Warning bad word. Mohon bijaklah memilih bacaan.
***
"Oke, mari kita buat kesepakatan, Pak. Bagaimana kalau saya mengikuti permainan yang Anda mainkan? Baik Anda dan saya tidak menyesal, Pak. Imbang."
Wajah Gerand yang semula santai berubah pucat saat Regi perlahan membuka selimut yang dipegangnya. Gerand spontan meneguk ludah yang terasa menyangkut di tenggorokan.
Terlalu berani dan menantang. Sampai akhirnya, seorang Regianis hanya mengenakan pakaian dalam.
Hei ayolah, sebelum ini Gerand bahkan terbiasa melihat lebih banyak. Seorang wanita yang benar-benar telanjang bukanlah hal baru dalam pandangan seorang Gerand Yosefa.
Bukankah turis asing juga berpakaian begitu?
Lalu apa yang salah?
Kenapa Gerand malah berkeringat dingin seperti ini sekarang?
Ayolah, itu sebatas pakaian dalam. Sekali lagi, para turis sudah terbiasa berpakaian seperti itu.
Lalu Gerand pun sudah terbiasa melihat perempuan full naked.
Tanpa Gerand duga, sekretarisnya itu duduk di pangkuannya. Gerand sampai menahan napas saking kaget oleh tindakan sang sekretaris.
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Menanggapi dengan baik?
"Bagaimana menurut Anda, Pak, padahal saya karyawan baru. Tak disangka ternyata saya menarik perhatian Anda secepat ini," ujar Regi sambil membelai lembut wajah Gerand lalu menggerakkan bokongnya.
Gerakan sensual ini tentu saja membuat hasrat Gerand tak terbendung. Untuk itu ia langsung mengubah posisi dengan menekan pusat tubuh sekretaris wanita pertamanya.
True, Regianis bahkan belum genap sehari menyandang status karyawan namun sudah menarik perhatian Gerand begitu cepat.
Jika biasanya para wanita yang datang sendiri dengan suka rela, maka kini Gerand harus berusaha untuk sampai ke titik tersebut.
Regianis adalah orang yang berbeda sampai Gerand harus menyusun planning sulit.
"Terlalu manis, aku pasti tidak akan membuatmu menyesal, sayang."
Setelah Gerand mengatakan itu, dalam sekali gerakan Regi berhasil membuat Gerand kalah.
Perubahan posisi terjadi sangat cepat.
Regi, yang belum pernah berhubungan dengan pria mana pun, bertingkah seperti perempuan murah profesional.
"Maaf Pak, yang harus kita lakukan sekarang adalah membahas kesepakatan. Bukan bercinta, jadi tolong tahan nafsumu," ucap Regi sambil mengusap dada telanjang bosnya.
Ini bukanlah penurunan harga diri, akan tetapi rencana yang telah disusun baik. Seorang yang perfeksionis seperti Regi terbiasa melakukan sesuatu dengan perencanaan matang.
Bahkan untuk membalas pun harus pakai cara yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Walaupun itu harus bertingkah seperti perempuan rendahan.
Tak masalah, orang gila seperti Gerand memang harus mendapat perlakuan khusus untuk menjinakkannya.
Atas nama orang tua yang membawa Regi ke dunia ini, dia tidak akan kalah begitu mudah. Jangan sebut Regianis dan ludahi wajahnya kalau tak membuat pemberontakan berkelas.
"Ayolah sayang, kamu sudah memancing sesuatu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja," ujar Gerand yang ingin meraih tengkuk Regi untuk menyatukan bibir mereka.
Secepat Gerand yang tak mampu mengontrol nafsu, secepat itu juga Regi langsung menutup mulut Gerand dengan satu jari. Dia juga mudah menahan tarikan Gerand.
Jangan mengira Regi kasar, tapi yang dia lakukan lembut. Begitu pula saat ia meremas alat kelamin atasannya.
Suara erangan menguasai ruangan.
Senyum miring Regi muncul.
"Ayolah sayang, kamu benar-benar menyiksaku," bisik Gerand.
Tak disangka Regi langsung bangkit dari atas tubuh Gerand sambil memandang lurus.
"Maaf Pak, yang harus kita lakukan sekarang adalah bicara bukan bercinta. Bukankah tidak ada hubungan seksual di antara kita?"
Gerand bukan orang bodoh. Untuk mendapatkan hal-hal yang dia ingin dari seseorang seperti Regianis, Gerand harus berusaha lebih keras.
Regi bukanlah orang yang mudah seperti perempuan lain yang temui selama ini.
Lalu hal tersebut membuat Gerand semakin merasa tertantang.
Sesuatu yang mudah sudah tidak biasa untuk Gerand, untuk itu dia ingin mencari sesuatu yang baru.
Regianis adalah orang yang tepat.
"Baiklah. Di mana Anda ingin Nona, kertas atau dokumen resmi?" Gerand bertanya, ia pun pergi mengambil file kosong untuk isi perjanjiannya dengan sang perempuan, sekretaris barunya.
"Apakah saya harus tinggal dengan Anda, Sir, seperti sugar daddy?"
Gerand langsung tersenyum. Pertanyaan frontal akan tetapi tampak tak bersalah. Bagaimana orang itu bertanya pakai tampang polos?
Terlepas dari pertanyaan vulgar, orang tersebut masih tak bisa menyembunyikan nada polosnya.
Gerand tidak salah memilih sasaran.
Saat menoleh, Gerand melihat orang itu tengah menatap datar. Ia sudah menggunakan selimut.
Kali ini karena suatu alasan, Gerand langsung menghela nafas lega. Setidaknya ia tidak harus melihat pemandangan erotis yang akan membuatnya kehilangan kendali.
Entah kenapa, hal yang dimiliki Regianis membuat Gerand yang sudah sering keluar masuk lubang perempuan menjadi sangat terangsang.
Harusnya kan seorang Gerand tampak biasa. Hey ia bahkan sering melihat lebih!
"Apa kau mau?" tanya Gerand.
Kali ini dia menggunakan sapaan biasa lagi. Tidak seformal beberapa waktu lalu. Perubahan kata sapaan sering terjadi di antara keduanya.
"Aku, tentu saja tidak. Tapi ya, jika kamu ingin, apa yang bisa ku lakukan? Menolak? Kurasa tidak... jangan kira aku bodoh. Aku akan lebih berhati-hati maka keputusanku adalah bentuk hal yang ku pikirkan," ucap Regi.
Wajah dan nada wanita itu datar tanpa minat.
Melihatnya Gerand pun langsung tersenyum. Memang, ternyata kalau masuk lebih dalam Regianis malah lebih menarik.
Gerand semakin jatuh lebih dalam.
"Menurutku kau tidak sepolos kelihatannya. Kau liar, diam-diam menghanyutkan dan panas. Tinggallah bersamaku tuan putri, aku akan menjadikanmu malaikat di rumahku nanti," kata Gerand dengan senyum culas.
Hal yang membuat Regi mendungus. Jijik!
Ia bicara dengan seorang CEO players!?
Bullshit!!!
"Saya bukan perempuan yang mudah tergoda maupun penggoda untuk mendapatkan perhatian Pak. Anda terlalu dangkal jika berpikir begitu," jawab Regi sambil menatap Gerand.
Ia kesal, jika boleh ingin buat Gerand tenggelam ditelan bumi.
Tangan Regi menepuk pelan pahanya agar tak kembali mengamuk. Not funny saat ia terlihat macam orang gila.
You know doggy, Regi selalu jijik melihat ia yang tak bisa mengendalikan diri. Itu adalah saat-saat ia lemah.
Tak setara antara kecerdasan EQ dan IQ.
"Aku tidak ingin hanya di bawah kontrak. Sugar Daddy, tch. Kamu sangat dangkal jika berpikiran begitu, Pak. Aku ingin kamu menikah denganku. Tapi bukan pernikahan sialan yang menghancurkan hidupku. Saat kita terlibat dalam suatu perjanjian kau lebih leluasa bertingkah seenaknya."
'Tanpa sadar aku pasti akan kehilangan banyak hal, apalagi jika itu berurusan denganmu. Keperawanan adalah hal yang tidak lagi menarik. Pada akhirnya aku akan menjadi sampah yang dibuang saat kamu tidak membutuhkannya lagi."
Gerand tanpa sadar berkedip lamat-lamat. Dia tidak pernah berpikir seorang perempuan memintanya untuk menikah. Apalagi itu karyawan sendiri.
Bukan soal kedudukan, lebih ke makna dasar kalimat tersebut.
Yang Gerand pikirkan sebelumnya adalah bermain dan bersenang-senang. Lalu sekarang malah menikah?
Rasanya Gerand benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, kamu mabuk, Miss Regianis?" tanya Gerand, masih tertawa sampai memegang perut.
Saking begitu kerasnya sampai membuat pemuda tersebut menangis.
Seorang Regianis ternyata sangat mengejutkan. Baru kali ini seorang Gerand Yosefa tertawa dengan keras dan selebar ini.
Lega dan menyenangkan. Tawa itu bukan untuk meremehkan akan tetapi karena ada yang lucu.
Bukan keimutan yang dibuat-buat, sungguh oleh sebab ada yang lucu.
Sedangkan Regi sendiri hanya menatap seperti biasa, datar.
"Saya benar-benar gila Pak. Ya atau tidak. Tiga detik, saya akan tinggalkan tempat ini. Meski begitu saya juga punya koneksi, jadi jangan remehkan saya. Kalaupun bukan dari orang yang berkuasa, saya memiliki seseorang untuk dimintai bantuan dan Anda juga tidak akan pernah bisa menebak."
Ekspresi Regi masih seperti biasa. Dia serius tentang koneksi, Regi sama sekali tidak mengada-ada.
Gerand langsung terdiam. Benar kata Regi, karena kepintarannya banyak orang yang sudah mengenal perempuan tersebut.
Apalagi dengan sikap Regi yang mengalir. Bahkan sejak kuliah, dia sudah memiliki banyak orang yang menyukainya.
But oleh sebab dia tangguh baik fisik maupun hati, membuat orang yang suka itu pun jadi tak berani melakukan apapun.
Gerand tahu karena dia sudah lama mengincar orang yang menatap datar padanya sekarang.
"Oke, kamu ingin menikah, kalau begitu ayo lakukan," kata Gerand akhirnya.
Tunggu, apa yang dia katakan?
Tidak ada yang akan tahu selain keduanya. Yang jelas hidup cerah bercampur gelap sudah menanti didepan sana.
Menjadi suami Regianis, Gerand menganggap itu bukan hal buruk. Sebaliknya, dia akan menjadi CEO dan suami fenomenal sepanjang masa.
Begitupun Regi yang berpikir soal hal-hal yang lebih menarik.
Kita lihat akan jadi apakah pernikahan tersebut. Sebuah keburukan atau kegilaan yang tiada habisnya.
Gerand tertarik menjatuhkan Regianis lebih dalam sampai tak berbentuk!!!
Hancur berkeping-keping!
*****