"Emppt, Kaaakk!" Jingga berusaha menjangkau alam sadarnya. Pria itu berkuasa atas dirinya padahal masih ada masker yang menempel di wajah tampan itu.
Andra tak tanggung-tanggung, sangat banyak bekas yang ia tinggalkan di sana sampai dia terjatuh lesuh dengan napas memburu.
"Kapan lo selesainya?" tanya Andra.
"Beso-besok, kenapa?" Jingga susah menelan salivanya sendiri, pertanyaan itu jelas merajuk pada hal yang lebih intim diantara mereka berdua.
Apa yang Andra tanyakan bukan hal yang mudah untuk Jingga jawab dan remehkan begitu saja, dia harus bertanggung jawab atas hari itu.
"Sekarang nggak bisa?" tanya Andra.
"Nggal bisa, Kak. Aku belum mandi besar, harus cuci rambut dulu." melenggak-lenggokan tubuhnya, berusaha menghindari Andra.
Mendengar jawaban itu Andra langsung berguling ke samping, dia ingin mendesak saat ini, tapi sesuai ketentuan yang ada akan salah bila dia menyentuh Jingga di malam ini, dia sama saja tak tahu diri dan aturan yang ada.