Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 28 - Semua baik-baik saja

Chapter 28 - Semua baik-baik saja

Keadaan kelas yang sudah mulai ramai Ara yang masih terlelap tidak ada yang membangunkan. Putri tiba dikelas dengan wajah yang kesal diapun langsung berjalan ke ara tempat duduk Ara. Melihat ada notes di atas meja Ara, putri pun membacanya dan meremas notes tersebut.

Nazla yang baru datang dan melihat kelakuan putri pun mencekal tangannya dan memasang wajah datar.

"Ngapain Lo." Ucapnya dingin.

"Gw ga ngapa-ngapain kok. Sakit zla." Sanggahnya sambil meringis kesakitan.

"Coba buka tangan Lo."

"Apaan sih."

"Buka." Ucap Nazla sedikit berteriak.

Anak-anak dikelas pun menoleh ke arah Nazla dan Putri. Putri yang merasa diperhatikan pun menghempaskan tangan dan melempar notesnya ke Nazla lalu pergi meninggalkan kelas.

"Cewe freak." Gumam Nazla lalu memungut notes tersebut.

"Apaan sih zla pagi-pagi udah berisik." Ucap Ara dengan nada kesal lalu menatap Nazla dengan tatapan ngantuk.

"Ga papa. Noh liat ada makanan di meja Lo. Ini notesnya mo gw bacain?"

"Notes?" Ara pun langsung mengambil notes yang ada di tangan Ara yang membacanya.

"Putri?"

"Kok putri?" Tanya Nazla tidak mengerti.

"Yang bikin lecek." Ucap Ara sambil memutar bola matanya malas.

"Ohh iya." Nazla pun akhirnya duduk setelah lama berdiri. Ara pun mengangguk paham.

Bel masuk berbunyi Tasya memasuki kelas dan langsung menyapa Ara dan Nazla dan balas sapaan oleh mereka. Di belakangnya Putri masuk tanpa menyapa bahkan menoleh pun tidak. Ara dan Nazla hanya berikap acuh menanggapinya.

"Kalian marahan?" Tasya menengok ke belakang dan berbicara tanpa suara ke arah Ara dan Nazla.

"Nope." Ara dan Nazla kompak menjawab itu. Tasya menyeritkan dahi dan ingin bertanya lagi tetapi guru sudah memasuki kelas. Diapun mengurungkannya.

[Skip sebelum UTS dimulai]

Hari Jumat sebelum uts dimulai pada jam istirahat Ara dan teman-temannya sedang berada di kantin menikmati makanannya. Untuk masalah Arlan, pada hari itu Arlan kembali seperti Arlan yang Ara kenal mereka pun berteman tanpa adanya rasa canggung walaupun Arlan sudah jujur masih ada sedikit rasa ke Ara. Sedangkan Putri sudah meminta maaf untuk kejadian itu walaupun habis itu pertemanan mereka jadi agak merenggang walaupun masih main bareng.

"Ohh iya habis uts nanti pada mau ikut ga main ke vila?" Ara memulai pembicaraan.

"Sama siapa?" Ucap Tasya.

"Sama pacarnya Nazla trus sahabatnya ya sahabatnya gw juga sih."

"Emang gapapa kalo kita ikut?" Tanya Tasya lagi.

"Ya ga papa kalian kan temen gw."

"Gw juga?" Tanya Putri.

"Iyaps."

"Gw kayanya ga ikut deh?" Jawab Tasya.

"Kenapa?"

"Gw udah ada jadwal sama keluarga."

"Yah jadi ga rame. Lu ikut kan put?"

"Kalo Tasya ga ikut gw juga ga ikut deh."

"Lah kenapa?" Ara menyeritkan dahinya.

"Ya kita kan ga sedekat itu Ra gara-gara waktu itu."

"Santai aja put gw udah ga mikirin kok."

"Tetep aja gw masih ga enak."

"Yah yaudah kalo gamau ga bisa dipaksa." Ucap Nazla acuh. Memang sehabis itu bukannya Ara yang berjauhan tetapi Nazla dan Putri. Padahal Ara sudah tidak memusingkan itu.

Setelah membahas itu suasana pun jadi hening dan setelah makan mereka pergi ke kelas tanpa banyak mengobrol. Semisalnya mengobrol pasti Ara dan Nazla juga Putri dan Tasya. Selalu seperti itu sejak hari itu.

[UTS Hari terakhir]

Ara keluar ruang kelas dengan wajah yang tersenyum tipis sedangkan Nazla keluar dengan wajah yang sumringah seperti anak-anak yang lain.

"Akhirnya selesai juga ulangannya."

"Gila-gila mumet banget seminggu ini." Ucap Nazla lega.

Ara pun hanya mengangguk setuju bagi Ara yang bukan anak ambis ulangan itu penyiksaan.

"Tinggal seminggu lagi kita libur. Akhirnya jalan-jalan udah didepan mata." Ucap Nazla senang. Ara pun hanya mengangguk mengiyakan.

"Mau main buat refreshing?"

"Gass."

Putri dan Tasya yang baru keluar dari kelas memasang wajah suram. Putri pun pamit terlebih dahulu tanpa menyapa Ara dan Nazla sedangkan Tasya berbicara dengan nada pelan dan berlalu setelah berpamitan.

"Araa mau main ga?" Arlan menghampiri Ara dengan gaya cool tapi suara kaya anak kecil kegirangan.

"Yukk."

"Kan lu mau main sama gw Ra." Ucap Nazla protes.

"Kan bisa main bertiga?" Ara menyeritkan dahinya binggung.

"Arlan kan bawa motor."

"Lah apa hubungannya?"

"Nanti lu diajak naik motor masa gw sendiri."

"Ga lah kita naik grab berdua biarin Arlan sendiri."

"Jahat kamu Ra sama aku." Arlan memasang wajah memelas ke Ara.

"Jijik lan." Nazla memasang wajah seperti akan muntah. Arlan dan Ara hanya terkekeh mendengar nya.

"Jadi mau kemana?"

"Makan yang pedes-pedes ga sih Ra?"

"Ide baguss."

"Inget maag Ra." Peringatan Arlan.

"Iya ga pedes-pedes maksudnya." Ara mengerucutkan bibirnya bibirnya sebal.

"Tapi nonton dulu ga sih?" Ucap Ara memberikan saran lagi.

"Romance gas."

"Gass." Ara pun langsung menyetujui ide Nazla. Arlan menghela nafas berat dia seperti tidak dianggap disini tersiksa lah dia menonton romance padahal dihidupnya tidak ada romance-romance. Sedangkan para perempuan tidak meminta pendapat Arlan.

Mereka pun langsung berjalan ke arah gerbang. Nazla yang sudah memesan grab pun menunggu bersama didepan gerbang. Arlan pun sudah stay di motor nya menunggu grab Ara dan Nazla supaya bisa mengikuti grab mereka.

Setelah grab yang akan dinaiki Ara dan Nazla sampai mereka pun memasuki mobil dan menuju salah satu mall dan Arlan pun mengikutinya dari belakang. Saat sampai di mall mereka langsung menuju ke bioskop dan menonton film romance sesuai rencana.

"Duit aing." Ucap Arlan setelah selesai menonton bioskop.

"Ga ikhlas nih?" Ara memasang wajah sedih.

"Sial ga bisa akutuh diginiin." Arlan berjalan duluan lalu Ara dan Nazla terkekeh mendengar jawaban Arlan.

Arlan pun hanya bisa memandang Ara yang tersenyum, memang tidak semenyakitkan itu tapi tetap saja perasaan tidak bisa dibohongi. Tapi Arlan menghargai perasaan Ara juga yang tidak bisa membalasnya dan Ara yang selalu bahagia adalah bayaran yang sudah cukup buat Arlan.

Mereka pun berjalan beriringan ke kedai ayam pedas yang sedang viral di media sosial. Diiringi dengan obrolan yang random mereka makan makanan yang pedas sambil mentertawakan muka satu sama lain yang kepedasan.

"halo Ra." Ucap seseorang tiba-tiba menepuk pundak Ara. Suasana yang tadinya penuh dengan tawa terhenti dan hanya sisa-sisa tertawa Ara saja yang masih belum berhenti. Semua menengok ke Arah suara.

"Kamu pacarnya siapa kok nyapa Ara duluan." Nazla menopang dagunya sambil melihat pacarnya dengan datar.

"Yaampun pacar aku ngabek? Jelek banget lagi mukanya lagi kepedesan gitu."

Ara yang tadinya sudah berhenti tertawa malah tambah ketawa mendengar perkataan kak Vero. Ya yang datang adalah kak Vero bersama dengan izza . Setelah menyadari ada izza di samping kak Vero Ara tiba-tiba langsung tersedak Arlan yang berada dihadapannya pun dengan sigap memberikan minumnya ke Ara. Vero dan Nazla pun menepuk-nepuk pundak Ara.

"Makanya jangan ketawa mulu." Ucap Arlan dengan nada khawatir.

"Duduk dulu kak, za." Ucap Nazla ke kak Vero dan izza. Vero pun langsung mengambil tempat duduk di depan Nazla sedangkan Izza mengambil bangku ditempat lain lalu menaruhnya diposisi di tengah Ara da Arlan.