Pagi ini, aku terbangun dengan rasa pusing yang masih mendera. Walaupun tidak seberat semalam, tapi setidaknya sudah bisa membuat mataku merespons cahaya dengan cukup baik. Setelah mandi dan sarapan, kupikir aku akan mengabari si duren untuk ketidakhadiranku hari ini. Kalau dia protes, itu namanya tidak sopan. Dia bukan atasan yang baik. Dan penilaianku salah selama ini.
"Nasi gorengnya di meja, telur dadarnya yang di piring kecil. Yang di piring satu lagi punya bapak," kata ibuku dari ruang tamu. Beliau sedang bersiap-siap ke kedai.
Aku menjawab dengan deheman, sementara tanganku membuka kolom chat si duren. Niatku ingin meneleponnya terhalang ketika kulihat 'last seen'nya pukul 03.17 AM. Jangan-jangan dia masih tidur. Pukul 07.09 AM jarum jam di dinding saat mataku tertuju ke benda klasik itu. Pikiranku masih berpikir mana yang baik untuk kulakukan, mengirim pesan atau meneleponnya.
[Pak, hari ini saya nggak bisa masuk, tensi saya turun dari semalam. Maaf ya, pak]