"Sorry sebelumnya ya, dek. Kakak ini sebenarnya dokter spesialis tulang, bukan psikolog apalagi psikiater, dek. Tapi gapapa, kakak seneng dengan curhatannya orang."
"Jadi, aku harus balas chatnya atau enggak nih, kak? Aku bingung."
"Jangan balas dulu. Lihat dulu usahanya segimana. Terus kalau bisa, kamu cari info dulu, siapa tahu dia sudah punya pacar atau pernah punya pacar setelah putus dari kamu."
"Oh, okelah, kak. Nanti aku keluarin skill intelku. Hehehe."
"Sebenarnya ya, kamu tuh salah nanya-nanya soal mantan ke Kak Gina. Kak Gina aja belum move on tau dari mantannya," sela Bulan.
"Aduh, kumat lagi deh resenya. Jangan dipercaya ya Marsha," respon Gina.
"Emang kakak udah move on dari mantan? Kalau ga salah namanya.."
"Eits.. Jangan sebut nama juga dong, dek. Lagian kakak juga udah move on kok. Sekarang lagi fokus di karier aja."
"Ah yang bener nih, kak?"
"Iya bener. Lillahi Ta'ala."
"Yaudah iya Bulan percaya deh, kak."
"Nah gitu kek dari tadi."
***
Terasa sangat singkat, Gina dan rombongan sudah harus kembali ke Indonesia besok pagi. Banyak pekerjaan yang sudah menunggu mereka, terutama Coach Feri yang akan menjalankan tugas barunya sebagai Head Coach klub Glory United FC.
Mereka akan berangkat ke bandara jam delapan pagi waktu Paris. Mereka sudah packing dengan rapi semua barang bawaan mereka termasuk oleh-oleh yang cukup banyak.
"Udah beres packingnya, nak?" tanya ibunya Gina.
"Iya, Bu. Alhamdulillah," jawab Gina.
"Teman-temanmu udah beres juga?"
"Seharusnya sih sudah juga, Bu. Nanti Gina cek."
"Okelah. Hm.. Jangan begadang ya, nak. Soalnya, besok kita harus berangkat pagi banget. "
"Iya, Bu. In syaa Allah. Gina juga udah ngantuk ini."
"Okelah. Ibu balik ke kamar ya."
"Iya, Bu."
***
"Kalian sudah beres kan packingnya?" tanya Gina ke kedua temannya.
"Iya sudah, kak," jawab Bulan.
"Oke, bagus. Hm.. Marsha mana?"
"Di kamar mandi, kak."
"Oh.. Hn.. Kakak tidur duluan ya. Kalian juga jangan begadang."
"Iya, kak, In syaa Allah."
Awalnya, Gina dan kedua temannya tidur dengan nyaman. Namun, tiba-tiba Marsha terbangun sambil berteriak. Ternyata, dia barusan mimpi buruk.
"Kamu kenapa?" tanya Gina dengan mata yang masih sangat berat menahan kantuk.
"Mimpi, kak," jawab singkat Marsha.
"Mimpi setan ya?" tanya Bulan.
"Iya."
"Sudah kuduga. Tadi memang dia nonton film horor sebelum tidur," respon Bulan.
"Maaf ya, kak," ucap Marsha.
"Iya gapapa. Ayo lanjut tidur."
Lalu, mereka bertiga kembali melanjutkan tidurnya. Gina dan Bulan cukup cepat untuk bisa tidur kembali. Sementara itu, Marsha harus berusaha lebih keras untuk kembali terlelap. Sayangnya, Marsha hanya bisa tertidur sekitar setengah jam sebelum akhirnya dibangunkan untuk mandi pagi.
***
"Sudah siap berangkat semuanya?" tanya ibunya Gina ke Gina dan kedua temannya.
"Sudah, Bu," jawab Gina.
"Bulan? Marsha? Siap?"
"Siap, tante," jawab Bulan.
"Siap juga, tante," jawab Marsha.
"Hm.. Kamu kok kayak agak lemas gitu?" tanya ibunya Gina ke Marsha.
"Kurang tidur, tante," jawab Marsha.
"Lho, kok bisa?"
"Mimpi buruk dia, tante," sela Bulan.
"Betul itu, Marsha?"
"Iya, tante," jawab Marsha.
"Lupa baca doa mungkin."
"Bukan, tante, tapi mungkin efek nonton film horor sebelum tidur," jelas Marsha.
"Oh, begitu. Lain kali nonton film kartun yang lucu-lucu saja supaya mimpi indah," canda ibunya Gina.
"Kalian kok malah nongkrong disini, ayo cepat turun sarapan," ucap ayahnya Gina yang baru keluar dari kamar.
"Lah kan kita dari tadi nungguin kamu, suamiku sayang." respon sang istri sedikit kesal.
Lalu, mereka pun turun ke restoran hotel. Mereka harus segera sarapan sebelum berangkat ke bandara.
***
Saat perjalanan menuju bandara, ibunya Gina bertanya tentang Rafli ke Gina dan kedua temannya.
"Eh.. Si Rafli udah pulang ke Indonesia?"
"Kayaknya belum, Bu," jawab Gina.
"Belum tante, mungkin lusa baru balik," jawab Bulan.
"Memangnya kenapa, Bu?" tanya Gina.
"Gapapa. Dia kan salah satu petinggi klub, jangan sampai liburannya kelamaan."
"Oh.. Tapi, kak Rafli juga disini ga total liburan lho, Bu, tapi sambil kerja juga," respon Gina.
"Cie kak Gina ngebelain," ledek Bulan.
"Wah ada apa nih cie cie? Ada info yang terlewat kah?"
"Ga ada apa-apa kok, Bu. Bulan memang suka rese kayak gini."
"Ada apa-apa juga gapapa kok, kak. Iya kan, tante?" ucap Bulan.
"Ya gapapa juga. Tapi, emang betul Gina sekarang dekat sama Rafli?"
"Enggak kok, Bu. Beneran. Jangan percaya kata-katanya Bulan, Bu."
"Iya, iya, nak. Ibu lebih percaya kamu."
"Yah, tante.. Padahal Bulan cuma cie cie lho, ga ada maksud apa-apa. Hehehe."
"Bisa aja ngelesnya kamu, dek."
***
Setelah menempuh perjalanan sangat lama dan melelahkan, Gina dan rombongan pun akhirnya tiba di Indonesia. Mereka langsung menuju rumahnya Gina, kecuali Marsha yang langsung memisahkan diri karena rumahnya beda jalur.
Sesampainya di rumah, mereka langsung masuk ke kamarnya masing-masing. Bulan ikut ke kamarnya Gina karena rencananya akan menginap satu malam.
Sebelum tidur, Gina dan Bulan bergantian mandi lalu makan malam bersama orang tuanya Gina. Selesai makan, mereka berbincang-bincang.
"Bagusnya kemana lagi ya kita liburan nanti?" tanya ibunya Gina.
"Ibu nih, baru juga nyampe rumah, sudah bahas liburan lagi," jawab ayahnya Gina.
"Biarin aja kenapa sih."
"Kayaknya Korea asyik, Bu," usul Gina.
"Bukannya kakak udah pernah ke Korea?" tanya Bulan.
"Belum. Ga jadi itu waktu. Hm.. Kalau kamu udah pernah ke Korea, dek?"
"Belum juga, kak."
"Nah, Korea aja kalau gitu," ucap ibunya Gina.
"Sabar ya, sayang. Apalagi ayah kan ada tugas baru jadi lebih sibuk nanti dan mungkin agak lama baru kita liburan lagi."
"Iya, sayang. Kita bakal sabar, kok."
Setelah makan, mereka masuk ke kamarnya masing-masing lalu bersiap untuk tidur.
***
Gina dan Bulan masih punya waktu tiga hari liburan sebelum kembali masuk bekerja.
Berbeda dengan mereka, Coach Feri sudah harus bekerja mulai hari ini. Akan tetapi, belum bersentuhan dengan tim. Coach Feri hanya photo shoot dan take video untuk pengumuman secara resmi sebagai Head Coach klub Glory United FC.
Sementara itu, ibunya Gina sibuk membersihkan kamar dan merapikan barang bawaan mereka.
***
"Gimana tadi? Lancar?" tanya ibunya Gina ke sang suami.
"Alhamdulillah lancar," jawab ayahnya Gina.
"Jadi, kapan pengumuman resminya?"
"Hm.. Mungkin dua atau tiga hari lagi."
"Oh.. Terus, kapan mulai melatihnya?"
"Besok sore, tapi baru beberapa pemain karena masih banyak yg liburan."
"Oh, begitu.. Semangat, sayangku."
"Ulala.. Ada apa gerangan dirimu tiba-tiba romantis begini, sayangku?" Ada maunya ya?"
"Emang romantis salah ya?"
"Engga salah, kok. Cuma pasti lagi ada maunya nih.
"Ada ga ya?"
"Udah jujur aja, sayang."
"Iya, ada. Aku mau dibeliin.."
***