Chereads / Istri CEO Klub Bola / Chapter 27 - Teringat

Chapter 27 - Teringat

"Iya juga ya, kak. Tapi, kayaknya enggak deh, kak. Kak Rafli kayaknya mau keliatan muda dan casual terus," ucap Bulan.

"Gimana sih kamu dek, labil banget. Tadi bilang iya terus tiba-tiba bilang enggak," respon Gina.

"Hehehe. Maklum, kak, ini mungkin efek lapar."

"Emang kamu ga sarapan sebelum ke kantor?"

"Ga keburu tadi, kak."

"Telat bangun, kan?"

"Iya, kak. Hehehe."

Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Lalu, mereka secara perlahan menghabiskan makanan dan minuman mereka masing-masing.

Selesai makan, mereka tidak langsung kembali ke ruang kerja mereka. Mereka terpaksa berteduh terlebih dahulu karena tetiba hujan turun begitu derasnya.

"Sebenarnya akhir-akhir ini kakak tuh kadang jengkel sama hujan, dek," ucap Gina.

"Hah? Kok gitu, kak? Hujan itu berkah lho, kak," respon Bulan.

"Kakak juga paham kalau soal itu, dek."

"Lalu, apa yang buat kakak jengkel?"

"Hm.. Kamu ingat ga soal Rafael?"

"Rafael?"

"Itu mantan kakak yang pernah kakak ceritain."

"Oh, mantan yang buat kakak belum move on sampai sekarang?"

"Eh, jangan keras-keras suaranya dong. Nanti orang lain dengan terus kira beneran. Aku udah move on lho, dek."

"Bulan ga percaya, kak."

"Ga ada yg maksa kamu buat percaya juga sih, dek."

"Hehehe.. Hm.. Belum dijawab nih, apa yang bikin kakak jengkel sama hujan? Terus apa hubungannya dengan mantannya kakak?"

"Hm.. Bagaimana kalau kita ceritanya di ruangan kakak saja? Mumpung hujannya lagi reda. Nanti keburu deras lagi."

"Oke kak, let's go."

Sesampainya di ruang kerjanya Gina, Bulan tidak sabar mendengarkan cerita dari seniornya itu.

"Ceritanya kapan dimulai nih, kak? Hehehe"

"Oke, mari kita mulai. Jadi.. Kakak dulu sama si Rafael itu sering sekali kehujanan kalau lagi jalan sama dia pake motor, terus biasanya kita neduh dulu tapi kadang juga gila-gilaan diterobos saja, main-main hujan lah, ga pake jas hujan."

"Oh, jadi kakak jengkel sama hujan karena pasti teringat si dia?"

"Ya kurang lebih begitu lah, dek."

"Itu sih fix kakak belum move on dari dia."

"Enggak dong, kakak cuma tiba-tiba flashback tadi. Kalau belum move on, pasti udah kakak balas chatnya terus jalan lagi tapi kan enggak."

"Yayaya.. Kenapa kakak kayaknya ga mau banget dibilang belum move on? Padahal tanda-tanda belum move on ada semua di kakak. Menurut Bulan aja ini ya, kak."

"Memangnya apa tanda-tanda belum move on?"

"Pertama, kakak itu suka keingetan dia, lagi keadaan apa misalnya hujan tiba-tiba ingat dia, lagi lihat apa ingat dia, soalnya Bulan juga pernah di fase itu, kak. Kedua, kakak tuh setiap kali ceritain dia kayak excited banget. Hm.. Bukan excited sih, tapi kayak menggebu-gebu gitu, kak."

"Okey.. Pertama, kakak yakin kakak sudah move on dari dia, cuma manusiawi lah tiba-tiba teringat kecuali kita amnesia. Kedua, betul kakak selalu menggebu-gebu setiap kali cerita tentang dia. Itu karena kakak marah sama jengkel ke diri sendiri. Gitu lho, dek."

"Gengsi banget sih, kak. Padahal tinggal ngaku belum move on aja kan gampang. Hehehe.. Canda ya, kak."

"Aduh kamu ini dibilangin kakak udah move tapi ga percaya terus. Hm.. Eh kamu tadi bilang kan pernah ngerasain juga kayak gini, tiba-tiba keinget mantan. Gimana tuh ceritanya, dek?"

"Hm.. Gimana ya mulainya. Itu tuh waktu aku belum move on dari mantan terakhirku waktu SMA, kak. Hm.. Jadi.. Waktu awal-awal Bulan putus dari dia, aku kayak ga suka setiap kali lihat angka delapan atau delapan puluh delapan, soalnya aku sama dia itu jadiannya tanggal delapan bulan delapan. Terus putusnya juga bulan delapan, kak."

"Waduh, serius? Berarti kamu lebih parah dari kakak sih, dek."

"Iya sih, kak. Tapi, waktu itu Bulan kan masih muda banget, kak. Dulu Bulan cengeng banget soal laki-laki, kak."

"Kalau sekarang gimana, dek?"

"Kalau sekarang mah Bulan sudah jadi pawang buaya, kak. Hahaha."

"Hahaha. Ada-ada aja kamu, dek."

Saat tengah seru membahas move on dari sosok penug kenangan di masa lalu, tiba-tiba masuk seorang staff medis yang memanggil mereka untuk segera ke lapangan menangani salah seorang pemain tim akademi yang perlu mendapatkan perawatan cukup serius. Lalu, mereka pun bergegas menuju lapangan latihan yang dimaksud staff itu.

***

Mulai hari ini, Rafli Faris resmi menjalankan tugas barunya sebagai Direktur Utama di perusahaan yang menaungi klub Glory United FC. Rafli langsung memimpin rapat dewan direksi membahas rencana jangka pendek, menengah, dan panjang dari perusahaan dan klub. Rencana terdekat memastikan pembangunan rumah sakit klub berjalan lancar dan tepat waktu.

Selesai rapat, Rafli mengajak Gina dan Bulan untuk makan siang di kantin klub. Rafli berniat kolaborasi konten Youtube lagi dengan mereka.

"Ada apa nih, kak Rafli? Traktiran jabatan baru, ya. Hehehe," canda Bulan ketika baru saja sampai bersama Gina di kantin.

"Hus.. Mulai sekarang panggil pak. Beliau kan bos kita sekarang," tegur Gina.

"Oh iya, maaf, Pak. Hehehe," respon Bulan.

"Sudah. Kalian duduk saja dulu," ucap Rafli.

"Oke, kak. Eh, pak," kata Bulan. Gina hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan juniornya itu.

"Oke. Pertama, tidak usah lah kalian panggil pak ke saya, apalagi waktu istirahat begini. Panggil kak saja, kita juga seumuran kan," kata Rafli.

"Kak Rafli sama Kak Gina aja yang seumuran, aku mah masih muda, kak," ucap Bulan.

"Ah elah, kita cuma beda dua atau tiga tahun, masih bisa dibilang seumuran dong."

"Ya iya sih, kak, tapi aku tetap mau dibilang lebih muda dari kalian. Hehehe."

"Iya iya muda."

"Jadi, sebenarnya ada apa nih, kak? Tadi di chat katanya kakak mau ngomong sesuatu," sela Gina.

"Cie.. Cie.. Mau ngomongin sesuatu apa nih. Aku pindah tempat ya," goda Bulan.

"Eh, apaan sih," respon Gina sambil menahan Bulan yang hendak ke meja samping mereka.

"Langsung aja ya, daripada ini anak rese mulu. Aku mau ajakin kalian collab Youtube lagi. Kalian mau ga?" tanya Rafli.

"Mau banget dong, kak. Tapi, jujur nih, kak.. Kakak sebenarnya mau ngajak kita collab atau mau ngajak Kak Gina doang?"

"Ga usah tanggepin dia, kak. Kita pastinya mau collab sama kakak, tapi bingung kontennya apa. Kakak udah ada ide?"

"Nah itu dia, aku juga belum punya ide nih."

"Gimana kalau kita berbalas vlog aja kak? Vlog ruang kerja di kantor ini aja, kak. Atau kalau bisa kakak vlog ke rumahnya kak Gina terus nanti kita gantian vlog di rumahnya kakak," usul Bulan.

"Eh.. Eh.. Kok jadi ke rumahku sih dek, rumahmu aja lah, dek," protes Gina.

"Rumahku ga ada yang menarik, kak."

"Ya terus kenapa harus rumahku toh, dek. Hm.. Aku setuju sih yang vlog ke ruang kerja."

***