"Jangan main-main denganku," ujar Regi. Ia berusaha keluar dari kurungan Gerand.
Sial, berbagai macam umpatan yang sebelumnya tak pernah Regi keluarkan meluncur begitu mudah.
Ia diperkosa oleh Gerand!
Lalu Regi tak bisa menghindar!?
Yang benar saja!
Oh Tuhan, kalau ingin hukum Regi, jangan lewat pelecehan seksual dari orang seperti Gerand. Regi tak bisa memilih. Dalam dunia orang miskin, tak ada yang namanya tawar menawar.
Sial, Deby tak henti-hentinya mengumpat. Regi akan habis di tangan Gerand.
Regi masih dalam pengaruh obat perangsang, yang tidak hanyalah obat tidur. Harusnya bisa menyingkirkan brengsek Gerand darinya!
Gila, Regi merasa ia tak pantas hidup. Harusnya Regi mati sudah dari dulu saja!
Pelecehan, Regi pantas untuk itu?
Tolong, lebih baik Regi mati!
Mata Regi berkunang-kunang, ia memaksakan dirinya tampar wajah Gerand. Regi tahu benar, saat itu ia sedang dalam pengaruh obat perangsang. Tapi kok berpengaruh ke tenaganya...?
Harusnya tidak. Tubuh Regi tidak berdaya, sedikit banyak, Regi pakai kesempatan sepersekian detik untuk melawan si gila Gerand.
Ia berjuang keras.
Wow, Gerand kaget. Harusnya Regi bahkan tak bisa bergerak. Lalu, why?
Gerand tahu benar pengaruh obat perangsang yang ia pakai berhasil buat Regi tak berkutik.
Lalu sekarang Regi justru menamparnya?
Menggelikan, itu terlihat bagus, good job yang menyakitkan. This is crazy. Gerand dapat lawan pas untuk dirinya. Regi adalah orang tersebut.
Tangan Gerand mengepal kuat, ia cengkram lengan Regi kuat. Tak peduli lengan perempuan itu mau lepas dari tempatnya sekalipun.
Gerand tidak peduli, tamparan Regi menjatuhkan harga diri Gerand. Bukan masalah rasa sakitnya, akan tetapi harga diri yang dijatuhkan. Gerand tak terima. Yang terjadi selanjutnya Gerand robek pakaian dalam Regi dengan paksa.
Regi full naked depan laki-laki yang tengah menatap marah tersebut. Seringai Gerand muncul. Akhirnya, setelah sekian lama ia berhasil lihat langsung tubuh orang sok kuat Regianis.
Tanpa aba-aba Gerand langsung mengunci gerakan Regi yang berusaha mendorongnya. Percuma, Gerand yang sepenuhnya bermain saat itu. Ia ambil alih. Regi bukanlah apa-apa untuk Gerand. Regi lemah!
Efek obat perangsang memang tak main-main. Regi kalah total.
Gerand buat tangan Regi bertumpu di atas kepalanya.
Kesadaran Regi semakin buruk. Terakhir yang ia lihat adalah Gerand mendekat ke wajahnya. Lalu sebuah ciuman ganas pun terasa. Regi ingin menangis.
Setetes air mata jatuh saat Gerand berhasil mencium bibir Regi dengan kuat. Kasar. Tidak ada kesan lembut untuk setidaknya menghargai bahwa itu adalah yang pertama kalinya untuk Regi.
Bukan penghargaan baik, Regi hanya berpikir ia harus melakukan hal pantas untuknya. Sayangnya tak ada satupun yang pantas untuk Regi.
Lupakan soal kontrasepsi, melihat reaksi Regi, Gerand berpikir untuk benar-benar melayang. Lebih tepatnya Gerand dan Regilah yang akan melambung jauh ke puncak kenikmatan.
Ciuman Gerand perlahan turun dari puncak dada Regi menuju surga dunia yang sesungguhnya. Gerand puas bermain-main di bagian atas tubuh Regi. Sekarang Gerand tertarik merasakan bagaimana cairan Regi. Kalau bibirnya manis, apalagi cairan cintanya.
Regi yang tak bisa berbuat apa-apa, ia lebih tepat disebut pasrah saat Gerand merentangkan kakinya untuk memudahkan pria itu meluncur masuk. Apapun yang terjadi kemudian, yang ada dalam otak Gerand hanyalah ingin merasakan tubuh Regi. Tak ingin tanggung-tanggung, Gerand lekas sampai ke bagian sensitif.
Gerand tak mau ada gangguan sedikitpun, ia ikat tangan Regi kuat. Tali tersebut dengan sangat mudah Gerand dapat. Dalam kamar Gerand, semua barang tersedia. Tak harus repot-repot cari benda tersebut.
"Akh..."
Suara desahan laknat terdengar. Dengan senang hati Regi mengumpat. Mata menatap nyalang Gerand. Saat Gerand menjulurkan lidahnya ke bagian sensitif wanita itu. Seluruh tubuh Regi begitu panas. Semakin intens, semakin Gerand tak mau lepas kenikmatan dunia yang tengah ia cicipi. Regi sempurna. Hasrat Gerand ingin menghancurkan orang itu semakin besar.
Sok besar, bahkan pengusaha dunia pun setidaknya harus mengalami masalah kalau berani usik hidup Gerand. Gerand sejatinya adalah orang penuh hasrat terhadap sesuatu.
Terlalu kuat dan memabukkan, Regi menggeliat gelisah. Seperti ada sesuatu yang akan keluar. Itu, mata Regi berkunang. Ia tahu apa yang akan keluar dari dirinya.
Orgasme. Mungkinkah Regi mengalami hal tersebut?
Oh Tuhan.
"Aku aku..."
Sebelum Regi sempat menyelesaikan kalimatnya, perempuan itu sudah dulu mencapai klimaks. Cairan orgasme langsung ditelan Gerand tanpa rasa jijik. Sudah Gerand duga cairan cinta Regi manis. Gerand sampai masih ingin merasakan lebih. Lidah lihai tersebut kembali bergerilya cari kenyamanan sendiri.
Rasa puas Gerand tak hanya sebatas itu, ia suka bahwa ialah yang pertama kali untuk Regi.
Sensasinya berbeda, saat Gerand bermain dengan wanita yang sudah disegel sekalipun. Gerand bisa rasakan bahwa Regi benar-benar menggoda.
Pengalaman Gerand buka segel perawan bukan baru kali itu. Saking banyaknya Gerand muak. Ah tidak, khusus gadis perawan, kira-kira baru lima kali. Regi adalah yang kelima.
Entahlah, Gerand tak pernah hitung berapa kali sih. Tak ada jumlah valid.
Soal Regi, bak ada kecanduan yang tak terelakkan, Gerand sangat memuja semua yang ada pada wanita itu.
Setelah ketiga kalinya Regi mengalami orgasme akibat ulah Gerand. Pada akhirnya, orang itu bangkit, posisi Gerand masih berada di atas Regi. Rupanya Gerand ingin melepas pakaian yang dikenakannya.
Sebab ya, sejak tadi dia masih berpakaian lengkap tanpa ada yang berubah. Kalau Gerand bermain dengan wanita lain, bukan Gerand yang harus menanggalkan pakaian menyebalkan tersebut, tetapi wanita itu sendiri. Masalahnya lawan main Gerand kali ini berbeda jauh, Regianis, si perempuan sok tinggi.
Jadilah Gerand harus melakukannya sendiri.
Sementara itu Regi tampak seperti orang yang tidak berdaya, dia diam dan tidak melakukan apa-apa. Air mata tak ada gunanya. Regi tak sanggup untuk sekadar menangis.
"Bagus, ini yang aku mau, sayang," bisik Gerand tepat di telinga Regi.
Wanita itu tidak melakukan apa-apa selain mengatur napas. Hanya itu yang bisa dilakukan Regi lakukan.
Namun, saat Gerand menggigit daun telinga, wanita itu secara spontan mengerang pelan. Ditambah rangsangan lain yang tak kalah menantang, tangan Gerand kembali menyentuh puncak dada Regi. Memainkan, membentuk pola abstrak yang sangat memabukkan.
Regi benar-benar kosong. Bak arwah berpisah dari tubuh. Regi benar-benar di perkosa!?
Oh Tuhan, cabut nyawa Regi!!!
"Kamu sangat cantik banyak hal dari kamu sangat menggoda dan mengikat. Kau adiktif, Regianis," kata Gerand, kemudian mengisap kuat-kuat kulit leher Regi.
Regi harusnya tenggelam ke dasar bumi. Atau, Gerand yang harusnya dapatkan hal tersebut. Menyatu?
Entahlah. Gerand hanya tahu ia tak ingin menghentikan aktivitas tersebut. Regi adalah miliknya. Tak bida diganggu gugat!
Hidup keras, mulai dari Gerand, hidup Regi hancur berkeping-keping!
Tidak ada yang bisa sangkal itu.
*****