Suasana salah satu cafe di daerah jakarta sangat sesak dan penuh. Bagaimana tidak, saat ini SMA Nusa Bangsa angkatan tahun 2016 tengah mengadakan acara reuni untuk sepantaran mereka. Padahal baru 2 tahun mereka melepaskan seragam putih abu-abunya. Dan sekarang mereka di pertemukan kembali.
Acara Reuni ini di gagas oleh mantan ketua perkumpulan siswa dan siswi semasa mereka. Acara ini di meriahkan oleh band lokal yang sengaja di undang sebagai hiburan. Banyak canda tawa, penuh haru yang melingkupi ruangan ini.
"Whatss up, broo. Ketemu lagi kitaa." Roy, teman seangkatan Aldi berbicara dengan nada yang semangat. Mereka bersalaman ala lelaki. Menciptakan suasana penuh kegembiraan.
Aldi tertawa, temannya itu tak pernah berubah, selalu ceria tak tanpa ada beban masalah sedikitpun, "Apa kabar lo?"
Roy merentangkan kedua tangannya, "Seperti yang lo lihat, I am fine." Roy menatap ke arah samping Aldi. Ia melihat seorang gadis cantik yang tampak asing dimatanya. Sebelumnya ia tak pernah melihat gadis itu. Roy mendekat ke arah Aldi dan berbisik di telinga Aldi, "Siapa? Pacar lo?"
Aldi terkekeh, ia menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Roy barusan, "Bukan. Kita cuma temanan doang."
Roy menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Ia menepuk pundak Aldi, "Cewek cantik gini lo kata cuma teman doang? Gilaaa!!"
Gadis yang berdiri di samping Aldi hanya tersenyum tipis. Ia merasa asing dengan suasana dan orang-orang di tempat ini. Ia semakin merapatkan tubuhnya ke arah Aldi saat melihat tatapan aneh dan tajam dari banyak lelaki disana.
"Emang cuma teman, broo," Aldi menjelaskan, "Oiya, kenalin namanya Kezia, teman kampus gue."
Kezia dan Roy pun bersalaman. Setelah Roy mengenalkan namanya dan di balas senyuman tipis oleh Kezia, mereka menyudahi aksi salaman itu.
"Cantik, kalo lo gak mau, dia buat gue aja." ucap Roy dengan mengerlingkan matanya.
Aldi menepuk-nepuk pundak Roy berkali-kali, "Ngaco lo! Udah ah, gue mau gabung sama Iqbaal cs dulu."
Tanpa meminta persetujuan dari Roy, Aldi menarik tangan Kezia dan membawanya menemui Iqbaal di sudut ruangan.
"Sendiri mulu lo, Steffi sama Bastian kemana?" tanya Aldi sembari duduk di bangku depan Iqbaal.
Kezia pun sama, Ia duduk di samping Aldi setelah ia mengambil dua gelas minuman berwarna dari stand yang disediakan. Ia memberikan satu gelas minuman itu kepada Iqbaal.
Iqbaal melirik ke arah Kezia dengan tatapan tak suka. Bisa saja karna kedatangan Kezia, rencana yang sudah ia susun rapi hancur begitu saja. Dan untuk apa pula Aldi mengajak gadis itu kesini.
"Steffi sama Bastian lagi jemput orang di depan," sahut Iqbaal sembari menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, "Lo ngapain ngajak dia? Dia kan bukan alumni sekolah kita." Iqbaal menatap Kezia dengan tatapan datarnya.
Aldi menoleh ke sampingnya, menatap Kezia yang kini menunduk lesu. Aldi tahu, jika para sahabatnya tidak menyukai kedekatangan dengan Kezia. Aldi menghela nafasnya, "Pengen aja ngajak dia. Nggak salah kan?"
"Terserah lo. Hidup-hidup lo!" balas Iqbaal menampakkan ketidak sukaannya terhadap sosok Kezia.
"Steffi sama Bastian jemput siapa?" Aldi mengalihkan pembicaraannya.
"Ada. Nanti lo juga tahu, kok." Iqbaal masih bersikap secuek mungkin.
Aldi hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Ia malas berdebat. Ia menoleh ke arah Kezia dan mengajak gadis itu mengobrol ringan. Ia ingin membuat Kezia nyaman dan tak canggung disini.
Hingga tanpa ia sadari matanya menatap sosok seseorang yang sangat ia rindukan. Sosok yang selalu ia tunggu kepulangannya. Sosok yang tak lupa ia selipkan namanya di dalam doanya. Dan sosok itu adalah...
"Salsha." lirih Aldi pelan.
****