Ara melihat list bahan yang akan di belinya sambil berjalan keluar sekolah. karna tidak memperhatikan jalan Ara menabrak seseorang.
"aduh-." Ara jatuh terduduk.
"kalo jalan tuh pake mata." ucap seseorang dengan ketus.
"jalan tuh pake kaki bukan mata." Ara bangun dan membersihkan roknya tanpa melihat orang yang menabraknya.
"bat-" ucapan orang di depan Ara terpotong.
"Araaa." teriak seseorang dari belakang Ara, Ara pun langsung menenggok ke asal suara.
Putri datang diikuti dengan Arlan di belakangnya, mulut Ara membentuk o melihat mereka datang bersamaan.
"Cepet juga pdktnya." Gumam Ara pelan.
"Arlan nyariin lu nih." Ucap Putri saat sudah dekat dengan Ara.
Ara menyeritkan dahi binggung menatap Arlan, Arlan mengusap tengkuknya canggung.
"Gista nyuruh gw ngaterin lu." Ucap Arlan setelah lama ditatap Ara.
"Emang dia bilang gw mau kemana?"
"Ga pas gw nanya dia bilang udah temenin aja gausah banyak tanya."
"Ga-"
"Gw ikut dongg boleh kan." Potong putri dengan nada antusias.
"Gausah gw mau pergi sendiri."
"Lu ga mau karna gw?" Tanya Putri.
"Bukan gw emang pi-"
"Dia mau pergi sama gw." Ucap seseorang yang dari tadi tidak dianggap.
Arlan dan Putri menoleh kaget karna sejak kapan ada orang di belakang Ara. Ara menoleh binggung lalu kaget ternyata orang yang ditabraknya tadi adalah Izza.
"Yaampun Ra kalo mau ngedate bilang dong." Ucap Putri sambil menyenggol bahu Ara berniat menggoda.
"apaasih kenal juga ga, gw duluan buru-buru." setelah memberikan ekspresi kesal ke Izza lalu Ara menatap Arlan dan Putri dengan senyum tipis lalu bergegas pergi.
Arlan yang hendak menyusul Ara di tarik oleh putri. Izza hanya melirik sebentar lalu dengan santai pergi ke arah Ara pergi.
"Gausah di kejar mungkin mereka mau ngedate, tapi Ara malu bilangnya." Ucap Putri sambil menahan Arlan.
Arlan diam dan langsung melepaskan tangan putri yang menahannya. Dia menghela nafas kasar.
"Gw mau balik." Ucapnya lalu pergi tanpa menunggu balasan dari putri.
Putri menatap kepergian Arlan dengan wajah kesal.
"apaan si ketara bgt sukanya, pokoknya ga boleh harus gw yang dapet."
[Disisi lain]
"Lu ngapain ngikutin gw." Ucap Ara sambil berbalik karna risih ada Izza di belakangnya.
"Dih pede bgt." Ucap izza sambil berjalan mendahului Ara.
"Astaga lupa kalo satu arah, malu bgt." Gumam Ara sambil menepuk jidatnya.
Izza yang belum berjalan jauh ternyata mendengar gumaman Ara dan tersenyum tipis lalu berbalik.
"Nama lu siapa?" Ucap Izza, Ara mendongak kaget karna mengira Izza sudah jalan duluan.
"Kepo." Ara memasang muka jutek lalu berjalan mendahului Izza.
"bocil."
Ara tidak menggubris ucapan Izza dan fokus berjalan dan ternyata sudah dekat terminal. Ara yang melihat bis nya sudah datang langsung berlari ke arah bis tersebut.
"Aneh." Izza diam di tempat, tersenyum tipis melihat Ara yang berlari ke arah bus. Setelah Ara memasuki bus dan busnya pergi Izza memakai earphone nya lalu berjalan santai ke dalam terminal.
Arlan yang mengikuti mereka dari belakang menatap datar ke arah mereka.
"itu yang dibilang sama Rafi kah? masih cakepan gw."
"anjir gw kira beneran ngedate." Arlan menampilkan senyum sumringah nya setelah melihat Ara yang memasuki bus dan orang yang satunya memasuki terminal, dia pun mengeluarkan hpnya.
Arlan
to Gista.
oy Ara ga mau gw temenin, tapi gw mau tetep nemenin. emangnya dia mau kemana? biar bisa gw samperin.
Gista.
supermarket tempat pertama kalian ketemu.
Arlan
to Gista.
sial, ok thanks
Arlan pun tersenyum tipis lalu menyalakan motornya dan bergegas menuju tempat yang di maksud oleh Gista.
Disisi lain.
Ara menepuk-nepuk pipinya dia seperti kepiting rebus. Bohong kalo Ara bilang tidak senang berjalan bareng dengan Izza walaupun hanya ke terminal. Nyatanya dia senang, muka kesalnya hanya topeng untuk menutupi rasa senang dan malunya.
"Sumpah mimpi apa gw semalem. Tapi tadi malu bgt bisa-bisa ngomong dia ngikutin gw."
"Saking nervousnya sampe lupa kalo jalan pulangnya sama yaampun." Ara menutup mukanya merasa sangat malu sekaligus senang.
Saat tiba di rumah Ara pun langsung membersihkan diri dan bersiap-siap untuk ke supermarket. Saat keluar untuk menuruni tangga hp Ara bergetar tanda ada pesan masuk.
Gista gf Rafi.
Kamu kok ga mau dianter sama Arlan?
me.
Ga papa ga mau aja. aku juga pulang dulu soalnya buat ganti baju
Gista gf Rafi.
Ohh gitu trus sekarang kamu dimana? Maaf ya Rafi ga bisa nemenin kamu :(
me.
Baru mau jalan nih, gapapa santai aja gis dah yaa aku mau jalan nih.
Arapun menutup aplikasi chat dan membuka aplikasi taksi online dan melihat taksinya sudah sampai didepan rumah. Dia pun bergegas keluar rumah.
"Neng Ara ya?" Ucap supir taksi dari dalam mobil melalui kaca yang diturunkan.
"Iya pak." Ara menjawab dan langsung memasuki taksi tersebut.
Taksi pun meninggalkan daerah rumah Ara dan menuju ke supermarket tujuan Ara. Tidak beberapa lama taksi yang ditumpangi Ara sampai di salah satu mall karna supermarket nya ada di dalam mall tersebut.
Setelah membayar tarif Ara pun memasuki mall dengan berjalan santai sambil menikmati lagu yang terputar melalui earphonenya. Saat di depan pintu supermarket Ara menyeritkan dahi binggung melihat seseorang yang familiar.
"Hai Ra." Sapanya saat Ara ada dihadapannya.
"Kok lu disini lan?"
"Gw ga enak Gista udah minta gw nemenin lu."
"Yaelah padahal mah santai aja."
Arlan mengusap tengkuknya canggung. Ara pun berjalan memasuki supermarket, Arlan memperhatikan nya dalam diam. karna merasa tidak ada yang mengikutinya Ara membalikkan badan ke arah Arlan.
"Ayo jadi nemenin ga?"
Arlan tersenyum tipis lalu menyusul Ara dan menyamakan langkahnya. Merekapun berjalan menuju ke tempat tepung.
"Kalo diinget-inget kita ketemu di supermarket ini trus di bagian tepung juga kan." Ucap Arlan memulai pembicaraan.
"Iya bener, si tukang ngagetin ternyata sepupunya sahabat gw." Ucap Ara sambil mengambil tepung yang dibutuhkannya dan memasukannya ke trolly yang didorong oleh Arlan.
"Tapi ga ada bekas kan gara-gara kepentok trollynya?"
"Ga ada kok."
Obrolan terputus suasana jadi hening. Mereka berpindah tempat dari tepung ke tempat dairy Frozen.
"Lu suka bgt bikin kue ya?"
"Emm dibilang suka bgt sih ga, hobi aja gitu buat buang-buang waktu."
Arlan mengangguk paham dan suasana pun menjadi hening kembali. Ara yang sudah selesai membeli bahan-bahan yang kurang pun berjalan menuju kasir, Arlan bagaikan pengawal setia mendorong trolly di belakang Ara mengikuti kemanapun Ara pergi.
"Btw cowo yang tadi siapa? Kayanya gw ga pernah denger lu punya cowo."
"Cowo tadi?" Ara yang berada di depan Arlan menengok dengan pandangan binggung.
"Ohh izza, gw juga ga kenal. Dia ga sengaja nabrak gw makanya kita sempat debat dikit." lanjut Ara.
"tapi kok lu tau namanya?"
"ehh- sekedar tau aja sih kayanya temen gw pernah ngomongin." ucap Ara dengan sedikit gelagapan.
"ini aja mba belanjaannya?" ucap kasir mengalihkan Ara dari kegugupannya.
"iya."
kasir pun memasukkan belanjaan Ara ke dalam kantong belanja dan Arlan yang ada di sebelah Ara dengan sigap mengambil kantong belanjaan tersebut.