Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 16 - Nothing Spesial (2)

Chapter 16 - Nothing Spesial (2)

Ara menghempaskan badanya kekasur rasanya tubuhnya remuk setelah seharian penuh jalan-jalan mengelilingi mall. Setelah berbaring beberapa lama Ara pun pergi membersihkan diri karna merasa tubuhnya butuh penyegaran. selesai mandi Ara berdiam diri di balkon menikmati udara malam yang menyejukkan.

"Kok gw agak takut ya." Ucap Ara diakhiri oleh helaan nafas beratnya.

"Padahal itu cuma masa lalu, lagian kalo diinget-inget lagi ga seseram itu."

"Kayanya butuh es krim deh." Ara pun pergi meninggalkan balkon dan berjalan menuju dapur untuk menggambil es krim.

"Baru pulang ra?"

"Ehh- iya mah, kok mama belum tidur?" Ara yang sedang di depan kulkas pun menggeser badannya karna mamanya akan mengambil sesuatu dari kulkas.

"Dara katanya laper jadi mama mau masak." Ucap mama Indri sambil mengambil bahan-bahan untuk membuat makanan Dara.

"Kamu mau dibikinin makan juga ra? Akhir-akhir ini kamu jarang makan dirumah loh." Lanjutnya.

"Ahh- gausah mah Ara udah makan diluar, maaf mah akhir-akhir ini emang Ara lagi ada janji terus sama temen." Ucap Ara merasa sedikit bersalah bercampur canggung.

"Yaudah Minggu depan jangan gitu-gitu lagi, rumah sepi bgt mana papa kamu akhir-akhir ini pulangnya telat mulu lagi."

"Iya mah Ara usahain ya, emm- Ara ke atas dulu ya mah."

"Iya good night ra."

"Too mah." Ara pun bergegas pergi meninggalkan dapur, mama Indri menatap kepergian Ara dengan tatapan sendu.

Ara kembali duduk di balkon ditemani sekotak es krim dipangkuannya.

"walaupun udah lama masih tetep canggung ya." Ucap Ara sambil tersenyum tipis lalu memakan es krimnya.

Setelah es krimnya habis Ara pun langsung menghempaskan badannya ketempat tidur.

"Stop mikirin banyak hal, besok lu sibuk yuk bisa cepet tidur." Ucap Ara sambil menepuk pipi nya lalu mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Setelah beberapa menit Ara pun terlelap.

Keesokan harinya.

Ponsel disebelah Ara terus berdering, setelah panggilan ke 6 Ara yang masih setengah bangun mencari-cari ponselnya dan mengangkatnya dengan mata tertutup.

"Yaampun raa kemana aja sih ga diangkat-angkat telpon gw." Ucap Seseorang di balik telepon dengan nada kesal.

"Apa sih pagi-pagi berisik bgt."

"Pagi mata lo, ini udah jam 10."

"Ya itu masih pagi."

"DEMI APAA JAM 10." lanjut Ara langsung bangun dari tidurnya dan mengambil jam di sebelahnya.

"Dasar kebo, lu ga lupa kan nanti sore?"

"Ugh- ga kok zla, udah dulu ya gw mau mandi bye." Ara langsung mematikan teleponnya secara sepihak.

Nazla gils.

Sembarangan bgt lo matiin telpon gw.

Ara yang melihat notif Nazla masuk hanya melihatnya acuh dan bergegas mandi, toh nanti dia ketemu sama Nazla lagi pula Nazla bukan orang yang gampang marah.

Setelah selesai mandi Ara langsung turun untuk makan karena perutnya keroncongan. Saat menginjakkan kaki ditangga terakhir suasana sepi sudah menyelimuti rumah Ara. Ara pun menuju dapur dengan acuh ketika sampai di depan kulkas terlihat notes tertempel di sana.

"Acara bisnis sampai Senin." Gumam Ara membaca notesnya.

"Kamu ga suka acara kaya gini makanya ayah ga ngajak kamu." Ara tersenyum tipis lalu mencabut notes nya dan membuangnya ke tempat sampah.

"Yosh waktunya buat kue."

Ara pun sibuk menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kue, dan melupakan semuanya hanya terfokus untuk kue. Setelah berkutat dengan adonan Ara pun akhirnya sampai ke tahap mengoven.

"Umm- manisnya." Ara yang sedang memasukan adonan ke loyang sedikit mencicipi adonan untuk mengetahui rasanya.

"udah asik sama kue ga ngeh deh kalo ada tamu, kebiasaan."

"Ehh- Fi biasalah." Ara tersenyum sambil memasukkan loyang berisi adonan ke oven.

"Kayaknya kalo ada maling lu bakal mati cepet."

"Parah bgt sih, bikin ga mood aja." Ara memutar bola matanya malas dan mengambil bungkus samyang karna merasa lapar.

"Apa-apaan nih pagi-pagi makan gituan lu mau maag lu kambuh?" Rafi mengambil bungkus samyang ditangan Ara.

"Cii- gw laper lagi mau makan samyang." Ara mengambil lagi bungkus samyangnya dari tangan Rafi.

"Ga boleh lu terakhir cuma makan cheesecake doang." Rafi mengambil paksa samyangnya lalu menaruhnya ketempat semula.

"Apa sih orang gw makan kok."

"Apa?"

"Emm- ee- eh iya deng gw belum makan." Ara tertawa hambar dan sedikit panik hampir saja dia bilang makam es krim.

"Yaudah pesenin gw KFC dong." Lanjut Ara.

Rafi pun kembali ketempat duduknya dan langsung membuka aplikasi untuk memesan makanan.

"Haha untung tadi ga keceplosan, bisa-bisa ga ada es krim seminggu." Gumam Ara sambil membersihkan alat yang sudah tidak dipakai.

"kaya biasa?"

"Iyups." Ara pun duduk dimeja makan dan menaruh kepalanya di lekukan tangannya.

"Lu bukannya baru bangun?"

"Iya."

"Kebo."

Ara yang mendengarnya hanya diam dan memejamkan mata.

"Btw lu mau kemana?"

"Main sama Nazla."

"Mendadak bgt, emang lu ga bilang Arlan ultah?"

"Bilang, tapi ini penting?" Ara menjawab dengan nada kurang yakin. Ara mengambil kue yang sudah matang di oven dan memasukan adonan kue yang baru lagi. Lalu menaruh kue yang sudah matang di atas meja.

"Emangnya mau-."

"Kepo."

"Lu kenapa sih akhir-akhir ini bawel bgt? Abis kesambet setan Dufan kah?" Ara kembali duduk dengan posisinya menopang tangan dengan dagunya sambil menatap Rafi

"gapapa." Rafi pun bangun dari duduknya.

"Gw ke Gista dulu ya, makanannya udah gw bayar." Ucapnya sambil berjalan meninggalkan dapur.

"Cii- ga jelas." Wajah Ara dari datar berubah jadi sumringah saat Rafi meninggalkan dapur. Arapun langsung mengambil samyang yang tadi.

"Ngapain."

"Astaga" Ara menjatuhkan samyangnya dan langsung mengelus dadanya.

"Apaan sih ngagetin aja anjir." Ara menatap Rafi yang sedang bersandar di pintu dapur.

"Ya lu ngapain."

"Apaansih orang ga ngapa-ngapain." Ara pun memungut samyangnya dan menaruhnya ketempat semula.

Rafi menghampiri meja dan menaruh pesanan Ara.

"Orang udah dipesenin makan ngapain makan itu, masuk rumah sakit?"

"Cii- tuh mulut." Gumam Ara sambil menghampiri meja makan.

"Dah gw pergi, jangan makan itu."

"Iyaaa." Ara pun duduk dan membuka bungkus makanannya. Rafi mendekat ke Ara lalu mengusap kepala Ara dan setelahnya langsung pergi.

"Apaan sih emang gw anak kecil." Teriak Ara kesal tapi diakhiri oleh senyuman manis.

Ara pun memakan makanannya dengan senyuman. Setelah makan Ara pun mengangkat adonan yang satunya dan mulai menyusun kuenya.

Setelah menyusun layer kue Ara pun menempelkan coklat di pingiran kue lalu menghias bagian atas kue dengan tulisan "Happy Birthday Arlan" dan yang satunya hanya dihias Cherry saja setelah selesai kuenya Ara taruh dikulkas.

Jam menunjukkan pukul 1 lewat Ara pun membersihkan semua alat-alat yang masih kotor. Setelah selesai Ara pun naik ke kamarnya dan langsung menghempaskan badannya ke kasur.

"Hue pegel."

Tiba-tiba ponsel Ara berdering tanda panggilan masuk.

"Halo"

"Lu mau di jemput atau ketemuan ditempatnya langsung?"

"Umm- ketemuan di tempatnya aja zla."

"Okayy jangan telat yaa, dandan yang cantik juga."

"Lah- not have akhlak main matiin" Ara pun menaruh hp nya di nakas dan bangun.

"dia yang mau ngedate kok gw juga disuruh dandan cantik, nanti kalah cantik nangis." Gumam Ara sambil berjalan ke kamar mandi.