Rapat dengan pihak Wers tidak berlangsung bagus. Presentasinya lancar, hanya saja atmosfer di ruangan terasa amat tegang karena pembahasan yang mengarah pada perdebatan panas antar kedua pimpinan perusahaan. Debat sengit dalam bentuk perang dingin itu bisa dibaca dengan jelas oleh peserta rapat di ruangan. Sindiran, kata-kata pedas dan menjatuhkan, tatapan tajam masing-masing pihak, aku merasakannya seperti sedang menunggu salah satunya melempar bom atom.
Aku melihatnya seperti sedang menonton film mafia, dimana dua orang pemimpin dengan pakaian berjas rapi, sepatu pantofel mengkilap, sebatang cerutu, sebotol whiskey, duduk saling berhadapan dengan kaki bersilang, bicara empat mata dengan sekutu atau musuhnya soal transaksi senjata ilegal, wanita malam, target korban pembunuhan selanjutnya, dan semacamnya.
"Saya tidak melihat adanya keuntungan besar dari kerja sama ini, Pak Rais."