Chereads / Istri CEO Klub Bola / Chapter 20 - Naik Pangkat

Chapter 20 - Naik Pangkat

Gina dan rombongan hari ini mulai jam jalan-jalan dari jam sembilan pagi. Cuacanya sejuk-sejuk Eropa meskipun ada sinar matahari namun tidak menyilaukan.

Gina dan rombongan langsung menuju kawasan Menara Eiffel. Mereka mengabadikan sebanyak-banyaknya foto selfie dan wefie tapi tidak hingga membuat memori kameranya penuh. Soalnya, masih banyak spot menarik di kota itu yang ingin mereka gunakan sebagai latar belakang foto mereka.

Setelah merasa cukup berfoto ria, Gina dan rombongan masuk ke toko-toko ternama di kota itu untuk berbelanja. Mereka belanja banyak barang tapi tidak melewati batas maksimal budget mereka masing-masing.

Mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk berbelanja hingga membuat ayahnya Gina merasa bosan.

"Ayah bosan yah?" tanya Gina.

"Iya nih, kalian lama banget. Mana ayah cuma dibeliin satu jaket," jawab sang ayah.

"Sabar, yah. Gina lanjut belanja lagi ya. Hehehe."

"Bilang ke ibumu, jangan lama-lama."

"Iya, yah. In syaa Allah."

***

"Maaf ya, yah, kalau kelamaan," ucap ibunya Gina.

"Memangnya kalian belanja apa sih?" tanya ayahnya Gina.

"Biasalah, yah, kebutuhan wanita," jawab ibunya Gina.

"Kebutuhan atau keinginan?"

"Kebutuhan sekaligus keinginan, yah. Hehehe," celetuk Gina.

"Hm.. Nungguin kalian itu bikin ayah capek terus sekarang laper juga."

"Ayo pergi makan kalau gitu," ajak ibunya Gina.

"Nah gitu, dong, dari tadi kek."

Lalu, mereka menuju restoran terdekat. Mereka memilih restoran yang menyediakan makanan halal dan cocok dengan cita rasa lidah mereka.

***

Sambil menunggu pesanan, mereka berdiskusi tentang tujuan mereka selanjutnya.

"Mau kemana kita sudah ini, yah?" tanya Gina.

"Ayah rencananya mau tur stadionnya PSG. Kalian ikut ya."

"Ya mau tidak mau kita harus ikut," sela ibunya Gina.

"Oke, yah. Tapi.. Sudah itu kemana lagi, yah?"

"Belum tahu sih, nak. Mungkin ayah sama ibu langsung balik ke hotel. Kalian terserah mau kemana."

"Okelah, yah. Hm.. Gimana gengs, kita mau kemana lagi?"

"Gimana kalau Museum Louvre, kak? usul Marsha.

"Jauh ga kira-kira?" tanya Gina.

"Tidak, kak. Ya.. Lima belas menit lah kira-kira dari sini."

"Iya dari sini. Tapi kalau dari stadion?"

"Oh iya ya. Tunggu ya kak, aku cek dulu di Maps."

"Oke."

"Lima belas menitan juga, kak."

"Oh, okelah. Gimana Bulan, kamu mau ikut?"

"Mau, kak, daripada diam sendirian saja di kamar. Lumayan kan bisa nambah-nambah postingan ig. Hehehe."

"Postingan terus saja kau pikir, dek. Hahaha."

"Hahaha. Iyalah kak, mumpung kita lagi disini toh."

***

Selesai makan, mereka diwakili Gina bergegas menyelesaikan pembayaran pesanan mereka. Lalu, mereka langsung menuju destinasi wisata yang telah mereka sepakati, PSG Stadium.

Sesampainya di stadion, ayahnya Gina terkagum-kagum hingga speechless melihat kemewahan dan kemegahan stadion itu. Dia juga berharap suatu saat klub-klub di Indonesia bisa membangun stadion bertaraf internasional seperti itu.

"Kita mau ngapain disini, yah?" tanya Gina.

"Ayah sih pengen keliling lihat-lihat fasilitas dalam stadion terus mau beli jersey. Kalian boleh juga ikut keliling atau kalau tidak mau kalian bisa nongkrong di cafenya."

"Hm.. Kalian mau ikut keliling atau ke cafe?" tanya Gina ke Bulan dan Marsha.

"Keliling aja lah, kak. Capek dari td duduk terus," jawab Bulan.

"Iya, kak. Siapa tahu ada juga yang bisa dibeli untuk oleh-oleh," jawab Marsha.

"Oleh-oleh untuk bebebnya ya?" tanya Gina.

"Mana ada, kak. Dia ini jomblo akut. Hahaha," celetuk Bulan.

"Aduh.. Jangan dibongkar disini, dong. Malu.. Malu.." respon Marsha.

"Ga usah malu.. Kita bertiga kan jomblo akut semua. Hahaha," ucap Gina.

"Hm.. Yakin nih kita mau ngobrol disini terus?" tanya Bulan.

"Yaudah ayo jalan," ajak Gina.

Hampir sejam mereka melihat-lihat fasilitas stadion, termasuk official store yang ada di dalamnya. Ayahnya Gina membeli satu pasang jersey plus duah buah topi yang tentu saja harganya tidak murah. Sementara itu, Gina dan kedua kawannya membeli masing-masing satu syal.

***

"Jadi kalian mau langsung ke museum?" tanya ibunya Gina.

"Iya, Bu. Ibu sama ayah langsung balik hotel?" jawab dan tanya balik Gina.

"Iya, nak. Ayahmu capek terus ngantuk katanya."

"Oh, iya, Bu."

"Kalian pulangnya jangan kemalaman ya. Kalau bisa makan malamnya di hotel saja," ucap ayahnya Gina.

"Iya, yah. In syaa Allah," respon Gina.

Lalu, ayah dan ibunya Gina bergegas menuju hotel. Sementara itu, ketiga gadis langsung menuju museum yang tidak terlalu jauh dari stadion itu.

***

"Ayah.. Coba lihat ini," kata ibunya Gina sambil menyodorkan hpnya.

"Hah? Serius?"

"Iya serius lah, akun resmi lho ini."

"Iya tahu, tp maksudnya ayah tuh kaget aja."

"Bukannya ayah udah tau sebelumnya?"

"Tau sih tp cuma masih sebatas rumor."

"Emang ga ada info di grup wa?"

"Belum cek hp sih. Hm.. Hp ayah mana?"

"Ini, yah," kata sang istri sambil menyodorkan hp sang suami.

"Hm.. Tadi ngapain pake hp ini, Bu? Shopping ya? Atau stalking?"

"Dua-duanya. Maaf ya.. Hehehe."

"Gapapa.. Ayah, cek wa dulu ya.."

Setelah mengecek grup wa klub, info yang didapat sang istri ternyata benar adanya. Coach James pindah dari klub mereka. Coach James dipinang klub besar di Malaysia.

"Jadi, ayah yang gantiin Coach James, kan?"

"Belum tahu, Bu. Belum ada kabar dari Pak Deddy."

"Oh, gitu. Semoga ayah yang dipilih. Aamiin Ya Allah."

"Aamiin. Eh, Gina dan teman-temannya udah balik kan, Bu?"

"Iya, dari tadi, yah. Ayah sih tidur terus."

"Ya maaf, namanya juga kecapean. Tapi.. Kalian sudah makan malam?"

"Belum. Ga lapar juga sih."

"Yakin ga lapar?"

"Iya.. Ayah lapar, ya?"

"Iya, lapar banget nih."

"Aku pesenin makanan ya."

"Iya."

***

Selesai makan malam, ayahnya Gina, Coach Feri ditelpon Pak Deddy. Pak Deddy menanyakan kesediaannya untuk menjadi Head Coach klub Glory United FC musim depan.

"Coach Feri siap, kan?"

"Siap, Pak."

"Jadi.. Kami tawarkan Coach kontrak 2 tahun. Rincian gaji dan bonusnya nanti Coach baca di surat kontraknya."

"Baik, Pak. Tapi, saya sama keluarga lagi di Paris, Pak. Tanda tangan kontraknya bisa minggu depan, Pak?"

"Oh iya, bisa, Coach. Ada bagusnya juga, jadi media pada penasaran, terus nama klub kita ada terus di berita."

"Baik, Pak."

"Kontraknya saya sudah kirim di email. Untuk nego gaji bisa dibicarakan lebih lanjut, tapi jangan terlalu mahal ya, Coach."

"In syaa Allah tidak lah, Pak."

"Oke thanks, Coach. Enjoy your holiday. Salam sama keluarga."

"Oke, thanks juga, Pak."

***

"Bu, ayah naik pangkat," ucap Coach Feri kepada sang istri tercinta.

"Maksudnya, yah?" tanya sang istri.

"Ayah ditunjuk jadi Head Coach gantiin Coach James," jawab Coach Feri.

"Serius, yah?"

"Iya serius, Bu. Alhamdulillah. Ini barusan ayah telponan sama Pak Deddy. Terus ini kontraknya, Bu."

***