"karna lu udah nemenin gw, gw traktir makan mau?" ucap Ara setelah keluar dari supermarket.
"boleh."
"umm- makan apa ya yang enak, gw ga terlalu laper sih mau makan sushi? gw tau tempat sushi yang enak." ucap Ara sambil tersenyum dan dibalas anggukan oleh Arlan. mereka pun berjalan ke salah satu restoran sushi yang Ara maksud.
setelah menduduki bangku yang mereka inginkan, mereka pun memesan yang mereka inginkan dan memakannya dalam diam.
"btw gw tadinya ga mau dateng karna takut ganggu lu ngedate." ucap Arlan membuka pembicaraan setelah makanannya habis.
"lu percaya sama kata-kata putri?"Ada terkekeh pelan mendengar perkataan Arlan.
"ya percaya ga percaya sih, untung tadi gw liat kalian beda arah pas di terminal." ucap Arlan pelan.
Ara yang sedang fokus memakan makanannya tidak mendengar perkataan Arlan yang pelan.
"Ara?" ucap seseorang tiba-tiba datang dari arah belakang tubuh Arlan.
Ara yang duluan melihatnya tersenyum kecil tapi langsung nenaikan alisnya melihat orang di sebelahnya. Arlan yang menoleh belakangan terheran dan kaget melihat dua orang tersebut.
"halo kak vero." ucap Ara sambil tersenyum manis.
"gw boleh duduk disini?"
"boleh kak duduk aja."
"wih lu lagi ngedate? gw ganggu kah?" ucap Vero sambil duduk di sebelah Ara, orang yang tadi bersamanya pun duduk dihadapan Vero lebih tepatnya disebelah Arlan.
"ga kok kak dia sepupunya Gista."
"anjir, gw vero sahabatnya Rafi tau kan lu Rafi siapa?" Vero mengulurkan tangannya ke Arlan.
"tau, gw Arlan." ucap Arlan sambil menerima uluran tangan vero.
"ohh iya ini sepupu gw Raihan, eh kayanya kalian satu sekolah deh." ucap Vero memperkenalkan orang bersamanya.
"ehh- iya kah kayanya aku ga pernah liat dia deh." ucap Ara berbohong.
"Ara." ucap Ara sambil mengulurkan tangannya dengan senyum canggung.
"Raihan." Ucapnya singkat menerima uluran Ara dengan wajah datar.
"Btw, katanya lu ga mau pergi sama dia." Lanjut Izza menampilkan senyum smirk nya tanpa melepaskan tautan tangan mereka.
"Em-" ucapan Ara terpotong.
"Gw yang ngajakin dia, kenapa lu ga terima tawaran lu ditolak?" Arlan melepaskan tautan tangan Ara dan Izza lalu menampilkan senyum mengejek ke Izza.
Wajah Izza masih datar tetapi matanya menatap tajam ke arah Arlan, Arlan pun sama tidak mau kalah menampilkan senyuman mengejeknya. Suasana menjadi panas.
"Sorry-sorry nih anak emang rada ngeselin." Ucap Vero sambil bangun dan menabok pundak Izza.
"Gw pindah aja deh Ra, ga enak jadinya." Vero menarik baju Izza agar dia bangun dari tempat duduknya.
"Ahh iya kak." Ara tersenyum manis ke arah Vero. Mereka pun meninggalkan meja Ara dan pindah ke meja lain.
Suasana di meja Ara pun menjadi hening tapi tidak beberapa lama kemudia Ara tertawa pelan.
"Kok lu ketawa tiba-tiba?" Arlan terheran melihat Ara yang tiba-tiba tertawa.
"Aduh kalian tadi lucu bgt, kaya anak kecil lagi berantem rebutin mainan."
Walaupun Arlan tidak mengerti dia ikut tersenyum melihat tawa Ara.
"Udah yuk pergi kayanya udah gelap deh." Ara bangun dari duduknya dan melirik jam tangannya.
Arlan mengangguk lalu mengikuti kemana Arah jalan Ara.
"btw lu belum pulang ke rumah ya, gw baru ngeh kalo lu pake baju bebas tapi celananya celana SMA."
"Iya gw langsung kesini soalnya rumah gw kan rada jauh."
"Tuh kan harusnya lu gausah nemenin, kan gw jadi ga enak."
"Ga papa ra santai aja." Ucap Arlan sambil tersenyum.
"Ohh iya lu besok ultah kan mau kado apa?"
"Lah kok lu tau?"
"Gista yang ngasih tau."
"Baru gw mau ngajak lu buat dateng besok."
"Gista udah ngajak gw kok, lagian lu kan temen sekaligus sepupunya sahabat gw masa gw ga dateng."
"Iya ya." Arlan tersenyum tipis menanggapi perkataan Ara.
"Gausah ngasih kado juga ga papa ra, lu dateng aja gw udah seneng." Lanjut Arlan.
"Ga bisa gitu dong, Hoodie aja gimana? Yuk pilih-pilih." Ara menarik Arlan ke salah toko hoodie yang terlihat oleh matanya.
"cepet dipilih lan." Ara pun ikut memilih-milih Hoodie karna toko ini isinya untuk cowo dan cewe jadi Ara ikut melihat Hoodie untuknya.
Saat sedang melihat-lihat Ara melihat Hoodie biru yang bagus dan sepertinya cocok untuk Arlan dia pun mengambilnya dan mendekati Arlan untuk menanyakannya.
"Kalo yang ini gimana lan?" Tanya Ara sambil memperlihatkan Hoodie biru Dongker ditangannya.
"Boleh."
Merekapun pergi ke kasir untuk membayarkan Hoodie tersebut.
"Wah kebetulan banget kak ini hoodie couple yang baru keluar, yang perempuannya ga di pajang karna barang limited." Ucap kasir setelah Hoodie itu di scan olehnya.
"Ehh- tapi kita bukan." Ucap Ara terkejut.
"Mba ga jadi yang itu deh." Ucap Arlan hendak mengambil Hoodie tersebut sambil mengusap tengkuknya merasa tidak enak.
"Loh kalian bukan?"
Ara menghela nafas pelan padahal itu dia yang milihnya. Setelah beberapa saat diam Ara akhirnya bicara.
"Yaudah mba saya tetep beli itu."
"Ga papa Ra?"
"Ga papa toh kita juga temen jadi ga masalah, lagian itu gw yang milih." Ucap Ara sambil tersenyum.
Arlan ikut tersenyum walaupun sedikit miris mendengar perkataan Ara. Kasir yang ikut mendengar perkataan Ara hanya bisa menatap sedih ke arah Arlan.
"Sabar ya mas." Ucap si kasir.
"Ga papa mba." Arlan tertawa hambar ntah harus sedih atau senang.
Ara yang tidak mengerti obrolan mereka hanya acuh dan membayar Hoodie tersebut. Setelah membayar merekapun keluar dari toko tersebut.
"mau balik sekarang?" Ucap Arlan setelah berjalan jauh dari toko.
"Lu balik duluan aja gw masih ada urusan lan."
"Yaudah gw temenin aja."
"Eh gausah, gw mau me time soalnya." Ucap Ara to the point sambil tersenyum.
"Ohh yaudah belanjaannya gw yang bawain gimana?"
"Eh gausah gw bakal pake taksi kok buat pulang, lagian rumah kita kan beda arah lan."
"Tapi ga enak gw ninggalin lu sendiri."
"Santai aja lan gw bukan anak kecil kok."
"Yaudah deh hati-hati ya, makasih hoodienya." Arlan melambaikan tangan lalu pergi menjauh. Ara membalas lambaian tangan sambil tersenyum.
Setelah Arlan tidak terlihat oleh mata Ara, Ara pun pergi ke salah satu cafe favoritnya dan duduk di dekat jendela untuk melihat pemandangan. Setelah memesan cheesecake dan ice cappucino Ara pun sibuk dengan hp nya sambil menunggu pesanannya datang.
Gista gf Rafi.
Kok kamu ga mau di anter Arlan?
me.
Aku mau me time aja, tau kan kamu aku ngapain
Gista gf Rafi.
Yaampun kalo itu mah emang harus sendiri, pulangnya minta jemput Rafi aja dia udah pulang dari tadi
me.
Pingin sih nyiksa dia tapi kasian juga kalian kan abis jalan-jalan
Gista gf Rafi.
Ga papa kali, mau aku yang bilangin?
me.
Gausa-
"batu." Ucap seseorang mengagetkan dan langsung duduk di bangku di hadapan Ara. Ara yang sedang mengetik balasan untuk Gista menundanya dan mendongak untuk melihat siapa yang menggangu me time nya.