badan ku di belah tanpa ada yang bertanya kepadaku lebih dulu.
Lalu kapten Santoso berkata kepadaku " letnan Jo, aku akan mencoba mengeluarkan lubang hitam tapi kamu tidak boleh masuk ke dalamnya. aku hanya ingin melihat pelacak baru ini masih bisa berfungsi atau tidak karena radiasi yang ditimbulkan oleh lubang hitam. mengerti? " kata kapten Santoso kepadaku. " baik kapten, aku tidak akan melompat masuk ke dalamnya. " sahut ku.
kemudian kapten Santoso, memberi sinyal ke kamera cctv di ruangan itu, dan muncul lubang hitam di belakang kapten Santoso. kapten Santoso menyuruh ku mendekatkan diri ku ke lubang hitam itu tanpa menyentuhnya dan kapten mengecek kembali melalui tanda di cctv lampunya masih berwarna hijau itu artinya masih aman. karena jika lampunya berubah ke warna ungu artinya aku tidak bisa terdeteksi. ini bisa terjadi apabila perangkat yang ada di dalam tubuhku mati terkena radiasi atau aku masuk ke lubang hitam. alat ini bisa di deteksi sejauh 100 km.
saat aku mendekati lubang itu mengikuti suara kapten Santoso yang berkata " terus maju, maju perlahan, pelan pelan saja jangan terburu buru, nanti kamu tanpa sengaja menyentuhnya. " aku berkata kepada kapten Santoso membalas perkataannya " baik kapten, tapi apakah benar alat ini bisa mendeteksi ku sejauh 100 km? bukankah itu hanya klaim yang mengada-ada? '' kata ku kepada kapten Santoso saat itu.
tapi, apa yang terjadi. karena aku yang kehilangan konsentrasi dalam menjaga jarak antara aku dan lubang hitam itu karena mengobrol dengan kapten Santoso, tanpa sengaja aku menyentuh lubang hitam tersebut dan seperti biasa mata ku tiba-tiba menjadi gelap dan aku merasakan seperti melayang di udara. aku terbangun dan menyadari diriku sedang terjatuh. " sial! apa yang terjadi? " kataku dalam hati ku. tiba-tiba, " splash!!! " aku masuk kedalam air. aku merasakan tubuh dan pakaian ku basah. aku mulai merasa sesak sekali dan aku tidak bisa melihat semuanya karena gelap. aku seperti mulai menelan air, karena tidak terlihat apapun, aku tidak tau harus berenang ke arah mana. aku betul-betul kehilangan arah dan tidak tahu dimana permukaan airnya. sehingga aku mulai kebingungan.
Aku tidak bisa bernafas dan aku ingat udara selalu pergi ke arah permukaan. aku pun mencoba melepaskan udara di mulutku dan sedikit menyadari aliran udara tersebut mengalir ke belakang kepala ku, aku pun bergegas menggerakkan tubuhku untuk berenang ke arah itu. dan benar saja aku tiba di permukaan, aku bisa merasakan udara lembab melalui hidung ku, mata ku mulai beradaptasi melihat sekeliling walau aku hanya bisa melihat beberapa bentuk saja. tiba-tiba ada hal yang terlintas di pikiran ku, " bukankah ini berarti aku berada di area markas cavalry di masa depan? tetapi apa yang terjadi ini semua? " tanya ku dalam hati ku.
Pikiranku ini sangat kosong. tiba-tiba aku melihat secerca cahaya hijau kecil yang datang ke arahku dan aku berkata kepada diriku " masih ada kunang-kunang rupanya di masa depan. hahaha. " kata ku sambil tertawa. tapi tanpa kusadari aliran air mulai bergerak ke arahku dan secerca cahaya itu sedikit-sedikit mulai membesar dan aku menyadari ini bukanlah kunang-kunang. cahaya yang tadinya hanya sebesar kunang-kunang, kini berukuran sebesar kepala orang dewasa. lalu, tiba-tiba cahaya tersebut masuk kedalam air dan menghilang.
Saat aku berpikir semuanya sudah baik-baik saja, aku merasakan ada sesuatu yang menarik kaki ku. dan aku dihadapkan di cahaya hijau besar tersebut yang ternyata berukuran sebesar diriku. aku mencoba untuk melepaskan diri, tapi saat itu aku merasa kehabisan udara.
" Sial! " kenapa makhluk ini besar sekali? kenapa dia menangkap ku? " kata ku lagi dalam hati. perlahan-lahan aku merasakan udara di paru-paru ku mulai meninggalkan tubuh ku. " ah tidak! aku butuh bernapas. " kata ku dalam hati. tapi semuanya terlambat. badan ku mulai terasa lemas dan aku kehabisan udara.