Banyak kisah cinta romantis yang menggunakan latar belakang di musim semi, di saat bunga sakura bermekaran di hiasi dengan kenikmatan cinta. Tibalah Marvin dan Lia di suatu tempat yang semua orang ingin mengunjunginya. 'Kawazu yang letaknya di Prefektur Shizuoka' biasanya orang sedang berkencan akan mengunjungi tempat ini, karena ini merupakan tempat paling romantis bagi seseorang yang dilanda asmara.
Marvin memesan tempat, duduklah mereka berdua dengan wajah malu saling menatap curi-curian. Bunga sakura yang sedang bermekaran jatuh menyaksikan kisah cinta mereka berdua. Marvin dan Lia benar-benar menikmati suasana malam itu. Semakin lama mata memandang semakin hanyut dalam jiwa masing-masing.
Tidak semua wanita bisa seberuntung Lia yang sudah diajak berkencan oleh Marvin. Pelayanan datang membawakan pesanan, dengan lampu hias warna-warni disertai lilin di tengah-tengah mereka tempat yang sangat indah. Seperti mimpi, Lia berulang kali mencubit dirinya di depan Marvin seperti tidak yakin ini adalah kenyataan.
"Kamu tidak bermimpi, aku akan membuat semua mimpimu menjadi kenyataan" Kata Marvin menatap sangat dalam.
Tatapan itu membuat semua orang jatuh pingsan sakin tak tertahankan akan ketampanan Marvin. Marvin mengambil tangan Lia dan berkata.
"Aku minta kamu akan terus seprti ini" Kata Marvin, tersenyum bahagia.
"Berikan aku waktu untuk bisa percaya padamu" Jawab Lia, dengan wajah memancarkan kebahagiaan dan rasa ketidak percayaan.
Malam semakin larut suasana semakin sunyi, bunga sakura semakin banyak bertaburan jatuh merasakan kebahagiaan mereka berdua. Marvin semakin dekat dengan Lia, melihat tingkah Marvin yang semakin aneh membuat Lia mundur perlahan dan salah tingkah. Perlahan Marvin berbisik kepada Lia dengan nada seksi.
"Aku hanya membersihkan ini" Kata Marvin tersenyum.
Lia yang susah berfikir lain merasa malu. Lia yang duduk berjauhan kini semakin dekat,,,, dan dekat lagi. Mata tajam mereka saling menatap menyentuh hangat pipi Lia. Semakin tak tertahankan, perlahan Marvin mendekatkan matanya dunia mereka sudah berbeda malam itu. Berbunyi lah handphon Marvin, entah siapa yang mengganggu kencan pertama mereka. Terkejut Marvin melepaskan pandangannya. Marvin menjawab handphon nya, belum sempat berbicara.
"Halo... " Terdengar suara Gadis.
"Siapa? " Tanya Lia cemburu.
Wajah kesal membuat Lia tidak menikmati suasana malam ini. Kebahagiaan yang tadi dirasakan hilang seketika.
"Aku akan menelpon mu nanti" Jawab Marvin, pada Gadis itu.
"Aku akan mengajak mu pulang" Kata Marvin.
Mendengar hal itu Lia semakin tidak percaya pada Marvin, Lia berfikir dirinya hanya dijadikan pelampiasannya saja. Dengan berat hati Lia masuk kedalam mobil Marvin, terdiam tanpa sepatah katapun. Kesedihan kini menyelimuti, raut wajah Lia berubah menyedihkan. Lia yang sudah mengalami kegagalan dalam bercinta membuat dirinya untuk tidak mudah jatuh cinta. Sikap Marvin yang dingin membuat dirinya hanyut dalam cinta lagi. Sampailah di apartemen Lia, Marvin bergegas keluar membukakan pintu mobil mempersilahkan Lia untuk keluar. Tersenyum sedih tanpa kata menatap pintu apartemen.
Melangkah demi selangkah tanpa berpamitan, Marvin bingung melihat sikap Lia yang tidak seperti biasanya. Marvin tidak menyadari akan kecemburuan Lia.
"Masuklah" Kata Marvin tanpa merasakan kesedihan Lia.
Tersenyum sebagai tanda sapa untuk Marvin.
Marvin masuk kedalam mobil dan menjalankannya dengan pelan. Melihat itu Lia semakin menjadi tidak yakin dengan Marvin. Lia berusaha menenangkan hati dan pikirannya. Tetap didalam hati Lia berpikir penasaran kenapa Marvin begitu baik pada dirinya. Marvin menunjukkan sikap perhatian yang lebih pada dirinya.
"Namun.... mana mungkin Marvin suka sama Gadis seperti diriku, yang jauh dari kata sempurna" Batin Lia, termenung.
Marvin yang masih diperjalanan menjalankan mobilnya dengan kencang. Ingatan Marvin tertuju kepada Lia, berusaha fokus namun tetap saja muncul dipikiran. Tersenyum sendiri melihat tingkah lucunya, seperti anak remaja yang baru mengenal cinta. Tibalah Marvin di rumah, seperti biasa Eezar tidak mau tidur kalau papa Marvin nya belum pulang. Marvin dengan senyum lebar mencubit pipi Eezar bahagia. Tanpa basa-basi Marvin langsung menggendong Eezar masuk ke kamar mencubit pinggang Eezar, Menggelitik kegelian. Semua pelayan tersenyum keheranan melihat tingkah Marvin yang super beda dari biasanya.