Sebuah nomor tidak dikenal masuk ke ponselku, ketika aku baru akan meneguk minuman botol yang baru kubeli. Doni dan Rani duduk di sampingku tanpa ketenangan dari Rani yang terus memanggil Rahmi.
"Halo?"
[Ree, ini gue Noni. Loe di mana?]
"Ha? Eh, loe Noni. Astaghfirullah! Di mana loe, Non? Ya, Allah …."
[Gue masih di pantai nih, ama Rahmi. Loe di rumah sakit mana?]
"Gue di rumah sakit Harapan Kita. Loe gimana kabar loe?"
[Gue baik, Ree. Rani ada di situ nggak? Rahmi nanyain nih]
Aku mengatakan bahwa Rani baik-baik saja bersama kami dan memberikan ponsel kepadanya. Rani langsung melonjak girang dan berbicara dengan Rahmi bernuansa rindu seperti lama tidak bertemu. Anak kecil memang insting dan perasaannya memang tidak bisa dibohongi. Dia menangis seolah ibunya mengalami sesuatu.
"Tante, mama mau ngomong," kata Rani mengembalikan ponsel padaku.
"Halo, Mi," sapaku setelah menempel ponsel di telinga.