Ini kali pertama aku benar-benar ada di kantin. Maksudku, aku biasanya hanya sekadar membeli roti lantas pergi begitu saja.
"Nah, traktir bang!"
Aku, kak Riki, Feronika plus kekasihnya, Desi Cahya juga beberapa teman Rahmad. Begini, Rahmad teman kak Riki maka secara otomatis mereka anak kelas dua belas.
Agak canggung rasanya namun aku tetap diam saja. Ah, wajahku tak lagi pucat berkat bedak serta liptint Cahya. Semula kak Riki protes, katanya aku jadi mirip ondel-ondel jika seperti ini.
Padahal kan tidak, memang dia saja yang banyak tingkah.
"Lo ceweknya Riki, seriusan nih ngab?"
Ini kali kedua, tadi sudah ada yang bertanya dan tentu saja aku menjawabnya dengan tegas bahwa tidak! Aku bukan wanitanya kak Riki, maksudku adeknya kan jelas-jelas Refi, sedang bundanya itu ya bunda.
Jadi, bagaimana bisa aku menjadi wanitanya.
"Belum, Kak. Masih proses yang nggak membuahkan hasil," jawab Desi enteng.