Yaudah tidur-tidur udah malem." Lanjut Ara. Gista pun mengangguk dan mencari posisi yang enak, sedangkan Ara yang belum mengantuk karna di taksi sempat tidur pun memilih memainkan hpnya.
[ArlanD_ mention you] [Dan12 and 50 other followed you] [AnindyaP new massage]
"Apa ini rame-" Ara melihat postingan Arlan yang berisi foto dia dan Arlan. Ara pun menyukai foto tersebut dan melihat komen dari foto tersebut.
Dan12 ciwi baru kah?
Panduuu wih kejakarta ada urusan atau cari doi nih wkwk
Kesyaa_ masa selera lu turun lan
Dan12 iri bilang wkwk
KevinG sini sama aku aja yuk cantek
Panduuu jijik pin
Ara terkekeh pelan melihat komen-komen di postingan terbaru Arlan. Setelah melihat postingan-postingan baru orang-orang yang lain Ara pun beralih ke dm dan diam melihat isi dmnya
AnindiyaP
Katanya ga suka
Kesyaa_
Gausah deketin Arlan ga level lu sama dia
"ada-ada aja orang zaman sekarang." Ara acuh dengan isi dm nya lalu notif dari WhatsApp membuat Ara menutup aplikasi Ig dan beralih ke whattsappnya.
Arlan.
Besok mau jogging?
"Lah rumah dia kan jauh dari sini." Ucap Ara sambil menyeritkan dahinya.
Me.
Kan rumah lu jauh
Arlan.
Sekalian jemput Gista
Me.
Ohh kalo gitu okay, sepupu yang perhatian ya wkwk
Arlan.
Ya gitu deh, good night Ra
Me.
Too lan.
Ara menaruh hp di nakas lalu mencari posisi nyaman untuk tidur dan tidak beberapa lama Ara pun terlelap.
[Keesokan harinya]
Ara yang sudah terbangun duluan dan langsung menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan mencuci mukanya. Setelah selesai dia pun langsung ke kasur lagi.
"Giss jogging yuk." Ara mengguncang badan Gitsa agar Gista bangun dari tidurnya.
"Aku masih ngantuk." Gista berbicara masih dengan mata tertutup.
"Ayo lah masa aku berdua doang sama Arlan."
"Ga papa Arlan ga gigit kok."
"Ga gitu, ayo cepet bangun ga." Ara memutar bola matanya malas.
"Iya iyaaa." Gista pun bangun dari tidurnya dan mendudukkan diri dengan muka sebal.
"Jelek cepet sana cuci muka." Setelah berbicara seperti itu Ara pun keluar dari kamarnya. Sedangkan Gista masih dengan wajah sebalnya mengambil hpnya lalu menelepon seseorang.
"Kamu pasti yang ngajakin Ara jogging." Tanpa memberi salam Gista langsung ngegas saat panggilannya diangkat.
"Weh sans dong." Ucap seseorang diseberang sana.
"Kamu ga dimana-mana suka banget ganggu."
"Kalo mau pdkt tuh jangan pas ada aku dong cemen banget." Lanjut Gista.
"Itu mulut bisa diem ga sih. Malu anjir kalo Ara denger."
"Budu ahh ngeselin." Gista pun menutup telepon nya sepihak dan langsung bangun menuju kamar mandi.
[Disisi lain]
Ara duduk diruang tamu sambil menonton anime melalui televisinya. Ara yang sedang fokus menonton pun tidak mendengar suara klakson mobil yang terdengar diluar.
Gista yang baru selesai mandi sedang menuruni tangga pun menggeleng kan kepalanya.
"Ara itu ada klakson mobil loh tadi." Ucapnya langsung duduk disebelah Ara.
"Iya kah?"
"Iyaa."
"Trus kenapa kamu malah duduk? Kok ga bukain?"
"Males soalnya itu pasti Arlan."
"Dasar kamu sama sepupu sendiri juga." Ara pun langsung bangun dan menuju ke gerbang. Terlihat Arlan sendang memainkan ponselnya dan bersandar di mobilnya dan tidak sadar Ara udah berdiri digerbang.
"Padahal langsung masuk aja lan." Ucap Ara tiba-tiba sambil membuka gerbang.
"Anjir." Arlan yang terkaget tidak sengaja berbicara begitu.
"Pftt gw kira orang yang suka ngagetin ga bakal kaget kalo di kagetin."
"Gw bilang kan gw ngangenin bukan ngagetin." Ucap Arlan sambil tersenyum dan masuk ke mobilnya untuk memasuki rumah Ara.
"pedenya." Mereka berdua pun terkekeh berdua.
"Btw mana si Gista?"
"Ada di ruang tamu."
"Tumben banget biasanya masih ngebo."
"Gw yang bangunin. Kita kan mau jogging." Ucap Ara.
"Padahal mah gausah diajak. Dia kalo abis jogging suka jajan banyak."
"Eh tapi gw juga kaya gitu."
"Lah ternyata satu spesies."
"Dikira gw sama Gista hewan, mau masuk dulu?" Ara terkekeh pelan.
"Gausah, keburu siang."
"Yaudah gw panggil Gista dulu." Ara pun memasuki rumahnya lagi.
"Ayo gis." Ara berbicara sambil melewati Gista dan menaiki tangganya.
"Araaa bawa powerbank." Ucap Gista sambil teriak. Ara yang mendengarnya hanya diam tanpa menjawab sedangkan Gista berjalan keluar dan menghampiri Arlan.
"Bawa uang ga?"
"Kalo mau jajan pake duit sendiri lah." Arlan yang sedang memainkan ponselnya tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Kalo aku jajan bisa sekalian jajanin Ara loh."
"Bawa kok bawa."
"Yeuh giliran sama sepupu sendiri pelit banget." Cibir Gista dan Arlan hanya acuh.
"Tapi lan kamu kan tahun depan pindah lagi ke Bandung."
"Trus?"
"Ya kalo kamu bisa di Jakarta aku tenang, soalnya aku-"
"Yuk berangkat." Ara berjalan mendekat ke Arlan dan Gista. Arlan yang penasaran dengan ucapan Gista mendongak.
"Aku?"
"Ga bukan apa-apa." Gista langsung memasuki mobil di bagian penumpang. Arlan menyeritkan dahinya.
"Kenapa lan?" Tanya Ara.
"Ga papa." Arlan pun memasuki mobilnya dan menjalankan mobilnya untuk dikeluarkan. Ara yang membuka dan menutup gerbangnya. Setelah menutup gerbang Ara hendak masuk ke bagian penumpang dibelakang dicegah oleh Arlan.
"Masa gw kaya supir Ra." Ucap Arlan setelah membuka kaca mobilnya.
"Ohh iya. Sorry-sorry." Ara pun langsung membuka pintu sebelah Arlan dan duduk dengan tenang. Mobil pun Arlan jalankan ke tempat jogging.
Tidak beberapa lama pun mereka sampai di tempat jogging. Sudah banyak orang yang sedang melakukan jogging. Ara, Arlan dan Gista pun keluar mobil dan memulai joggingnya. Mereka pun jogging dengan diselingi oleh obrolan-obrolan santai.
Setelah selesai jogging Ara dan Gista langsung memburu jajanan yang ada dipinggir jalan yang dipakai untuk jogging, Arlan yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Gunanya jogging kalo kaya gitu apa coba." Ucapnya tidak habis fikir.
"Uang." Gista mengadahkan tangannya seperti anak yang meminta uang ke orang tuanya.
"Gis aku bawa uang kok." Ucap Ara sedikit berteriak karna jarak Ara dan Gista juga Arlan yang agak jauh.
"Nih, sama Ara. jangan kasih pake uang sendiri." Ucap Arlan memberikan beberapa lembar uang biru.
"Iya bawel." Gista pun meninggalkan Arlan dan berlari kecil ke Ara dan berbicara kalo ditraktir oleh Arlan. Ara pun langsung menenggok lagi ke Arlan lalu mengucapkan terima kasih tanpa bersuara dan dibalas jempol dan senyuman oleh Arlan.
"Tadi apa ya yang mau dibilang sama Gista. Waktu itu juga Rafi pernah ngomong sesuatu yang ambigu gitu." Arlan memperhatikan Gista dan Ara yang sedang pergi dari satu tempat jajanan ke tempat jajanan yang lainnya.
"Tapi ga mungkin kan ada yang ditutupin dari Ara. Nanti gw tanyain deh." Arlan pun mengalihkan pikirannya dengan memainkan hpnya.