Chereads / Istri CEO Klub Bola / Chapter 26 - Sponsor

Chapter 26 - Sponsor

"Tas? Baju? Sepatu?" tanya ayahnya Gina.

"Semuanya. Hehehe," jawab sang istri.

"Serius semuanya?"

"Enggak lah, sayang. Aku cuma bercanda, mau iseng doang."

"Syukurlah kalau begitu. Hahaha."

"Huh.. Dasar.. Cepat mandi terus makan."

"Siap laksanakan."

***

Pagi ini, Gina memanfaatkan sisa waktu liburannya dengan rebahan di kamar sambil nonton film kartun. Dia ingin merilekskan pikirannya sebelum harus kembali berkutat dengan data-data medis yang menjadi tanggung jawab pekerjaannya.

Sayangnya, saat asyik menonton, dia menerima chat dari Dokter Andri. "Gina, ke kantor ya sebentar jam 2 siang." Gina cukup lama baru membalasnya karena lupa mengaktifkan notifikasi. "Siap, dok. Tapi, ada apa ya, dok?"

"Pak Deddy tiba-tiba minta rapat. Katanya penting banget. Ada kabar bahagia juga katanya."

"Baik, dok. Kabar bahagia?"

"Iya, tapi Pak Deddy juga belum bilang kabar apa."

"Oh. Iya, dok, In syaa Allah sudah dzuhur saya aku langsung ke kantor."

"Oke, ditunggu. Kalau bisa, hubungi Bulan terus kalian sama-sama kesini karena dia belum respon chat dari tadi."

"Siap, dok."

Lalu, Gina pun mencoba berkali-kali menelpon Bulan tapi tidak ada respon. Gina pun akhirnya memutuskan untuk kembali lanjut menonton sebelum bersiap ke kantor.

***

"Maaf, kak, tadi terlalu pulas tidurku," ucap Bulan sesaat sebelum masuk ke dalam mobilnya Gina.

"Iya iya, tidak apa-apa," respon Gina.

"Ada apa sih ini, kak? Kok kita tiba-tiba dipanggil rapat?"

"Enggak tau juga tuh.. Kata Dokter Andri, Pak Deddy punya kabar bahagia."

"Kabar bahagia apa, kak?"

"Tidak tau juga, Dokter Andri juga tidak dikasih tau Pak Deddy."

"Hm.. Feeling Bulan sih kayaknya soal pembangunan rumah sakit deh, kak."

"Hm.. Bisa jadi sih. Kok kakak ga kepikiran soal itu ya."

"Kakak masih kepikiran liburan kemarin kali.. Atau mungkin kakak mikirin Kak Rafli yang masih di Paris."

"Ckckck.. Kakak turunin juga ya kamu, dek. Ga ada berhentinya, rese terus."

"Ampun, kak. Hehehe."

"Tapi, bener yang kamu bilang, kakak kayaknya masih butuh liburan nih."

"Kirain yang bener itu kakak mikirin Kak Rafli."

"Bener-bener ngeselin ya kamu, dek."

"Santai.. Santai, kak. Hm.. Emang kakak kurang puas sama liburan yang kemarin?"

"Gimana ya.. Puas sih puas, tapi kakak pengen jalan ke negara yang lain lagi."

"Oh, gitu. Negara mana yang kakak mau?"

"Belanda sama Jerman sih, dek."

"Bagus sih katanya disana kak, apalagi banyak orang Indonesia juga."

"Iya dek. Kalau kamu dek, apa negara impianmu untuk liburan?"

"Kalau aku sih Italy sama Swiss, kak."

"Wih, bagus juga ya seleramu."

"Iya dong, kak."

***

Begitu sampai di kantor, Gina dan Bulan langsung menuju ruang meeting. Namun, rapat belum dimulai karena masih menunggu Pak Deddy yang masih rapat dengan calon sponsor klub.

Setelah hampir setengah jam menunggu, Pak Deddy pun datang dan langsung memimpin rapat. Tanpa basa basi, Pak Deddy pun langsung menyampaikan apa yang menjadi topik pembahasan pada rapat kali ini.

"Baik. Saya langsung saja ya teman-teman. Saya kumpulkan kalian rapat hari ini secara dadakan karena ada kabar gembira. Jadi.. In syaa Allah, mulai minggu depan, rumah sakit klub kita akan mulai dibangun. Tapi, mungkin butuh delapan atau sembilan bulan rumah sakit baru benar-benar beroperasi maksimal. Itu saja dari saya, mungkin ada yang ingin kalian tanyakan?"

Lalu, Gina dan para peserta rapat lainnya bergantian bertanya ke Pak Deddy. Tidak kurang dari sepuluh pertanyaan yang dilontarkan. Pak Deddy pun menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan rinci.

"Baik.. Kalau tidak ada lagi yang mau bertanya, kita akhiri saja rapat kali ini. Tapi ingat, besok jam sembilan kita rapat lagi disini. Besok diumumkan sponsor baru kita musim depan dan masih banyak lagi hal-hal lain yang perlu kita bahas. Terima kasih atas perhatiannya. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutup Pak Deddy.

***

"Sponsor baru? Semoga gaji kita juga baru ya, kak," harap Bulan.

"Maksudmu naik gaji?" tanya Gina.

"Iya dong, kak, masa turun," jawab Bulan.

"Ya siapa tau kamu mau sesuatu yang baru kan, turun gaji."

"Ada-ada saja kakak nih. Hm.. Kira-kira perusahaan apa ya sponsor baru klub kita, kak?"

"Kalau yg kakak baca di berita sih ini sponsor baru perusahaan keluarganya si Rafli, tapi masih nego katanya."

"Beneran, kak? Hm.. Kalau bener, makin kaya dong klub kita. Mudah-mudahan kita naik gaji, kak. Hehehe."

"In syaa Allah, harusnya sih begitu."

"Tapi aneh ya kak kok orang luar lebih duluan tau daripada kita."

"Ya kan urusan kita bukan di bagian keuangan toh, dek. Terus media kan memang tugasny nyari berita, apalagi klub kita kan baru promosi ke Liga Satu, wajar jadi pusat pemberitaan"

"Iya juga ya kak."

Saat tengah asyik berbincang dengan Bulan, Gina ditelpon ibunya. Ibunya nitip dibelikan ayam bakar kesukaannya yang restorannya ada di depan kantor klub. Setelah ditelpon, Gina bersama Bulan bergegas pulang karena khawatir terhadang kemacetan.

***

Sesuai rencana kemarin, rapat hari ini dimulai tepat jam sembilan. Para peserta rapat sudah berkumpul di ruangan sejam sebelumnya.

Pimpinan perusahaan yang diwakili Pak Deddy menyampaikan bahwa klub mereka telah sepakat dengan salah satu brand untuk menjadi sponsor utama mereka mulai musim depan. Brand itu merupakan produk otomotif yang ternyata sebagian besar saham perusahaannya milik orang tuanya Rafli Faris.

"Informasi berikutnya. Para pemegang saham sepakat menunjuk Rafli Faris menjadi direktur utama menggantikan saya. Saya sendiri sekarang menjadi salah satu pemegang saham setelah membeli sekian persen dari Pak Ronald. Sayangnya, Rafli tidak bisa hadir hari ini karena katanya harus syuting. Tapi, dia sudah berkomitmen untuk mengemban tugas barunya dengan baik setelah musim baru dimulai," jelas Pak Deddy sesaat sebelum sesi tanya jawab.

Rapat selesai jam setengah dua belas siang. Para peserta rapat pun membubarkan diri. Ada yang kembali ke ruang kerjanya masing-masing. Ada juga yang langsung ke kantin kantor. Ada yang juga langsung ke masjid terdekat di kantor untuk bersiap menunaikan sholat berjamaah.

Gina dan Bulan memilih untuk langsung ke kantin kantor. Mereka tanpa sengaja kompak sedang ada tamu bulanan yang membuat mereka tidak bisa sholat.

Sampai di kantin, mereka langsung memesan makanan dan minuman favorit mereka masing-masing. Sambil menunggu pesanan, mereka berbincang membahas sponsor baru klub.

"Kaya banget ya keluarganya Kak Rafli. Dua perusahaan lho jadi sponsor klub kita." ucap Bulan.

"Iya lah. Mereka kan memang keluarga pebisnis."

"Iya, style berpakaiannya mereka tadi juga keliatan pengusaha banget."

"Kamu sempat-sempatnya ya merhatiin itu."

"Gimana ga merhatiin, mereka wow banget outfitnya. Tapi, kak Rafli kok casual banget ya gayanya."

"Ya mungkin karena si Rafli masih muda. Mungkin pas tua nanti gayanya kayak bokap nyokapnya."

***