Chereads / Pernikahan Yang Dirindukan / Chapter 20 - Perasaan Tak Terbalaskan

Chapter 20 - Perasaan Tak Terbalaskan

Akankah ada cinta untukku.

sanggup kah aku menanggung rasa ini sendiri.

Akankah dia membalas rasa yang ku miliki.

Kenapa dia menumbuhkan rasa ini.

Aku yang takut untuk jatuh cinta,

Kini kembali merasakan benih-benih cinta.

Rindu yang kini ku simpan dalam hati semakin menggebu.

Bagaimana bisa aku menahan rasa yang sudah tumbuh dengan sekejap.

Duhai dewi cinta bantu aku untuk membuang rasa ini dalam sekejap.

Bayang-bayang menari seolah mengajak ku ikut dalam alunan tariannya.

Aku yang hanya Gadis biasa dari kota terpencil tidak pantas bersanding dengan seorang pangeran yang memiliki kekayaan berlimpah.

Tersadar dengan kekuranganku membuat hati ini semakin miris.

Duhai Dewi cinta salahkah aku menaruh hati padanya.

Jika memang tidak pantas kenapa takdir mempertemukan aku dengannya.

Aku tidak menginginkan pertemuan ini jika akhirnya hanya menjadi sekedar cerita.

Batin Lia termenung....

Liana Putri yang hancur hatinya, karena gagalnya lamaran dengan Danu tempo lalu menanggung derita cinta. Ia rela meninggalkan kota kecilnya karena ingin membuang pedihnya kenangan yang ia miliki di masa lalu. Hancur hati yang ia rasakan dimasa lalu membuatnya takut untuk jatuh cinta lagi. Siapa sangka pertemuannya dengan Marvin membuat semuanya berubah, takdir berkata lain. Lia jatuh hati pada Marvin, namun Lia tetap memendam rasa ini sendiri. Lia malu akan pengakuannya tentang cinta, karena Lia takut cintanya tak terbalaskan.

Kini Lia larut dalam lamunannya, memikirkan bagaimana cara menghindar dari Marvin. Marvin memang perhatian kepada Lia, tapi Marvin tidak pernah menyatakan perasaannya. Marvin bersikap dingin padanya, setiap gadis ingin dicintai dan diperhatiin dengan lebih. Marvin juga tidak sadar dengan sikapnya kenapa bisa begitu perhatian sama Lia. Padahal ia hanya mengikuti apa kata hatinya.

Kini Marvin dan Lia terbuai dalam lamunan masing-masing.

Matahari muncul perlahan memberikan pancaran sinar dan kehangatan di 'Tokyo' semua orang terbangun menikmati hangatnya mentari. Seperti biasa semua orang bersiap-siap menjalankan aktivitas masing-masing. Beramai-ramai orang berjalanan pergi ke tempat kerja masing-masing. Suasana semakin indah karena banyaknya wisatawan, Lia yang hanya hidup sendiri sebatang kara mempersiapkan diri untuk bekerja seperti biasanya. Lia sudah bisa menenangkan hatinya, Karena biar gimanapun Lia tidak mau mengalami hal yang sama di masa lalunya. Wajah ceria pun Lia pancarkan auranya semakin indah untuk dipandang, senyum manis di bibirnya membuat semua orang teduh.

Marvin yang sudah siap dari tadi pagi menunggu Eezar dengan duduk santai di kursi empuknya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Marvin.

Berbunyi lah bel depan rumahnya, seketika muncullah seseorang berdiri tegak di depan pintu rumahnya. Tiba di depan rumahnya Marvin kaget keheranan, Kenapa ia bisa ada dirumahnya.

"Marvin" Sapa Gadis itu dengan lembut.

Wajah Marvin berubah sinis mendengar sapaan Gadis itu, wajah Marvin berubah seperti orang melihat singa kelaparan. Gadis yang datang di pertemuan kemarin kini sudah nekat datang ke rumahnya. Jangankan membalas sapaan senyum pun tidak terbalaskan. Betapa malunya Gadis itu melihat sikap Marvin yang cuek kepadanya. Padahal Gadis itu berparas cantik menawan, memiliki tubuh yang indah dan seksi. Tidak ada lelaki yang mampu menolak keelokan rupa Gadis itu. Tibalah Eezar dengan pakaian rapi bersiap mau ke sekolah, bergegas bangun, Marvin langsung memegang tangan Eezar berjalan menuju mobil.

Gadis itu tidak dipersilahkan duduk sama sekali. Ia hanya terdiam berdiri di pintu. Marvin keluar melewati pintu tepat tempat Gadis itu berdiri. Dengan wajah memancar akan ke jijikan, Marvin menatap sekejap lalu masuk ke dalam mobilnya. Gadis itu mengelus rambutnya sambil menenangkan hatinya.

"Baiklah,,, aku tidak akan pernah menyerah Marvin" Ucap Gadis itu.

Sekarang tinggal hanya dia dirumah Marvin, pelayan sibuk bekerja menjalankan tugasnya masing-masing. Merasa malu, Gadis itu keluar dan pergi meninggalkan rumah Marvin. Lia yang sedang sibuk dari tadi menunggu Bus kini belum mendapat tumpangan, tanpa sengaja Danu melihat Lia. Dengan senang hati Danu keluar dari mobil menghampiri Lia.

" Lia...kamu ada disini, masuklah aku akan mengantarmu" Kata Danu berharap.

"Tidak usah kak... aku naik Bus saja" Jawab Lia sambil melihat jam ditangannya.

"Ini sudah siang Lia, nanti kamu telat" Kata Danu membujuk Lia.

Ya waktu memang menunjukkan pukul 08.00 Lia yang jual mahal kini menerima tawaran Danu.

"Baiklah kak, Lia masuk" Kata Lia dengan dingin.

Mereka pun berjalan dengan kecepatan sedang, diperjalanan Lia dan Danu tidak mengucapkan sepatah katapun. mereka berdua hanya terdiam menikmati suasana hati masing-masing. Danu biasa agresif menyapa Lia kini berubah menjadi dingin. Enatah hujan es apa yang mampu merubah sikap Danu. Sampailah Danu mengantar Lia, ketika mau turun, nampak lah dari depan mobil Marvin yang sedang mengantar Eezar sekolah. Terkejut dengan dahsyat, Marvin dan Lia menatap dari jarak jauh. Getaran-getaran cinta itu kini mulai bermunculan lagi, menari-nari di hati mereka berdua. Memasang wajah cemburu Marvin dengan cuek melewati Lia sambil memegang tangan Eezar. Melihat hal itu Danu dengan ramah menyapa Lia mau mengantar Lia sampai ruanagn. Namun Lia menolak Eezar yang masih menengok kebelakang memperhatikan dirinya, Eezar tiba-tiba menarik tangan Marvin.

" Tante... stop pa, aku mau sama tante Lia" Kata Eezar merengek.

Marvin yang menahan tangan Eezar kini melepasnya menemui Lia. Tersenyum bahagia Lia melihat Eezar.

"Hai... apa kabar kamu?" Tanya Lia dengan wajah ramah, sambil. mengelus rambut Eezar.

Marvin yang menyimpan kecemburuan kini terdiam cuek melihat keakraban ke ponakannya itu. Melihat ada Marvin Danu menundukkan kepala menyapa dengan ramah. Marvin membalas dengan senyum dingin sedingin salju di Kutub Utara. Sampailah Lia dan Eezar di ruangan sekolah tanpa diantar oleh Marvin dan Danu. Merasa tidak enak hati Danu pamitan alasan ada pasien di R.S. Akhirnya Danu dan Marvin sama-sama memutuskan untuk kembali ke tempat kerja.