Chereads / Unhappy Without U / Chapter 22 - Bagian 22

Chapter 22 - Bagian 22

Happy reading!

Mera berjalan menuju kantin yang sudah ramai diisi oleh para siswa siswi yang saling berdesak-desakan.

"Mera," panggil Lina. Mera pun berjalan ke arah Lina yang tidak sendirian. Ia saat ini sedang bersama Tasya dan Reta yang tak lain sahabat Mera juga.

"Huh kesel gue sama bu Rika," ucap Mera mengeluh dan duduk di sebelah Reta.

"Ya lagian lo sih pake kagak ngerjain tugas segala. Lo kan tau kalo bu Rika gak segan-segan ngasih hukuman," ucap Tasya.

"Namanya juga manusia. Wajarlah kalo Mera lupa," ucap Reta.

"Eh eh eh gue bukan manusia," tolak Mera.

"Hah terus makhluk apaan lo? Iblis?" tanya Lina bercanda.

"Bukan dong masa cantik-cantik gini iblis sih," ucap Mera sambil mengibaskan rambutnya.

"Ya kali aja lo kayak Medusa," ucap Reta.

"Gue tuh bukan iblis. Gue kan bidadari," ucap Mera dengan menaik turunkan alisnya.

"Euh," ucap Reta, Lina, dan Tasya serentak.

"Hahahaha." Terdengar tawa dari Mera melengking sangat keras.

"Pesenin gue air putih sama nasi goreng dong," ucap Mera.

"Pesen ae sendiri elah," ucap Lina.

"Gue capek tau Lin. 3 jam pelajaran berdiri terus di bawah paparan sinar matahari. Mau ya pesenin." Mera memohon pada Lina.

"Iye dah iye bentar." Lina beranjak dari kursinya dan memesankan makanan untuk Mera.

Tak lama kemudian, Lina datang dengan membawa pesanan dari Mera.

"Nih pesenan lo," ucap Lina seraya memberikannya kepada Mera.

"Makasih Lina cantik, jadi sayang deh," puji Mera yang hanya dibalas deheman singkat dari Lina.

Mera pun memakan nasi gorengnya dengan lahap.

Brakk

Seorang perempuan menggebrak meja kantin.

"Eh lo masih kelas 10 aja udah belagu," ucap seorang perempuan dengan seragam yang sepertinya sengaja dibuat kekecilan. Namanya Gita.

"Maaf kak emangnya gue ngapain ya?" tanya perempuan kaget karena dilabrak oleh Gita. Sila namanya.

"Eh eh itu ada apaan si?" tanya Tasya penasaran.

"Tau tuh. Si Gita cs kerjaannya ngelabrak mulu," ucap Reta.

"Kasian tuh adek kelasnya," ucap Mera seraya menatap keramaian tersebut.

"Bantuin sana Mer," ucap Lina.

"Ntaran ah. Gue masih pengen lihat tontonan ini bentar. Seru kayaknya," ucap Mera dan terus menatap Gita yang hendak menjambak rambut Sila.

"Gila lo Mer," ucap Lina.

Akhirnya terjadilah pertengkaran antara Gita dan Sila.

"Wih berani juga tuh adek kelas," ucap Reta.

"Ho'oh, jarang-jarang ada adek kelas yang begitu," timpal Tasya.

Sila dan Gita pun saling menjambak satu sama lain. Dan juga saling cakar-cakaran.

"Nah ayo terus jambak aja tuh si Gita ondel-ondel," ucap Mera sambil melihat tontonan gratis tersebut.

"Cakar aja mukanya ayo biar tau rasa dia," ucap Mera heboh sendiri.

"Nah gitu, cakar aja mukanya. Muka ondel-ondel aja bangga," ucap Mera.

"Udah tolongin Mer, kasian tuh," ucap Lina.

"Oh oke oke. Gue ke sana dulu ya." Mera berjalan menuju keramaian tersebut.

"Eh permisi dong gue mau lewat," ucap Mera menerobos keramaian.

"Makasih makasih," ucap Mera sesudah berhasil menerobos.

"Eh eh eh ada apa ini?" tanya Mera di hadapan Gita dan Sila.

"Lo, cewek sok cantik sok famous sok pinter sok sok segalanya. Plis deh ngga usah ikut campur," ucap Gita pada Mera. Sedangkan Sila hanya diam melihat.

"Ih siapa juga yang mau ikut campur urusan lo? Amit-amit, ogah gue mah," ucap Mera dengan gaya jijik.

"Ya udah lo pergi dari sini!" ucap Gita penuh emosi.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue? Lagian lo kenapa sih ngelabrak dia?" tanya Mera seraya menunjuk ke arah Sila.

"Dia ada salah sama lo?" tanya Mera lagi.

"Udah gue bilang ngga usah ikut campur," ucap Gita.

"Dengerin gue ya. Lo tuh cupu tau ngga sih. Ngelabrak kok adek kelas. Ngga malu dilihatin? Harusnya nyadar dong," ucap Mera dengan gaya santainya.

"Lo ngga tau aja. Nih adek kelas udah kegatelan ke cowok gue. Ngga cuma ke cowok gue aja, bahkan ke semua cowok," ucap Gita sambil menunjuk Sila yang kebingungan.

"Tapi gue ngga ngapa-ngapain kok," ucap Sila membela diri.

"Halah alasan lo!" sergah Gita.

"Eh Git, lo udah ngaca belum?" Tanya Mera.

"Hah maksud lo apaan?" tanya Gita tak paham.

"Lo tuh harusnya ngaca. Oh apa lo di rumah ngga punya kaca ya? Perlu gue beliin?" ucap Mera mengejek Gita.

"Sialan lo," ucap Gita dan pergi dari kantin bersama dayang-dayangnya.

"Wuuuu." Siswa siswi lain pun menyoraki.

"Makasih ya kak udah nolongin gue," ucap Sila pada Mera.

"Iya sans aja kali. Oh ya nama lo siapa?" tanya Mera.

"Sila kak," jawab Sila.

"Kenalin gue Mera," ucap Mera dan menjabat tangan Sila.

"Ya udah gue balik ya," ucap Mera dan pergi menuju tempatnya tadi.

"Makasih ya kak," teriak Sila dan dibalas dengan acungan jempol dari Mera.

Mera pun kembali ke tempatnya tadi dan betapa terkejutnya dia.

"Hah Rafa?" tanya Mera tak menyangka saat melihat Rafa mantan pacarnya.

"Eh hai Mer," sapa Rafa santai sambil memakan nasi goreng milik Mera.

"Lo ngapain di sini?" tanya Mera dan duduk di samping Rafa.

"Gue pindah sekolah dong," ucap Rafa.

"Beneran? Sumpah demi apa?" tanya Mera heboh.

"Demi biar gue bisa ngeliatin lo terus," ucap Rafa bercanda.

"Wah mantan hati-hati entar lo clbk sama gue," ucap Mera dan menaikkan dagunya.

"Pedeee," ucap Rafa, Lina, Reta, dan Tasya kompak.

"Biarin dong," ucap Mera.

"Ternyata lo sama sekali gak berubah ya Mer," ucap Rafa.

"Kata siapa gue enggak berubah. Gue berubah loh," ucap Mera.

"Apa yang berubah dari lo?" tanya Rafa bingung.

"Gue tambah cantik ya kan?" tanya Mera dan menaik turunkan alisnya. Sedangkan teman-temannya hanya geleng-geleng melihat tingkah Mera.

"Rafa lo kok makan nasi goreng punya gue sih?" tanya Mera sambil menatap tajam pada Rafa.

"Laper gue Mer," ucap Rafa.

"Gak mau tau pokoknya lo yang bayar," ucap Mera dan dibalas deheman oleh Rafa.

Kring kring

"Eh udah masuk. Ke kelas yuk," ajak Reta.

"Ayo," ucap Lina, Tasya, dan Mera.

"Tan mantan gue duluan ya byee. Jangan lupa bayar," ucap Mera.

"Iye iye," ucap Rafa.

"Dadahh mantan," ucap Mera sambil melambaikan tanganya pada Rafa. Sedangkan Rafa hanya terkekeh melihat tingkah Mera.

"Ada-ada aja tuh bocah," ucap Rafa.

---

Kring kring

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

"Mer lo pulang sama siapa?" tanya Lina saat berada di parkiran.

"Gue dijemput sama Mama," jawab Mera.

"Oh ya udah. Gue duluan ya," ucap Lina dan dibalas anggukan kepala oleh Mera.

Mera pun menunggu Mamanya di depan gerbang. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depan Mera.

"Eh Rafa," ucap Mera saat melihat Rafa turun dari mobil.

"Pulang bareng gue yuk," aja Rafa pada Mera.

"Enggak ah, kan gue dijemput sama Mama," tolak Mera.

"Gue udah bilang kok sama Mama lo kalo lo pulang sama gue," ucap Rafa.

"Kenapa ngga bilang dari tadi," ucap Mera dengan ekspresi datar dan langsung masuk ke dalam mobil tanpa dipersilahkan terlebih dahulu.

Rafa pun masuk ke dalam mobil dan segera melaju.

to be continued..