"Cepet donk, Ree. Udah hampir setengah sepuluh. Udah jam segitu udah malas buka kedai," teriak ibuku marah-marah.
Aku sedang mengeluarkan kain dari mesin cuci. Sudah lebih dari lima menit selesai, tapi tidak ada yang menjemurnya. Padahal ibuku juga belum siap berpakaian, malah menyalahkanku seolah-olah yang membuatnya terlambat adalah aku. Mukanya merengut marah sampai ke ubun-ubun. Selalu begitu.
Tapi, tidak dengan adikku. Ibuku malah seperti tidak berani padanya. Seperti takut tidak diberi uang bulanan. Padahal akupun menutupi kebutuhan rumah yang bisa kubilang lebih besar dari dia. Faktanya?
Hah, adikku tak ubahnya orang cacat bahkan lebih buruk dari mereka. manusia sehat dan normal tapi pemalas luar biasa. Bahkan, tabiat pemalasnya semakin menjadi-jadi karena ibuku tidak pernah menegur apalagi memarahinya. Mengomelnya selalu padaku. Sejak aku kecil seperti itu. Lalu, sekarang jadi begini salahku atau salah orang tuaku, khususnya ibuku?