Hari terus berganti, tinggal satu atap tak membuatku berbaikan dengannya. Namun karena sekarang sudah tiba hari pertama ulangan akhir semester ganjil maka mau atau tidak aku jadi mengabaikannya.
"Kak Riki udah berangkat duluan, Bik?" tanyaku.
Wanita yang telah merawatku itu tersenyum singkat lantas menggeleng. "Baru selesai mandi kayaknya, Non," jawab bibik.
Aku menghirup udara banyak-banyak. Harusnya dia berangkat lebih dulu saja karena aku berencana akan naik ojek online.
Masalahnya sekarang sudah terlambat, kalau kak Riki masih ada di rumah dan aku malas pesan ojek online, dia pasti akan langsung tahu bahwa aku geram padanya. Dan berakhir dengan perdebatan antara kami.
Lagi-lagi aku dibuat kebingungan, nyatanya kami kan bukan siapa-siapa namun tingkah kak Riki terkadang seakan aku ini orang paling penting dalam hidupnya.
Duduk dan memangku dagu. Meskipun mengabaikannya, aku yakin laki-laki itu tak banyak berpikir buruk tiga hari belakangan.