Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 30 - Binggung

Chapter 30 - Binggung

"Emm bukan ga mau sih cuma kaget aja cara mintanya kaya gitu." Ara tersenyum canggung menanggapinya. Arlan memasang wajah datar Gista yang mengubah topiknya.

"Yaudah yuk balik. Eh gw ga balik sih kita mau ke tempat spesial kan kak." Nazla bangun dari duduknya dan menarik kak Vero untuk ikut pergi.

"Hah kemana?" Tanya Vero binggung.

"Itu loh." Nazla mencubit tangan vero pelan.

"Ohh iya lupa gw. Yaudah ya gw duluan Ra lan." Vero pun pergi ditarik oleh Nazla. Suarana di meja jadi hening.

"Lu masih suka sama Izza?" Ucap Arlan membuka pembicaraan.

"Ehh- gw ga tau sih tapi masih deg-degan kalo deket dia." Jawab Ara jujur Arlan pun membuang nafasnya kasar.

"Yaudah yuk balik aja." Arlan pun bangun terlebih dahulu meninggalkan Ara.

"Tunggu oy." Ara pun langsung bangun dan mengikuti Arlan dari belakang.

"Sini." Arlan yang melihat Ara tertinggal pun memelankan langkahnya. Ara pun menyamai langkahnya dengan Arlan saat berjalan tidak ada obrolan yang berlangsung.

Setelah sampai motor seperti biasa Arlan memasangkan jaketnya ke pinggang Ara lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Ara naik ke motornya.

Saat tiba di rumah Ara, Arlan membantu Ara turun tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah Ara turun Arlan langsung menyalakan motornya lagi.

"Hati-hati lan. makasih." Ucap Ara sambil memegang ujung seragam Arlan saat Arlan ingin menjalankan motornya. Arlan hanya mengangguk lalu Ara pun melepaskan pegangannya. Arlan pun meninggalkan Ara.

"Gw salah ya." Gumam Ara pelan lalu memasuki rumahnya dan langsung menuju ke kamarnya.

[Hari liburan]

Ara membuka matanya mendengar alarm yang berbunyi nyaring. Pukul menunjukkan jam 6 pagi. Ara langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi Ara pun langsung bersiap-siap karna sebentar lagi ada yang datang menjemputnya. Setelah bersiap-siap Ara mendudukkan dirinya dikursi balkon.

Me

To Nazla gils.

Beneran ga papa kan putri satu mobil sama lu?

Ara menatap langit pagi, mentari mulai menampakkan dirinya. Hari ini langit tampak berawan tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda akan hujan. Ara sedikit merasakan tidak enak saat sehari setelah ujian putri tiba-tiba mengechat kalo dia merubah pikirannya.

Nazla gils.

Sebenernya ogah ya tapi gimana lagi. Lagian dia kenapa malah jadi sih, udah bener gausah ikut.

Me.

Ntah pokoknya nanti lu di mobil jangan berantem ya.

Nazla gils.

Kalo itu gw ga janji sih. Kalo dia nyari ribut gw ga bakal nahan diri.

Me.

Ya jangan gitu. Malu loh sama kak Vero.

Nazla gils.

Iya juga, Btw ngomongin kak Vero Izza jadinya ikut satu mobil lagi sama gw.

Jangan-jangan dia tau lagi lu suka Izza. Lu ga cerita-cerita ke dia kan?

Me.

Ya ga kaget sih kalo dia ikut, tapi ada rasa senang gitu.

Ga lah masa ga deket tapi cerita se privasi itu.

Nazla.

Waktunya pdkt nih. Cieee Ara gas aja udah kalo kaya gitu.

Iya juga sih but, tau ah semoga dia ga ada niatan yang buruk.

Me.

Pdkt apaan gw takut bikin Arlan sakit hati, gw sekedar pingin jadi temennya Izza aja kok. Ya mungkin kalo waktunya tepat nanti conffes biar lega aja.

Iya semoga aja ga.

Nazla gils.

Gw binggung, lu kadang kaya ada rasa gitu sama Arlan. Apa sebenarnya lu emang udah mulai suka sama Arlan?

Ara terdiam melihat chat dari Nazla.

"Bisa jadi, tapi kalo gitu perasaan sama Izza itu apa?"

"Ughh mungkin gw cuma terlalu nyaman aja sama Arlan. Ga boleh egois ra, walaupun nantinya lu suka Arlan, lu tetep ga boleh ngasih harapan ke Arlan."

Me.

Ga kok gw terlalu nyaman aja sama Arlan makanya kaya gini. udah mendingan lu siap-siap sana.

Suara klakson mobil terdengar ditelinga Ara. Arapun langsung berdiri dan melihat siapa yang datang. Terlihat mobil punya Rafi terparkir di halaman rumah Ara. Arlan, Gista juga Rafi keluar dari mobil dan di sambut oleh mama Ara. Arapun langsung masuk ke kamarnya lagi lalu membawa koper yang berisi barang-barangnya.

Ara berjalan ke dapur untuk mengambil cookies dan brownies yang sudah dia buat semalam. Setelah memasukannya ke dalam 2 paper bag dia pun berjalan menuju ruang tamu. Terlihat Arlan, Rafi dan Gista yang sedang duduk menikmati teh yang di siapkan mama Indri.

"Apa tuh Ra di paper bag." Tanya Gista saat Ara memasuki ruang tamu.

"Cookies sama brownies buat di perjalanan."

"Wahhh Ara emang paling the best."

"Yaudah Tante kita pamit dulu ya." Rafi bangun dari duduknya, Arlan dan Gista pun ikut bangun.

"Iya hati-hati ya titip Ara trus jangan lupa jaga kesehatan kamu." Ucap mama Indri sambil tersenyum. Rafi dan Gista tersenyum canggung menanggapinya mendengarnya, sedangkan Ara menyeritkan dahinya. Arlan dan Gista pun berpamitan dan langsung melangkah keluar setelah itu.

"Hati-hati ya Ra." Ucap mama Indri tersenyum.

"Iya mah Ara pamit ya." Ara pun berjalan mengikuti temannya yang sudah keluar.

Merekapun memasuki mobil Rafi dan Ara duduk di kursi belakang bersamaan dengan Arlan. Rafi menatap spion yang memperlihatkan keadaaan tersebut.

"Lu depan lan." Ucap Rafi.

"Loh kamu ga mau duduk disebelah aku?" Ucap Gista mengerucutkan bibirnya.

"Parah lu fi." Ucap Ara sambil menggelengkan kepalanya.

"Ck." Rafi pun hanya berdecak dan menjalankan mobilnya. Gista mengedipkan matanya ke Arlan. Arlan hanya bermuka datar sedangkan Ara terkekeh pelan.

"Ohh iya ketemuan sama yang lainnya dimana?" Ucap Ara.

"Di tol kan?" Ucap Gista bertanya ke Rafi.

"Gimana sih Gista malah ikutan nanya."

"Aku kan juga ga tau."

"Iya."

"Iya apa?" Ucap Ara.

"Di tol."

"Lagian ngomong singkat-singkat banget." Ucap Ara dan dibalas diam oleh Rafi.

"Ohh iya, Ada 3 mobil doang kan? Kalo di mobil Nazla ada kak vero, putri sama Izza berarti vio sendiri dong?"

"Ga dia sama Bimo."

"Seriuss asik kak bim ikutt."

"Rafi kayanya ngomong sesuatu deh. Soalnya kak bim sampe batalin janjinya trus bawa kak una ikut juga." Balas Gista.

"Sampe kak Una juga, uwoh jadi rame banget kak bim emang dabest. Btw emang lu ngomong apa fi?"

"Kepo."

"Ga asik."

Setelah obrolan itu suasana hening, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ara dengan melihat pemandangan jalan, Arlan dan Gista dengan hp nya dan Rafi fokus menyetir.

Tidak beberapa lama mobil Rafi pun sampai di tempat perkumpulan di salah satu rest area di tol. Merekapun turun lalu berjalan menuju salah satu cafe.

"Kita jadinya ke vila mana?" Tanya Ara.

"Yang di Bogor." Ucap Gista di sebelah Ara.

"Cuma ke Bogor? Ini mah bukan keluar kota dong."

"Tadinya mau ke Bandung, tapi pada ga bisa jauh-jauh."

"Yaa udah deh mau gimana lagi kalo gitu."

Mereka pun tiba di cafe terlihat rombongan mereka yang sampai terakhir karna yang lainnya sudah duduk dengan santai.

"Araaa." Kak Bimo melambaikan tangan dengan serdikit berteriak. Kak Una yang disebelahnya lalu membekap mulut kak Bimo dan melotot ke arah kak Bimo. Ara yang melihatnya hanya terkekeh lalu merngahmpiri couple tersebut.