Chereads / Istri CEO Klub Bola / Chapter 23 - Fans

Chapter 23 - Fans

"Gimana, kak? Jadi hari ini?" tanya Bulan ke Rafli melalui chat whatsapp.

"Jadi, tapi agak sorean. Gimana, dok?" jawab dan tanya balik Rafli.

"Sore jam berapa tuh kira-kira kak?"

"Jam tiga atau paling lambat setengah empat, dok."

"Oke, oke. Aku tanya kak Gina dulu ya, kak."

"Oke siap, kabarin ya, dok. Maaf baru bisanya sore karena masih ada dua konten lagi."

"Iya gapapa, kak. Maklum kok artis terus Youtuber. Hehehe"

"Hehehe.. Dokter kan juga Youtuber."

"Iya sih kak. Hehehe."

Lalu, Bulan berdiskusi dengan Gina bagaimana rencana jalan-jalan mereka hari ini. "Berangkat siang saja, nanti biar mereka yang menyusul," ucap Gina. "Oke, kak. Kalau gitu, ayo siap-siap, kak."

***

Mereka pun berangkat jam sebelas karena mereka berencana makan siang di restoran mewah yang tidak jauh dari hotel itu. Makan siang kali ini bentuk traktiran dari ayahnya Gina karena masih dalam euforia tim kesayangannya juara kemarin malam.

"Mudah-mudahan kluh kesukaannya ayah sering-sering juara supaya kita juga sering ditraktir kayak gini ya, Bu. Hehehe," ucap Gina ke ibunya.

"Iya, nak, semoga. Untung juara.. Kalau tidak, pasti ayahmu diam di kamar terus ini seharian. Iya kan, yah?"

"Enggak dong. Emangnya ayah ini bocah apa."

"Ah yang bener? Ayah kan sering bete seharian kalau mereka kalah."

"Hm.. Jangan dibocorin dong, istriku sayang."

Selesai makan, mereka langsung menuju tempat wisata pertama yang ada dalam daftar agenda mereka hari ini. Mereka tidak terlalu lama disana karena hujan turun begitu derasnya.

Setelah hujan berhenti total, mereka lanjut ke tempat wisata kedua. Disana tempat janjian mereka dengan Rafli.

***

"Kalian sudah lama disini?" tanya Rafli ke Gina dan kedua temannya.

"Belum, kak. Ya baru sekitar lima belas menit lah," jawab Gina.

"Oh, gitu. Hm.. Coach Feri sama tante tidak ikut ya?" tanya Rafli lagi.

"Ikut.. Itu disana lagi foto-foto," jawab Gina sambil menunjuk dimana orang tuanya berada.

"Oh.. Yayaya.. Kalian kenapa tidak foto-foto?"

"Sudah, kak. Tapi, bingung mau foto-foto dimana lagi, soalnya lagi rame semua spot yang bagus."

"Kalau disitu.. Kalian sudah atau belum?" tanya Rafli sambil menunjuk tempat yang dimaksud.

"Aku sama Marsha sih sudah. Gina belum. Kak Rafli sama Kak Gina aja foto berdua disana," jawab Bulan yang memang punya niat mendekatkan Rafli dengan Gina.

"Masa berdua doang, rame-rame lah," respon Gina.

"Emang kenapa kalau cuma berdua, dok?" tanya Rafli berniat usil.

"Iya, emang kenapa, kak?" tanya Bulan yang terus berusaha agar rencananya berhasil.

"Ya gapapa. Tapi kan kita liburannya rame-rame."

"Kita juga gapapa kok kalau kakak mau foto berdua sama kak Rafli. Hahaha," kata Bulan, si ratu iseng.

"Kamu kali dek yang mau foto berdua sama kak Rafli," serang balik Gina.

"Ya aku memang mau, kak. Kakak tahu aku sama Marsha ngefans sama Kak Rafli. Kalau kakak kan beda."

"Maksud kamu beda?"

"Ya gimana ya, kak."

"Sudah.. Sudah.. Kita jadi foto ga nih?" sela Rafli.

"Jadi, kak. Tapi, di tempat yang lain ya. Kalau kakak mau di spot yang itu, kakak sendirian aja atau ajak nih Kak Gina," ucap Bulan.

"Oke.. Oke.. Mau ga, dok?" tanya Rafli ke Gina.

"Oke, ayolah," jawab Gina sedikit terpaksa.

"Cie.. Cie.. Paris in Love nih kayaknya." goda Bulan.

Lalu, Gina dan Rafli menuju spot yang dimaksud. Sementara itu, Bulan dan Marsha menunggu mereka.

"Kamu ga cemburu kan, Marsha?" tanya Bulan.

"Hah? Cemburu apa?" tanya balik Marsha.

"Cemburu lihat Kak Gina sama Kak Rafli foto berdua begitu. Kamu kan ngefans sama Kak Rafli."

"Iya memang ngefans tapi ngapain juga harus cemburu. Aku ngefans sebagai idola aja, bukan naksir terus berharap jadi pasangan."

"Baguslah kalau begitu. Soalnya banyak cewek-cewek sekarang ngefans sampai menghalu idolanya itu sudah jadi pacar atau suaminya."

"Itu berlebihan sih menurutku. Belum lagi ada aja orang ngakunya fans tapi modal gratisan doang terus banyak nuntut ini itu ke idolanya."

"Meskipun tidak bermodal gratisan doang, fans seharusnya tidak boleh nuntut ini itu apalagi ngatur-ngatur kehidupan pribadi idolanya."

"Nah.. Sepakat. Hm.. Kalau kamu ga cemburu sama Rafli sama Kak Gina?"

"Enggak dong. Mereka sudah ku anggap seperti kakak kandungku sendiri."

"Ah yang bener?"

"Bener.. Serius.. Aku tuh pengen dekat sama kak Rafli karena siapa tahu bisa diajak jadi artis juga."

"Serius kamu mau jadi artis?"

"Serius dong."

"Siap ngadepin haters?"

"Siap ga siap ya harus siap dong. Itu memang sudah resikonya."

"Oke. Oke. Coba ajak collab kak Rafli lagi atau coba sesekali kamu masuk ke vlognya."

"Kalau itu sudah pasti. Tapi, aku belum bilang ke Kak Rafli. Kamu mau masuk vlognya juga?'

"Enggak. Aku ga suka tampil depan kamera."

"Waduh.. Padahal aku mau ngajak kamu ke channelku sama Kak Gina."

"Kalau itu sih boleh-boleh aja."

"Katanya kamu ga suka."

"Ga suka kalau sama orang yang belum terlalu kenal. Aku kan sudah dekat sama kamu terus lumayan kenal sama Kak Gina."

"Okelah. Nanti aku bicarakan sama Kak Gina. Hm.. Bagaimana kalau kita susul mereka aja kesana? Udah kelamaan nih."

"Oke ayolah."

Lalu, mereka berjalan menuju Gina dan Rafli yang seperti sedang asyik berpacaran. "Tadi kakak bilangnya ga mau, sekarang kayak lupa waktu nih ye," ucap Bulan menggoda Gina.

***