"Aku juga setuju yang vlog ruang kerja," ucap Rafli.
"Kalau gitu, Bulan juga setuju deh."
"Okelah. Kira-kira kapan kalian bisa?"
"Kita sih tergantung Kak Rafli, kan kakak yang lebih sibuk terus aku sama Kak Gina juga lebih banyak waktu stay di kantor ini dibandingkan kakak."
"Kalau besok setelah makan siang, gimana?"
"Aku bisa kak, tidak tahu kalau kak Gina."
"In syaa Allah, aku juga bisa," ucap Gina.
"Oke. Fix ya besok kita tukeran vlog ruang kerja besok siang. Aku bicarakan dulu dengan timku ya konsepnya gimana bagusnya."
"Oke, kak," ucap Bulan.
"Kita pesan makanan dulu ya. Hari ini biar aku yang traktir," kata Rafli.
"Ga usah, kak," respon Gina.
"Wah makasih banyak, kak. Sering-sering kayak gini ya, kak, Hehehe," respon Bulan.
"Aduh Bulan, malu-maluin aja. Maafin ya, kak."
"Gapapa. Santai aja. Aku tuh mau suasana perusahaan yang tanpa batas kayak gini supaya kerja jadi nyaman."
"Jangan terlalu nyaman, kak, nanti tiba-tiba kena ghosting. Bahaya, kak," kelakar Bulan.
"Yailah. Kenapa jadi ceritain pengalaman kamu, dek," ucap Rafli.
"Ga tau nih si Bulan, ada kesempatan dikit pasti langsung curhat," kata Gina.
"Yeee.. Siapa juga yang curhat," respon Bulan.
"Gapapa sih curhat, asal jangan sering-sering aja, ketahuan banget nanti sad girl," ledek Rafli.
"Aku bukan sad girl, kak. Serius. Ya aku memang jomblo sih tapi ga sad. Hm.. Aku keinget istilah waktu aku masih SMP, jojoba, jomblo jomblo happy. Hehehe."
"Sudah.. Sudah.. Sesama jomblo jangan berantem," lerai Gina.
"Kak Gina juga tuh jomblo. Eh, Kak Rafli juga jomblo kan? Sama kakak aku aja nih." ledek Bulan menjodohkan seniornya dengan bosnya.
"Yuk makan yuk. Daripada nih anak makin ngaco ngomomgnya," ucap Gina.
"Yaudah yuk. Selamat makan," respon Rafli.
Lalu, mereka menyantap pesanan mereka masing-masing. Sembari makan, mereka masih terus bercanda dan saling ledek tentang kejombloan mereka.
Selesai makan, Gina dan Bulan kembali ke ruang kerjanya masing-masing. Sementara itu, Rafli membayar pesanan mereka lalu pergi syuting iklan produk makanan ringan di studio yang tidak terlalu jauh dari kantor klub.
Setelah syuting, Rafli kembali ke kantor klub untuk rapat dengan calon sponsor. Kelar rapat, Rafli rencananya mengajak Gina dan Bulan untuk keluar makan malam, tapi sayangnya mereka sudah pulang sore tadi.
***
Musim baru Liga Satu telah dimulai. Acara pembukaan kompetisi secara resmi telah dilaksanakan kemarin malam. Pertandingan pertama pun telah dilangsungkan. Tim tuan rumah sekaligus juara musim lalu menang telak dengan skor 4-0. Sementara itu, klub Glory United FC baru akan bertanding malam ini melawan sesama tim promosi dari Liga Dua.
"Ibu ke stadion ga nanti?" tanya Gina.
"Kamu bertugas ga di pertandingan nanti?" tanya balik sang ibu.
"Enggak, Bu. Kenapa?"
"Kalau kamu ga bertugas, ibu ikut ke stadion."
"Oh.. Hm.. Rencananya Gina sama Bulan mau berangkat nanti sore jam setengah lima. Ibu mau ikut atau mau pergi sendiri?"
"Hm.. Ibu ikut kalian saja lah. Ribet lagi kalau pergi sendiri."
"Oke, Bu. Hm.. Gina ke dalam mau sarapan dulu ya, Bu. Ibu udah makan?"
"Alhamdulillah udah, nak. Kamu sudah sholat subuh, kan?"
"Lagi halangan, Bu."
"Oh, pantasan lambat bangun. Ya udah makan dulu sana, cuci piringnya ya, kasian Mbak Marni lagi kurang enak badan dari tadi malam."
"Iya, Bu."
Selesai sarapan, Gina cuci piring lalu istirahat sejenak di kamarnya sebelum mandi kemudian bersiap berangkat ke kantor klub. Setelah siap, Gina berangkat ke kantor kurang lima menit jam setengah delapan. Beruntung, dia tidak terjebak macet yang parah sehingga bisa tiba di kantor tepat waktu.
Setibanya di kantor, Gina langsung menyelesaikan semua pekerjaannya karena siang ini dia akan collab konten Youtube bersama Bulan dengan Rafli. Dibanding collab yang pertama, Gina kali ini lebih deg-degan, bukan karena sosok Rafli ataupun materi kontennya, tapi karena Rafli memintanya lebih luwes dan kocak saat di depan kamera.
***
Setelah sholat dzuhur, Bulan dan Rafli menyusul Gina ke sebuah ruangan yang telah disepakati menjadi tempat berkumpul sebelum collabnya dimulai. Lalu, tanpa menunggu waktu lama, mereka pun memulai kolaborasinya.
Rafli yang duluan beraksi, dimulai dari ruang kerjanya Bulan. Rafli mengomentari hampir seluruh barang yang ada di ruangan itu dengan gaya bicara diselipi leluconnya yang khas.
Setelah merasa cukup, Rafli lanjut ke ruang kerjanya Gina. Ruangan itu lebih tertata rapi dibandingkan ruangan sebelumnya. Suasana ruangan itu juga terasa lebih nyaman. Rafli pun menghabiskan waktu lebih lama di ruang kerjanya Gina hingga salah seorang krunya mengingatkan dia untuk closing kontennya.
"Aku istirahat dulu ya setengah jam baru lanjut ke konten kalian," ucap Rafli ke Gina dan Bulan.
"Iya silakan, kak. Kita juga mau siap-siap dulu," respon Gina.
***
Setelah merasa cukup beristirahat, Rafli pun meminta kedua dokter klub itu segera memulai kontennya. Konten kali ini, Bulan diminta Gina untuk menjadi leader. Gina masih belum percaya diri dan merasa sangat gugup.
Konten mereka mulai dengan seolah-olah menyambung konten dari Rafli. Lalu, mereka pun berjalan menuju ruang kerja bosnya itu. Kekakuan Gina serta keceriaan Bulan ditambah keisengan Rafli menjadi perpaduan yang menarik dan membuat seru suasana collab kali ini.
Kurang sepuluh menit jam tiga, mereka akhirnya selesai collab. "Makasih banyak ya dokter Gina dan dokter Bulan mau diajak collab," ucap Rafli. "Wah, kita nih yang harusnya berterima kasih banyak sama Kak Rafli, makasih kesempatannya udah dibolehin pansos. Hehehe," respon Bulan. "Iya makasih banyak ya, kak. Maaf tadi masih kaku, belum terbiasa depan kamera." ucap Gina.
"Iya gapapa. Eh, habis ini kalian kemana? Langsung ke stadion?"
"Enggak, kak. Pulang dulu ke rumah terus nanti setengah lima baru ke stadion, ga tau kalau Bulan gimana."
"Aku ikut kakak aja deh."
"Oh, kamu mau ikut ke rumahku, dek?"
"Iya, kak. Soalnya lagi ga ada siapa-siapa juga di rumah, jadi males pulang."
"Oh, okelah."
"Aku boleh ikut ke rumahnya dokter Gina?" tanya iseng Rafli.
"Eh, ngapain, kak?" tanya kaget Gina.
"Mau ngapel ya, kak? Hahaha," ledek Bulan.
"Enggak, canda doang. Mana berani aku. Bisa-bisa aku digebok bola sama Coach Feri. Hehehe," respon Rafli.
"Ga mungkin lah, kak. Ga mungkin calon mertua kayak gitu ke calon menantunya. Hahaha," ledek Bulan lagi.
"Udah ah, ayo balik ke habitat kita. Maafin ya Kak Rafli, ini anak memang gini tabiatnya."
"Iya, iya, santai."
Lalu, Gina dan Bulan menuju ke ruang kerjanya masing-masing. Sementara itu, Rafli langsung berangkat menuju stadion kebanggan klub mereka. Keinginan Rafli, stadion mereka direnovasi setelah pembangunan rumah sakit klub telah rampung.
****