Chereads / Kehangatan dari Senja / Chapter 16 - Suka sama Langit

Chapter 16 - Suka sama Langit

Kini Deyana dan Bu Dian telah sampai dirumah sakit. Mereka buru buru memasuki ruangan yg dimana ada Senja didalamnya.

"Senja" Deyana langsung menghamburkan pelukannya ke Senja. Senja terlihat kaget namun membalas pelukan hangat sahabatnya itu.

"Dey lo bolos?" Tanya Senja seolah tak terjadi apa apa pada dirinya.

"Lo liat noh. Gue sama Bu Dian"

Bu Dian muncul dari arah pintu ruang rawat Senja.

"Pagi Senja. Bagaimana keadaanmu?" Bu Dian langsung menghampiri Senja

"Saya gak apa apa Bu. Cuman kecapean, 2 hari lagi sudah boleh pulang"

"Oh baiklah kalau begitu"

***

"Gue pamit yaa. Kasih tau gue kalo ada apa apa, jangan Langit. Yang sahabat lo itu gue bukan Langit" Cibir Deyana. Sekilas melirik Langit yg sedang duduk di sofa ruang rawat Senja

"Apa" Langit yang merasa sedang bicarakanpun moneloh

"Lo suka ya sama sahabat gue?" Tanya Deyana mengintrograsi Langit

"Heh mana mungkin" Langit membuang muka

"Kenapa setiap Senja perlu bantuan lo selalu ada?"

"Kebetulan" Jawab Langit dingin.

"Kenapa lo bela belain ga sekolah demi Senja" Deyana kembali mengajukan pertanyaan

"KE MA NU SIA AN" Jawab Langit lalu meninggalkan ruang inap Senja dan sedikit membanting pintu.

Senja menunduk lesu. Ternyata Langit tak menyukainya. Namun, hatinya berkata Langit menyukainya. Perasannya saja mungkin.

Deyana yang menyadari Senja yang sedang murung, Langsung memasang wajah curiganya.

"Lo kenapa? Lo yang suka sama Langit?"

"Iya" Jawab Senja tegas

"Gila lo?"

"Bukan"

"Terus?"

"GUE SENJA ANINDITA SETIAWAN SUKA SAMA LANGIT ARYANA DEZZ. BAHKAN GUE CINTA SAMA DIA HIKKSSSS" Senja berteriak diruangannya menutup matanya dengan tangannya.

Tak ada orang lain diruang inap Senja. Bu Dian pamit terlebih dahulu karena harus mengajar kembali, sementara Bi Ija sedang mengambil baju baju Senja dari rumah.

Tanpa mereka sadari Langit mendengar teriakan Senja. Tak bisa di bohongi Langit turut bahagia mendengar pernyataan Senja. Namun, ia tak bisa berbuat apa apa sekarang. Ia bahkan tak terima telah menyukai Senja. Langit memilih melanjutkan jalannya menuju kantin, sudah pukul 13.30 Pantas saja ia begitu kelaparan.

"Lo gak boleh cinta sama dia" Deyana menggenggam kuat tangan Senja. Senja menghempaskan tangan Deyana dengan kasar

"Kenapa?" Tanya Senja heran

"Karena....." Deyana memikirkan karena apa. Sungguh Deyana pun tak tau alasan yg tepat untuk itu

"Karena Langit maling kah?"

"Bukan"

"Langit narkobaan?"

"Bukan"

"Langit jelek?"

"Tentu saja bukan"

"Langit pernah bunuh manusia?"

"Bukan"

"Kalo gitu, engga ada alasan gue gak boleh suka sama dia" Finish Senja.

"Tapi Senja dia pasti bakal nyakitin lo. Jelas jelas Langit ga suka sama lo"

"Itukan katalo" Balas Senja sewot

"Lah, tadi kata dia juga"

"Gak kok" Senja menyangkal perkataan Deyana

"Lo congek kah?" Deyana melihat telinga Senja

"Apaan si lo" Lagi lagi Senja menghempas tangan Deyana

"Udah ah. Gue mau suka sama Langit pokoknya titik! Keluar lu sono pulang entar dicariin lo kan anak mami"

"Yauda. Awas aja lo galau galau kalo dia nyakitin lo nanti ya"

"SENJA MAH GAK PERNAH GALAU. SONO LU JELEK" lagi lagi Senja mengusir Deyana

"Lo yang jelek" Deyana menjulurkan lidahnya kearah Senja lalu meninggalkan Senja.

Senja kembali berfikir fikir. Apakah memang benar Langit tak menyukainya tapi, hatinya berkata Langit menyukainya. Perhatiannya dia selama ini itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Langit menyukai Senja.

cekleeeeek

"Langit" Senja menoleh kearah pintu, ternyata bukan Langit yg membukanya melainkan salah seorang perawat mengantarkan makan siang untuknya

"Maaf sedikit telat" Ucap perawat itu

"Tidak apa apa sus" Balas Senja seraya tersenyum manis pada perawat itu.

"Ini makanan dan obatnya, silahkan di makan ya" Suster itu tersenyum manis kearah Senja.

"Terima kasih sus. Oh iya sus didepan ada teman saya gak? Pakai baju Sekolah" Tanya Senja

"Didepan tidak ada siapa siapa. Teman kamu tadi sudah pulang. Kalau begitu saya permisi dulu"

Senja langsung kembali murung selera makannya hilang. Langit telah pulang, sekarang hanya Langit lah penyemangat hidupnya. Padahal yang dimaksud suster tadi adalah Deyana bukan Langit

Senja hanya mengaduk ngaduk makanan dihadapannya ini. Selera makannya lenyap begitu saja, omongan Deyana bahwa Langit tak menyukainya berputar putar dikepalanya.

"Sial" Senja memeramkan matanya.

"Kenapa?"

Senja mendengar suara yg amat ia tanda. Ya dia adalah pujaan hati Senja, Langit Aryana Dezz. Senja tersenyum bahagia melihat Langit, matanya tak berhenti memandang kearah Langit

"Ini Langit?" Tanya nya tak percaya

Tak ada jawaban dari Langit. Langit memilih duduk di sofa tanpa memperdulikan wanita didepannya ini sedikit pun

"Ih Langit" Ucap Senja sekali lagi. Masih tak ada jawaban

"Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit Langit" Senja terus saja mengulan ngulang menyebut nama Langit. Berharap pria dingin itu menanggapi perkataannya. Namun nihil, masih tetap tak ada jawaban. Senja punya ide agar Langit mau menanggapinya.

Senja melempar kan sendok yang ada ditangannya kearah Langit. Lalu membuang muka seolah tak terjadi apa apa

"Apa apaan si lo jadi cewek jorok banget" Langit menggeram dengan tingkah laku wanita didepannya ini

"Lo kenapa diemin gue?" Tanya Senja sedikit mengegas

Lagi lagi tak ada jawaban dari Langit. Ia memilih diam dan mengambil telepon genggamnya dari saku celana miliknya. Lalu memainkannya, Senja kembali menggeram akhirnya Senja membuka suaranya kembali.

"WOI BILANG SAMA GUE SEKARANG KALO LO SUKA SAMA GUE. YAKAN YAKAAAAN, kalau lo suka sama gue lo bisa nembak gue kok. Kita bisa jadikan terus kita pacaran deh. Gue Nerima lo banget kok" Ucap Senja memasang senyum manisnya

"Gak jelas" Langit kembali memainkan ponsel miliknya

"Lo kenapa si nutupin perasaan lo gitu dari gue? Gue kurang apa coba? Cantik iya, Putih Iya, Baik iya, rambut panjang iya. Ataau, lo lebih suka cewek rambut pendek?"

"Kurang pinter" Jawab Langit acuh

"Kalo gitu. Gue bakal belajar keras dan berkerja keras kalo gue dapet nilai tinggi. Lo harus jadian sama gue. Oke?" Senja menjulurkan Tangannya kearah Langit. Langit berdiri dan berjalan kearah Senja. Senja tersenyum puas "Kan apa lo gue bilang. Lo suka sama gue buktinya ko Se " Belum sempat melanjutkan perkataannya. Langit langsung mengambil tasnya dari samping Senja, tepatnya diatas nakas rumah sakit.

"Jangan kepedean deh" Langit langsung menggendong tasnya dan pergi meninggalkan Senja. Senja meringis melihat tangannya yg berharap disentuh Langit. Namun, malah dilewati begitu saja.