"Gw pengen pergi tapi bikin kepo." Gumamnya izza pelan.
Disisi lain.
Setelah membasuh mukanya Ara langsung mengelapnya dengan tissue dan memoles kan wajahnya dengan bedak agar tidak terlihat seperti habis menangis walaupun hanya bisa menyamarkan.
Setelah selesai memoles bedak dan memakai sedikit liptint Ara pun langsung bergegas keluar untuk kembali ke tempat duduknya. Setelah sampai Ara pun langsung menempati tempat duduknya.
"Lu ga papa kan Ra." Nazla langsung menggenggam tangan Ara ketika Ara baru duduk.
"Ga papa zla, aduh sorry nih gw jadi ganggu ngedate kalian." Ara yang tadinya tersenyum langsung memasang wajah bersalah.
"Apaan sih santai lu tuh ya kalo ga enak badan harusnya gausah temenin gw." Nazla yang gemas mengampit hidung Ara. Ara pun langsung meminta maaf dan keduanya tertawa bersama.
Ara pun mengalihkan pandangannya ke Vero.
"Maaf ya kak vero."
"Ga papa raa kaya sama siapa aja." Vero mendekat dan mengelus kepala Ara. Ara pun tersenyum lalu memejamkan mata merasa nyaman.
Izza yang memperhatikan dari tadi terdiam saat melihat senyum Ara lalu berdehem karna merasa tersadar dari sikap anehnya dan membuat pandangan semuanya mengarah ke arahnya.
rLu ga papa kan Ra." Nazla langsung menggenggam tangan Ara ketika Ara baru duduk.
"Ga papa zla, aduh sorry nih gw jadi ganggu ngedate kalian." Ara yang tadinya tersenyum langsung memasang wajah bersalah.
"Apaan sih santai lu tuh ya kalo ga enak badan harusnya gausah temenin gw." Nazla yang gemas mengampit hidung Ara. Ara pun langsung meminta maaf dan keduanya tertawa bersama.
Ara pun mengalihkan pandangannya ke Vero.
"Maaf ya kak vero."
"Ga papa raa kaya sama siapa aja." Vero mendekat dan mengelus kepala Ara. Ara pun tersenyum lalu memejamkan mata merasa nyaman.
Izza yang memperhatikan dari tadi terdiam saat melihat senyum Ara lalu berdehem karna merasa tersadar dari sikap anehnya dan membuat pandangan semuanya mengarah ke arahnya.
"ohh iya gw lupa kalo ada lu." Vero menepuk pundak Izza dengan sedikit keras sambil tertawa.
"Ini Raihan yang kemarin itu kenal kan Ra." Lanjut Vero memperkenalkan Izza ke Ara, semuanya pun langsung menatap ke Ara.
"Ehh- iya inget kok halo raihan. Maaf ya tadi suasananya kurang baik" Ucap Ara tersenyum canggung ke arah Izza.
"Izza."
"Hah?" Ara menyeritkan dahinya binggung.
"Panggil aja Izza." Izza pun langsung mengalihkan pandangannya ke hp nya lagi.
"Ohh okay." Ara pun langsung terdiam. Dia menatap Izza dalam diam.
"Kayanya waktu itu dia rada nyebelin sekarang udah dingin lagi emang kulkas." Guma Ara pelan.
Izza yang merasa ada yang memperhatikan mengangkat wajahnya dan langsung bertemu pandang dengan Ara dan bertatapan beberapa detik. Ara yang tersadar duluan langsung menundukkan wajahnya pura-pura memegang hpnya. Izza yang ikut tersadar hanya acuh tapi bibirnya sedikit terangkat.
Suasana pun jadi hening, Nazla dan Vero saling bertatapan lalu Nazla menendang pelan kaki Vero di bawah meja.
"mau pada makan?" Vero membuka pembicaraan.
Nazla dan Ara mengangguk, semuanya langsung menatap ke izza. izza yang sedang melihat ke hp mengalihkan pandangannya karna merasa terganggu dengan tatapan yang mengarah kepadanya.
"bebas." sambil menatap semuanya dan langsung menatap hpnya lagi.
Vero pun langsung memanggil waiters dan merekapun memesan makanan yang mereka inginkan dan setelah makanan datang mereka menikmatinya dengan nikmat dan diisi juga dengan obrolan-obrolan ringan.
setelah selesai makan Ara dan Nazla pergi ke toilet berbarengan. sekarang mereka sedang di wastafel untuk mencuci tangannya.
"lu ke ultah Arlan cuma pake dress itu?" Nazla memulai pembicaraan.
"iya jelek ya? gw ga biasa pake dress."
"cocok kok tapi rambutnya biasa bgt ga sih."
"lagian ini acaranya tertutup." balas Ara acuh.
"dasar ga peka, kasian bgt Arlan." gumam Nazla.
"tapi sekali-kali ga papa kali kalo tampil beda." lanjut Nazla.
"Iya sih."
"Yuk abis ini kita ke salon." Nazla langsung bermuka antusias.
"Ehh- jangan lu lanjut ngedate aja."
"Dih masa gw ga boleh nemenin."
"Gw kan tadi udah ngerusak suasana, jadi lu lanjut ngedate aja ya. gw kan ngerasa ga enak." Ara memasang wajah sedih.
"Sok imut lu iya-iya gw lanjut ngedate."
"Tapi lu utang cerita ya sama gw Ra." Lanjutnya.
"Iyaaa." Ara tersenyum tipis.
Mereka pun keluar dan kembali ke tempat duduk mereka.
"ohh iya ra tumben banget kamu dandan kaya gitu. Abis ini ada acara?" Vero membuka pembicaraan saat Ara dan Nazla baru saja sampai.
"Ohh itu sepupunya Gista ultah kak."
"Ohh ultah tapi kok gw ga denger anak-anak di basecamp ngomongin ya."
"Soalnya acaranya tertutup dia ga mau ngerayain yang mewah-mewah kak."
"Trus acaranya kapan?"
"Nanti malem."
"ohh malem masih lama, Jadi abis ini kita kemana?" tanya Vero sambil menanyakan ke semuannya.
"Gw balik." Ucap Izza tanpa mengalihkan pandangannya dari hpnya.
"Aku ke salon kak." Ucap Ara berbarengan dengan dengan Izza.
"Yaudah berarti kita nemenin Ara kan zla?"
"Ehh- ga kak aku sendiri aja, kalian lanjut ngedate ajaa."
"Loh lu sendiri dong ga papa ngedate bisa nanti kan zla." Vero menoleh ke arah Nazla meminta persetujuan dan Nazla mengangguk.
"atau mau ditemenin sama Raihan?" Lanjut Vero.
Ara yang sedang minum langsung tersedak dan Izza yang sedang fokus ke hpnya masih terlihat acuh.
"Apalagi itu gausah." Ucap mereka bersamaan.
"Oke." Ucap mereka bersamaan.
"Nah kan yaudah kalo gitu gw jadi tenang mau ngedatenya." Vero langsung tersenyum senang mendengan perkataan Izza.
"Yaudah kita pergi sekarang aja yuk." Lanjut Vero lalu menarik tangan Nazla untuk pergi.
Nazla dan Vero pun meninggalkan meja mereka. Suasana di meja itu pun hening beberapa detik.
"Emm- za gw ke salon lama loh jadi gw sendiri aja ga papa kok." Ucap Ara memulai pembicaraan.
"Udah terlanjur, udah ayo cepetan." Izza pun bangun dan berjalan duluan meninggalkan Ara.
"Ehh- tunggu." Ara pun sedikit buru-buru membereskan barangnya dan tidak lupa membawa paper bag berisi mini cake nya.
"Yaampun kan niatnya mau dimakan bareng Nazla." Gumam Ara sambil melihat paper bag nya dan tidak melihat ke jalannya lalu malah menabrak punggung Izza.
"Aduhh bilang dong kalo mau berenti." Ara mengusap dahinya dan langsung mendongak melihat ke Izza.
"Lu nya aja kebiasaan meleng pas jalan." Izza yang sudah membalikkan badan pun jadi saling bertatapan beberapa saat dengan Ara dengan posisi yang lumayan dekat.
Ara yang merasa itu terlalu dekat pun sedikit mundur dengan wajah yang sedikit memerah dan langsung mengalihkan pandangannya sambil masih mengusap dahinya.
"Lu nya aja hobi berhenti tiba-tiba."
"Dih gamau bgt disalahin."
"Iya lah sama-sama salah kok."
"Serah lah, jadi lu mau ke salon yang mana?" Ucap Izza mengalah karna malas berdebat.
"Mana aja sih bebas."
"Ok." Izza pun berjalan duluan.
Tidak lama setelah mereka berjalan Izza pun masuk ke salah satu salon dan Ara seperti anak ayam mengikuti dibelakangnya.
"Yaudah sana." Izza pun langsung duduk di kursi pelanggan yang menunggu.
"Lu ga mau balik aja?"
Izza tidak menggubris nya dan malah fokus membuka aplikasi game dihpnya Ara pun diam mnunggu jawaban izza.
"Lu mau bikin gw nunggu lebih lama." Izza mendongak dengan wajah datar.
"Ck okay." Ara pun langsung pergi dan setelah beberapa langkah berbalik lagi dan memberikan paper bag berisi mini cake.
"Sambil nunggu makan itu." Ara pun langsung pergi.
Izza yang sudah tau isinya apa karna mendengar gumaman Ara saat di jalan pun langsung membuka paper bag tersebut dan memakan mini cake tersebut.