Segera Marvin bergegas turun ke lantai bawah ingin melihat keadaan Lia. Sesampainya di ruangan, Lia terkejut melihat Marvin yang berdiri di sampingnya. Misteri mulai tumbuh diantara mereka berdua, suasana menjadi hening. Hanya ada getaran cinta di hati mereka. Tatapan yang tajam penuh makna kini mereka rasakan. Hati lawan hati, mata lawan mata, kata lawan kata.
Lia belum sempat menanyakan siapa yang sudah menyelamatkan dirinya, namun dalam hati Lia yakin kalau Marvin yang menjadi dewa penolongnya.
"Jangan biarkan rasa ini tumbuh ya Tuhan" Batin Lia.
"Apakah kamu sudah merasa lebih baik?" Tanya Marvin.
" Ya Tuan,,,aku merasa lebih baik" Jawab Lia, berdebar.
Marvin duduk di samping Lia, ia menyentuh tangan Lia, tanpa sengaja Marvin melihat tidak ada cincin itu di jarinya, Lia juga tidak memperhatikan cincinnya terlepas. Marvin tidak ingin menanyakan hal itu sekarang, karena ia memahami kondisi Lia saat ini. Ia mengelus rambut Lia yang terurai panjang, dengan hangat Marvin mencium kening Lia tanpa berkedip. Lia semakin tidak bisa menghindar, sudah terlanjur ia hanyut dalam asmara cinta. Rasa itu muncul lagi, cinta kini bersemi kembali bagaikan pohon sakura di musim semi. Mereka bercakap panjang lebar.
Semakin timbullah rasa cinta di antara mereka.
Danu yang penuh harap akan diterima kembali, kini sibuk mengurus pasiennya. Semangat juang kini ia tampakkan begitu luar biasa. Tiba-tiba muncullah Ratna di hadapan Danu, Ratna menghentikan langkah Danu, bermohon meminta maaf pada Danu. Namun Danu tidak memperdulikan hal itu.
"Sayang... aku kangen sama kamu, batalkan perceraian kita, aku butuh kamu, " Kata Ratna, memeluk erat Danu dari belakang.
Danu melepaskan kedua tangan Ratna, mengacuhkan kedatangannya tanpa berbicara sepatah kata. Ratna dulu yang merasa menang karena berhasil menaklukkan Danu kini malah terbalik.
"Aku tidak butuh sentuhan kamu Ratna" Kata Danu tidak memperdulikan Ratna.
"Sekarang kamu pulang saja, sebentar lagi surat perpisahan kita akan keluar" Kata Danu dengan tegas.
Namun Ratna tidak memperdulikan perkataan Danu.
"Aku tidak mau pisah dari kamu, aku benar-benar membutuhkan kamu, aku berjanji akan berubah Danu, aku akan berubah seperti apa yang kamu inginkan, jika perceraian kita benar-benar terjadi, aku akan bunuh diri" Kata Ratna bermohon kepada Danu.
"Cukup Ratna, kamu tidak bisa mengancam ku, rasa percaya ku padamu sudah hilang" Kata Danu, pergi meninggalkan Ratna.
Ratna semakin menyimpan kebencian kepada Lia, emosi Ratna semakin memuncak, wajahnya berubah memerah seperti monster kelaparan. Ratna yang sudah tidak bisa menahan amarah melabrak Lia.
"Lia... kamu harus tanggung jawab" Labrak Ratna.
Lia yang sedang dijaga sama Marvin terkejut melihat kemunculan Ratna yang tiba-tiba seperti hantu. Tangan Ratna mau mencekik Lia yang terbaring lemah, Marvin menghentikan seketika.
Ratna mengamuk di ruangan Lia tanpa memperdulikan kehadiran Marvin. Amarah Lia semakin memuncak entah iblis apa yang merasuki dirinya. Marvin menjaga serangan Lia, Marvin yang sudah tidak tahan dengan sikap Ratna akhirnya bangun lalu menyeretnya keluar.
"Singkirkan tangan kotor mu itu" Kata Marvin.
"Lia... aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang, lepasin aku, aku bisa keluar sendiri" Teriak Ratna mengamuk seperti harimau mencengkram mangsanya.
Danu melihat Marvin menyeret Ratna keluar.
"Kamu memang sangat memalukan Ratna" Kata Danu dengan hati kecewa.
"Maafkan kesalahan Ratna tuan, karena tidak bisa mengendalikan diri, saya akan memperingati dia nanti. Ucap Danu menahan malu.
Danu akhirnya menyeret Ratna ikut dengannya, terjadilah perdebatan hebat antara Ratna dan Danu. Lia dengan wajah ketakutan memikirkan masalah tadi membuat dirinya resah, Marvin datang menemui Lia.
" Kamu tidak usah khawatir, ada aku disini yang akan menjagamu, sekarang kamu beristirahatlah dengan tenang" Kata Marvin menenangkan Lia.
"Apakah aku salah, Ratna yang sudah merebut calon suamiku waktu lalu, kini menyerang ku dengan tuduhan menjijikkan" Kata Lia mencurahkan kesedihan nya, air matanya menetes membasahi pipinya.
Mendengar perkataan Lia, Marvin hanya terdiam memikirkan cara untuk menghibur Lia. Tidak sanggup melihat Lia meneteskan air mata, Ia mengulurkan tangannya memberikan sapu tangan. Lia semakin bersedih, air matanya berlinang meratapi takdir kehidupannya.
Matahari mulai tenggelam, senja terlihat indah memancarkan aura kebahagiaan. Marvin yang sedari tadi menenangkan Lia kini terlelap di samping Lia. Ia begitu perhatian hingga lupa waktu untuk pulang ke rumah. Lia melihat perjuangan Marvin yang begitu tulus, Lia semakin jatuh cinta pada Marvin. Ia tak sanggup membangunkan Marvin yang terlelap dalam tidur nyenyak nya. Hari pun semakin malam, mata letih dan mulai menguap Lia akhirnya tertidur lelap bersama mimpi indahnya.
Marvin dan Lia kini merasa semakin dekat, mereka sama-sama menaruh rasa namun tidak mengungkapkannya. Mereka saling memberi sinyal hanya lewat tatapan mata. Bermimpi indahlah mereka berdua yang sedang di landa asmara cinta.