Chereads / Bukan Salah Istri Kedua / Chapter 16 - Bab 16 Bali dan Kali Pertama

Chapter 16 - Bab 16 Bali dan Kali Pertama

Perjalanan dadakan ke Bali akhirnya terlaksana. Bulan madu yang agaknya sempat tertunda karena kesibukan Andra dan Asha akhirnya benar-benar dapat mereka lakukan. Andra dan Asha memutuskan untuk pergi ke Bali yang tidak memerlukan waktu penerbangan cukup lama.

Dua jam sudah keduanya menempuh perjalanan udara dari kota asal ke Bali. Dengan bantuan sekretaris pribadi Andra, mereka menemukan hotel yang bagus di daerah Seminyak yang cocok untuk mereka jadikan tempat menginap selama berbulan madu. Bali yang cantik dan kaya akan budaya seolah menghipnotis Asha ketika menginjakkan kakinya pertama kali di bandara Ngurah Rai. Perempuan itu meskipun sudah dewasa, tapi ia baru sekali itu pergi ke Bali. Seumur hidupnya hingga menjadi istri Andra, Asha tidak pernah pergi ke sana sekalipun untuk liburan. Waktu senggang yang selama ini ia miliki selalu ia dedikasikan untuk pekerjaan dan keluarganya. Dan memiliki waktu libur seperti ini benar-benar merupakan hadiah terbaik yang pernah ia dapatkan.

"Sayang, hei kenapa terdiam?" tanya Andra mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Asha yang sejak tadi diam dengan menatap jalanan depan bandara. Keduanya sedang menunggu jemputan hotel dan Andra menawarkan Asha minuman. Namun, Asha hanya terdiam dengan tatapan yang sulit Andra mengerti.

"Asha," panggil Andra sekali lagi dengan lembut sambil mengusap puncak kepala Asha.

Perempuan itu pun menoleh menatap suaminya. Ia tersenyum kemudian memeluk Andra dengan manja.

"Kenapa?" tanya Andra bingung melihat tingkah istrinya.

"Tidak ada, hanya merasa senang," balas Asha. "Ini pertama kalinya aku ke Bali. Pertama kalinya aku liburan selama kerja di rumah sakit. Dan pertama kalinya ke sini aku malah bersamamu dengan status sebagai istri."

Andra tersenyum senang mendengar ucapan Asha. Ia membalas pelukan Asha dan sesekali mencium puncak kepala istrinya. "Aku senang mengetahui bahwa kamu senang. Aku ikut bahagia melihatmu tersenyum. Aku tidak bisa berjanji apa-apa, hanya satu hal saja. Mari kita nikmati liburan kita ini dengan sebaik mungkin."

"Terima kasih sayang. Aku benar-benar ingin memanfaatkan waktu berdua kita selama liburan ini," ucap Asha.

"Tentu saja. Selama liburan ini, aku adalah milikmu."

"Dan aku juga hanya milikmu," balas Asha dengan senyum manis.

Tidak lama kemudian, mobil jemputan mereka pun tiba. Andra dibantu supir memasukkan koper ke bagasi. Setelah Andra dan Asha masuk, mobil pun melaju meninggalkan bandara menuju hotel yang sudah mereka pesan sebelumnya.

Andra dan Asha tiba di hotel setelah menempuh perjalanan selama beberapa puluh menit. Sempat terjebak macet sebentar karena terjadi sebuah kecelakaan di jalanan, keduanya sama sekali merasa terganggu dengan masalah kecil itu. Mereka menikmati perjalanan ke hotel dengan melihat pemandangan sepanjang bandara ke daerah Seminyak yang penuh dengan hal unik yang tidak pernah Asha lihat.

"Sha, aku bongkar koper dulu, ya? Sekaligus mau aku letakkan pakaian kita di dalam lemari. Kamu masih mau di teras begini atau pergi ke pantai?" tanya Andra begitu keduanya tiba di kamar dan melihat-lihat ruangan yang akan mereka tempati selama liburan.

Asha yang masih melihat-lihat ruangan pun menoleh pada suaminya. Perempuan itu melihat ke teras dan mendapati pemandangan indah tersaji di depan matanya.

Deburan ombak yang terdengar merdu, angin semilir yang membuat daun-daun kepala yang masih menempel pada pohonnya ikut bergerak lembut. Juga wangi pantai yang selalu ia rindukan setiap kali mengingatnya.

Hotel tempat mereka menginap memang memiliki pemandangan langsung ke arah pantai. Mereka bisa langsung mengakses pantai dari halaman kamar mereka masing-masing. Memang sejenis hotel mewah yang sengaja Andra pesan. Selain untu menjaga privasi juga untuk membuat Asha merasa nyaman selama liburan. Andra tahu Asha memang jarang sekali mengambil cuti kecuali sakit. Dan sebagai bentuk perhatian serat rasa sayangnya, Andra pun mengambil inisiatif itu.

"Aku ingin jalan-jalan ke pantai dulu sejenak. Kamu tidak apa menata pakaian kita sendirian?"

"Tidak masalah. Kamu tidak keberatan aku membongkar kopermu?"

"Tidak apa. Kamu 'kan suamiku. Lagipula apapun yang aku bawa bukan jadi rahasia diantara kita," balas Asha kemudian mendekati Andra dan memberikan kecupan di pipi. Kemudian pergi keluar halaman menuju pantai tak jauh dari teras kamar mereka.

Andra mengawasi istrinya sebentar kemudian mulai membongkar kopernya. Ia menata pakaian dan perlengkapan lainnya pada tempat yang disediakan kemudian memisahkan barang pribadinya yang berharga di dalam tas kecil yang nantinya akan ia bawa kemana-mana.

Selesai dengan miliknya, Andra beralih ke koper milik Asha. Membuka koper milik istrinya dengan hati-hati karena takut jika barang yang ada di dalam rusak karena kelalaiannya. Andra kemudian mengeluarkan satu per satu barang dari sana. Mulai dari pakaian, perawatan tubuh, peralatan mandi dan beberapa pakaian tidur transparan yang terlihat cukup menggoda.

Andra mengangkat pakaian berbahan sutra itu. Wajahnya langsung bersemu merah dan pikirannya yang liar sudah membayangkan sesuatu yang terlalu dewasa. Ia senang dan cukup merasa takjub bahwa Asha sudah menyiapkan pakaian seperti itu untuk dikenakan dihadapannya.

"Andra! Kamu sedang apa?" tanya Asha yang tiba-tiba muncul dari pintu teras. Istrinya itu mendekat kemudian mengambil pakaian yang Andra angkat dan ia sembunyikan di belakang punggungnya. "Kamu kenapa harus mengangkat pakaianku seperti tadi, hm?"

Lelaki itu tersenyum pada Asha kemudian berdiri. Ia menatap Asha dengan lembut kemudian mengusap pipi istrinya dengan halus. "Kamu membeli pakaian itu untukku?" tanya Andra.

"Untukmu? Tentu saja tidak. Ini untuk aku kenakan sendiri. Lagipula kamu tidak akan muat mengenakan pakaianku," balas Asha dengan wajah kesal yang berusaha menutupi rasa malunya.

Andra tersenyum senang. Wajah kesal Asha yang tampak menggemaskan nyatanya tidak membuat Andra bosan. Justru ia semakin tertarik untuk menggoda Asha lebih jauh.

"Tentu saja bukan aku yang akan mengenakannya. Tapi kamu," balas Andra kemudian mendekati Asha hingga jarak mereka semakin dekat.

Asha mendongak menatap suaminya yang memang terbilang tinggi. Senyum menawan yang tak lepas menghias wajah Andra nyatanya mampu membuat Asha terhipnotis seketika. Bahkan ketika sang suami mendekatkan wajahnya kemudian menempelkan bibinya pada bibir Asha, perempuan itu secara otomatis membalasnya. Meletakkan perasaannya pada setiap gerakan yang keduanya lakukan.

Lumatan demi lumatan mereka lakukan dengan begitu lembut dan penuh cinta. Hingga secara naluriah Andra mendorong istrinya ke atas ranjang dan meneruskan kegiatan mereka di sana. Asha pasrah saja. Mengikuti bagaimana tubuhnya yang secara otomatis merespon setiap gerakan yang suaminya lakukan. Bergelung di bawah selimut dengan begitu intim hingga saling memberikan kehangatan melalui sentuhan kulit keduanya.

"Asha," panggil Andra dengan suara serak.

Asha yang berada di bawah Andra pun menatap mata suaminya. Kilatan nafsu serat cinta yang berbaur dapat Asha rasakan dari sorot mata hangat itu.

"Asha terima kasih sudah menjadikanku yang pertama. Dan terima kasih sudah menjadi istriku yang sempurna," lanjut Andra kemudian melanjutkan kegiatannya yang diiringi suara Asha yang bersahutan.

Setelah melewati waktu yang begitu panjang setelah hari pernikahan mereka. Keduanya pun akhirnya saling memiliki satu sama lain. Menikmati waktu intim yang hangat diantara keduanya, dan membangun momen indah bersama.

Hari pertama liburan, nyatanya sudah menghasilkan sebuah momen yang tak akan pernah Asha lupakan. Kali pertama menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Dan kali pertama ia melakukannya dengan Andra suaminya.

[]