Hari pernikahan pun tiba. Acara sakral itu digelar tertutup dan sangat sederhana untuk keluarga sekelas Mahawira. Mereka juga tidak merayakannya di hotel atau menyewa gedung. Pernikahan di adakan di rumah orangtua Megha.
Megha yang meminta itu semua, ia tidak ingin mengundang banyak orang dengan alasan ingin betul-betul merasakan kesakralan acara, dan membangun keakraban dengan para tamu undangan yang terdiri dari keluarga yang baru ia kenal. Oleh karena itulah, ia hanya mengundang sahabat-sahabatnya saja untuk datang dan meminta Alvan untuk melakukan hal yang sama. Megha berhasil meyakinkan orangtua dan ayah mertuanya bahwa kemeriahan sebuah pesta sudah bukan menjadi prioritasnya saat ini. Jelas saja, dengan alasan yang terkesan baik ia pun mendapatkan kembali pujian dari Papi Darma.