Hari ini Lia sudah bisa pulang ke rumah, Danu dengan hati gembira siap mengantarkan Lia. Dalam hati, Lia berharap di antar sama Marvin. Lia melirik kan matanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Marvin, namun tidak ada juga bayangannya. Hati merasa kecewa kenapa dihari ini Marvin tidak ada untuknya padahal ia sudah berjanji akan menemaninya.
"Aku akan mengantarmu Lia" Ucap Danu, dengan hati gembira.
"Tidak usah Kak, aku bisa sendiri, nanti akau naik Bus saja" Kata Lia, hatinya resah ingin bertemu Marvin.
Keadaan terpaksa Lia menerima tawaran Danu, bersiap masuk dalam mobil, Danu membukakan pintu kayaknya Permaisuri. Tersenyum lepas Danu menatap wajah Lia, ingin rasanya ia mengajak Lia berkencan. Namun itu tidak mungkin karena Lia baru sembuh dan butuh waktu untuk istirahat.
Lia dengan wajah murung berfikir dalam hati, merasa kesal kenapa dirinya di abaikan sama Marvin.
"Aku berharap kamu yang mengantarku pulang, aku berharap kamu orang pertama yang aku lihat pada saat aku tersadar" Batin Lia, termenung.
"Jika kamu butuh sesuatu jangan lupa kamu hubungi aku, aku akan selalu ada untukmu Li" Ucap Danu, sambil menyetir mobilnya.
"Ya,,kak Danu benar, aku lagi membutuhkan sesuatu" Kata Lia, membuat Danu penasaran.
"Baiklah, sekarang kamu tinggal sebutkan semua kebutuhanmu aku akan memenuhi semuanya, jangan sungkan-sungkan Lia" Ucap Danu dengan senang hati, Danu tidak pernah tahu apa maksud dari perkataan Lia, ia hanya berusaha untuk terus meyakinkan Lia saat ini.
"Tapi, tidak mungkin kak Danu bisa penuhi keinginan Lia saat ini, karena bagi Lia itu mustahil" Perkataan Lia semakin membuat Danu penasaran.
"Apanya yang mustahil Li, selama itu bisa aku lakukan, aku akan memperjuangkannya untukmu Li, percayalah Lia aku tidak akan membuat mu kecewa lagi" Danu menyetir dengan pelan, sambil berfikir dalam hati apa maksud dari perkataan Lia .
Dani pun akan segera sampai di apartemen Lia, dengan pelan ia memarkirkan mobilnya lalu membukakan Lia pintu mobil dan mempersilahkan Lia untuk keluar. Lia tidak mempersilahkan Danu untuk ikut masuk, melihat wajah Lia yang agak kurang bersemangat Danu memahami. Danu tidak mau mengganggu istirahat Lia saat ini, Danu pun pamitan sama Lia.
Lia berjalan menuju Apartemen nya ketika membuka pintu Lia terkejut melihat bunga mawar bertaburan di lantai yang tengah-tengahnya di hiasi dengan lilin. Sungguh sangat indah, perlahan Lia berjalan terpesona, dirinya seperti Ratu dari prancis yang disambut dengan sangat istimewa. Satu persatu Lia menunduk mengambil bunga mawar yang ada tangkainya, penuh lah genggaman Lia dengan bunga mawar itu. Di pojok Lia melihat sebuah meja bundar dan kursi yang terbuat dari sentuhan kayu minimalis yang diukir seindah mungkin. Sambutan pun di lakukan oleh para pelayan, seperti dayang-dayang mengiringi Ratu pantai selatan. Gemetar tubuh Lia menyaksikan keindahan ini, dirinya seperti bermimpi, dirinya tidak pernah menyaksikan kejadian seromantis ini dalam hidupnya.
Lia yang sudah duduk di kursi kini di persilahkan untuk menikmati hidangan. Tangannya gemetaran keheranan, siapa yang sudah mempersiapkan sambutan indah semewah ini. Melihat dari jenis makanannya ini bukan dari orang biasa. Ketika tangannya menyentuh garpu Lia mendengar alunan biola yang sedang dimainkan oleh seseorang profesional. Muncullah Marvin dari belakang Lia. Menutup mata Lia dari belakang, terkejut Lia memegang tangan Marvin.
"Aku sudah menebak itu kamu" Kata Lia.
"Diam, jangan bicara apapun saat ini" Bisik Marvin dengan lembut.
Mendengar hal itu Lia semakin melayang terbuai asmara. Wajahnya berseri-seri senyumnya semakin lebar. Marvin membuka kedua tangannya perlahan, mendekatkan bibirnya di telinga Lia. Lia mengangkat kedua tangannya memegang menyentuh tangan Marvin. Keduanya saling berpandangan menebar senyuman manis, tanda kebahagiaan pun terpancar di wajah mereka berdua. Takjub melihat keromantisan Mrvin, Marvin ya itu Marvin alexander laki-laki tampan bersikap dingin , dengan tatapan yang menggoda meluluhkan hati.